Home > Berita > Riau

BNPB Gunakan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Tangani Kebakaran Hutan dan Lahan

BNPB Gunakan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Tangani Kebakaran Hutan dan Lahan

Ilustrasi.

Jum'at, 26 Agustus 2016 10:41 WIB
PONTIANAK, POTRETNEWS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempersiapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Tahun ini TMC akan dikendalikan langsung oleh pusat dan dialokasikan ke daerah yang membutuhkan untuk hujan buatan guna memadamkan api di lahan yang terbakar.

"Tahun lalu koordinasi langsung oleh Provinsi, karena keterbatasan sumber daya manusia maka tahun ini, TMC akan dikendalikan oleh pusat dan akan dialokasikan pada daerah yang membutuhkan untuk hujan buatan," ungkap Kepala BNPB Willem Rampangilei saat menghadiri rapat koordinasi penanggulangan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di kantor Gubernur, Kalimantan Barat (25/8/2016).

Willem menambahkan, selain menerapkan TMC, sesuai arahan Presiden, pembuatan kanal bloking akan terus dilakukan bekerjasama dengan Badan Restorasi Gambut (BRG).

"Posko dan incident commander agar selalu aktif dan beroperasi. Briefing setiap pagi, dan sore harinya melakukan evaluasi sehingga kita selalu waspada terhadap karhutla," ucapnya.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penurunan kebakaran hutan dan lahan tahun ini sebesar 69,8 persen dibandingkan tahun lalu.

"Reputasi bangsa dipertaruhkan jika masalah asap menjadi masalah internasional. Karena Indonesia dianggap memberikan kontribusi CO2 terbesar akibat kebakaran hutan dan lahan," ujar Willem.

"Pencegahannya adalah mengidentifikasi daerah yang rawan kebakaran, meningkatkan sistem peringatan dini agar api yang masih kecil mudah dipadamkan, serta sosialisasi kepada masyarakat dan penegakan hukum," tambah dia.

Rapat koordinasi tersebut dibuka oleh Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis serta dihadiri Kementerian/Lembaga terkait dari Kementerian Koordinator PMK, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Walikota dan Bupati Se-Kalimantan Barat.

Cornelis mengatakan, pihaknya membutuhkan bantuan pemerintah pusat dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan. "Bupati dan Walikota saya harap untuk serius menangani bencana Karhutla tahun ini. Saat ini sudah hadir helikopter water bombing dan hujan buatan untuk membantu pemadaman," ujar Cornelis.

Saat ini Kalimantan Barat dan lima propinsi lainnya sudah menyatakan status Siaga Darurat kebakaran hutan dan lahan, yakni Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Pada tahun 2015, beberapa daerah mengalami keterlambatan penetapan status darurat karhutla sehingga penanganan menjadi tidak optimal. Api karhutla sudah terlanjur besar dan meluas sehingga sulit dipadamkan. ***

Editor:
Wawan Setiawan

Sumber:
Kompas.com

Kategori : Riau, Umum, Lingkungan
wwwwww