”Penjaga” Rupat Daratan dan Rupat Lautan adalah Dua Putri Cantik, Berikut Kisahnya

”Penjaga” Rupat Daratan dan Rupat Lautan adalah Dua Putri Cantik, Berikut Kisahnya

Ilustrasi.

Minggu, 10 Juli 2016 16:48 WIB
RUPAT UTARA, POTRETNEWS.com - Kisah tentang Puteri Sembilan yang pernah hidup di pulau Rupat menjadi perbincangan hangat saat ini ditengah masyarakat. Pasalnya cerita Puteri Sembilan ini juga hampir serupa dengan cerita Puteri Tujuh di Dumai. Alhasil, banyak wisatawan yang penasaran dengan kisah sebenarnya dan datang langsung ke Rupat untuk mendengar langsung cerita tentang Puteri yang katanya menjaga pulau Rupat Daratan dan Rupat Lautan dari masyarakat asli Rupat.

Kisah Puteri Sembilan ini baru terkuak sesuai kenyataannya sekitar 4 tahun silam, saat mantan Bupati Bengkalis, Ir Herliyan Saleh MSc didampingi Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Bengkalis serta sejumlah kepala SKPD di wilayah Kabupaten Bengkalis datang berziarah ke makam Puteri Sembilan, di Desa Puteri Sembilan, Kecamatan Rupat Utara.

Dari cerita dirangkum, sembilan Puteri Cantik dari kerajaan Siak Sri Indra Pura diantaranya 7 saudara kandung dan 2 sahabatnya meninggal dalam sebuah gua atau terowongan bawah tanah yang sengaja dibuat oleh ayahnya untuk bersembunyi selama para pendatang asing datang ke Rupat untuk mencari wanita yang akan dijadikan sebagai selir.

Sembilan Puteri cantik itu meninggal karena kehabisan stok makanan serta air saat bersembunyi di dalam gua seperti perintah ayahnya. Meski sembilan Puteri itu telah meninggal, namun masyarakat masih menganggap mereka ada. Seperti halnya, banyak cerita mistis yang terjadi disekitar makam Puteri Sembilan, termasuk kejadian-kejadian aneh di sekitar Rupat Daratan dan Rupat Lautan.

"Puteri sulung adalah penjaga Rupat Daratan, sementara Puteri bungsu adalah penjaga Rupat Lautan. Dalam pesannya saat dialog yang dilakukan para normal dengan Roh Puteri Sulung beberapa waktu lalu, bahwa mereka akan murka kepada manusia yang serakah dan mengabaikan salat," kata Kepala Disbudparpora Bengkalis, Eduar kepada GoRiau.com, Minggu (10/7/2016).

Menurut cerita rakyat, Puteri Sembilan ini tidak hanya cantik paras nya saja, tetapi hatinya suga bersih. Sehingga banyak saudagar yang datang ke Rupat dimasa dulu hanya ingin mempersunting kesembilan Puteri tersebut. Sayangnya, hal itu tidak pernah bisa dicapai saudagar yang datang ke Rupat.

"Dulu orang datang ke makam Puteri Sembilan untuk memohon diberikan rezeki berlimpah dan kekayaan, hal itu kebanyakan terkabul. Hanya saja, mereka yang sudah mendapatkan keinginannya, selalu lupa bersyukur dan selalui mengabainya kewajiban salat 5 waktu. Ini membuat Puteri marah, dan kembali menegaskan agar siapapun yang datang ke Makamnya tidak dibenarkan meminta kaya dan lain sebagainya. Boleh datang hanya untuk berziarah," ungkap Eduar lagi.

Eduar menceritakan, dilingkungan makam Puteri Sembilan beberapa jiwa telah pergi dari raganya. Dan setiap hari pagi dan sore hari, Puteri Sulung menabur bunga dibeberapa tempat yang sudah membuat warga meninggal akibat keserakahannya dan meninggalkan salat.

"Ini cerita yang disampaikan Puteri Sulung saat kami berziarah ke makamnya. Banyak fenomena alam yang membuat kita kagum disekitar makam Puteri Sembilan. Namun semua itu punya cerita bagaimana bisa terjadi dan itu juga sudah diceritakan Puteri sulung. Saat ini kisah Puteri Sembilan yang disampaikan Puteri sulung ini sudah banyak diketahui masyarakat Rupat. Itulah makanya banyak yang penasaran dengan kisah ini datang langsung ke Rupat untuk mendapat cerita sebenarnya dari masyarakat," ujar Eduar.

Sementara itu, Disbudparpora Bengkalis juga akan menuliskan kisah ini pada sebuah buku yang nantinya akan menjadi cerita rakyat atau sejarah yang tidak hilang dimakan masa.

Selain itu juga, Eduar menambahkan, pada akhir pekan ini, Disbudparpora Bengkalis kembali menggelar Festival Pantai mulai 15 Juli sampai 17 Juli 2016. Berbagai kegiatan kesenian dan budaya akan ditampilkan pada hari itu. Tidak kalah menariknya pada malam kedua akan ada tari zapin api yang dibawakan langsung oleh masyarakat asli Rupat yang sudah mahir menari diatas bara api.

"Hanya tinggal beberapa hari lagi, festival pantai di pantai pesona ini akan membuat pengunjung atau wisatawan tidak akan pernah lupa dengan Rupat Utara. Banyak hiburan serta kesenian yang bisa disaksikan pengunjung yang datang ke Rupat di akhir pekan ini. Tidak perlu khawatir dengan penginapan selama di Rupat, karena banyak masyarakat yang akan menyewakan kamar rumah mereka dengan fasilitas hotel kepada pendatang ke Rupat," ujar Eduar. ***

Editor:
Farid Mansyur

Sumber:
GoRiau.com

Kategori : Bengkalis, Peristiwa
wwwwww