Takut Dimarahi Ayah karena HP Jatuh ke Parit, ABG 14 Tahun di Siak Hulu Kampar Gantung Diri dengan Kain Jilbab

Takut Dimarahi Ayah karena HP Jatuh ke Parit, ABG 14 Tahun di Siak Hulu Kampar Gantung Diri dengan Kain Jilbab

EN (14) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. (foto: merdeka.com)

Jum'at, 14 Oktober 2016 23:50 WIB
KAMPAR, POTRETNEWS.com - Seorang Anak Baru Gede (ABG) bernama EN (14) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri karena diduga takut dimarahi orang tuanya Jumat (14/10/2016). Sebab, sebelum kejadian, handphone korban jatuh ke dalam parit. Kapolres Kampar AKBP Edy Sumardi Priadinata SIK saat dikonfirmasi mengatakan, informasi yang diperoleh, diketahui bahwa korban bunuh diri pada Jumat pagi tadi sekira pukul 09.30 WIB di rumahnya di sebuah desa di Kabupaten Kampar, Riau.

Sebelum kejadian, pada pukul 07.00 0 WIB, ibu dan ayah korban berangkat kerja ke blok l Perkebunan Sawit PT CIS untuk lakukan aktivitas sebagai pekerja di perawatan kebun sawit itu. Korban tinggal di rumah bersama Lilis Fitriani untuk menjaga adiknya yang masih berusia 2 tahun.

Sekira pukul 09.00 WIB, korban dengan Lilis pergi memancing di kanal (parit) depan barak tempat tinggal korban sambil menggendong adiknya.

"Saat memancing HP milik korban di buang ke kanal (parit) oleh adiknya yang masih usia 2 tahun. Karena ketakutan dimarahi ayahnya, korban meminta Lilis (tunarungu) agar jangan memberitahukan hal tersebut (HP jatuh ke air) kepada ayahnya," ucap Edy seperti dilansir merdeka.com.

Tak lama kemudian, korban kembali ke barak atau tempat tinggalnya dan meninggalkan Lilis bersama adiknya di tepi kanal. Namun, korban tidak kunjung kembali menjemput Lilis dan adiknya.

"Sekira pukul 09.30 WIB, Lilis kembali ke barak dan melihat dari jendela belakang barak korban sudah dalam keadaan tergantung di dalam barak dengan menggunakan kain jilbab milik korban," katanya.

Di samping korban ada jeriken warna putih diduga diinjak korban sebelum gantung diri. Melihat hal itu, Lilis berusaha membantu dengan mendobrak pintu belakang, tapi pintu terkunci. Lalu Lilis mengambil pisau yang ada di belakang barak, kemudian masuk ke dalam barak lewat jendela. Dia juga memotong ikatan jilbab pada leher korban hingga terlepas.

"Namun sayang, korban sudah tak bergerak dan nyawanya tidak dapat diselamatkan," jelasnya.

Melihat kondisi ini, Lilis keluar rumah untuk meminta tolong ke tetangga bernama Irwan dan Nurhayani yang ada di depan barak mereka. Lalu Irwan memberitahukan kejadian tersebut kepada kedua orang tua korban dan mandor kebun Jakson Silalahi.

"Mendengar itu, kedua orangtua korban dan mandor pulang ke rumahnya dan melihat korban dalam keadaan terbaring tidak bernyawa di lantai barak," kata Edy.

Warga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. Beberapa menit kemudian, personel Polsek Siak Hulu dipimpin oleh Kanit Reskrim datang ke tempat kejadian perkara dengan membawa dokter dari Puskesmas Kubang, melakukan memeriksa terhadap korban.

"Dari hasil pemeriksaan diketahui ada warna lebam di leher bekas ikatan, ditemukan kotoran korban di celana korban, ditemukan celana dalam korban basah oleh urine korban. Tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan dari tubuh korban," ucap Edy.

Kemudian, tim Polsek Siak Hulu melakukan pencatatan para saksi, mengamankan barang bukti, melakukan dokumentasi, serta melakukan visum terhadap korban. Namun, orang tua korban membuat pernyataan penolakan autopsi.

"Dari hasil olah TKP dan hasil pemeriksaan dari dokter, disimpulkan bahwa kematian korban murni karena gantung diri. Diduga motifnya karena takut dimarahi oleh ayahnya karena HP dibuang oleh adiknya ke Sungai," pungkas Edy.

Sebagai ungkapan turut berduka, Jumat malam Kapolsek Siak Hulu Kompol P Zalukhu bersama anggotanya datang ke rumah duka dan berbaur bersama keluarga korban serta masyarakat sekitar. ***

Editor:
Farid Mansyur

Kategori : Peristiwa, Kampar
wwwwww