Home > Berita > Rohil

Prof Mahfud MD Sebut 3 Persen Sarjana adalah ”Koruptor” karena Kebanyakan Kampus Tidak Cetak Cendekia

Prof Mahfud MD Sebut 3 Persen Sarjana adalah ”Koruptor” karena Kebanyakan Kampus Tidak Cetak Cendekia

Mahfud MD saat menyampaikan orasi ilmiah di Bagansiapiapi, Kamis (17/3/2016).

Jum'at, 18 Maret 2016 00:48 WIB
BAGANSIAPIAPI, POTRETNEWS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi(MK) Mahfud MD menyatakan, hampir 3 persen lulusan pascasarjana adalah koruptor. Menurutnya, kebanyakan universitas hanya mencetak sarjana tapi bukan seorang cendekia. Ia menjelaskan, perilaku seorang cendekia sudah tersurat dalam kitab surat Alquran bahwa seorang cendekia adalah seorang yang ulul albab. Filosofi yang tercantum dalam UUD 1945 belum tercermin dalam kehidupan sehari-hari bahwa seorang pemimpin harus melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.

Pria yang pernah menjadi Menteri Pertahanan di era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menyebutkan, kebanyakan sarjana merupakan intelektual yang memiliki ijazah. Sedangkan cendekiawan orang yang memiliki kecerdasan dan berhati mulia.

"Pada hakikatnya, di dalam agama Islam, semakin pintar orang tersebut, akan semakin takut kepada Allah. Walaupun orang itu seorang doktor atau pun profesor. Jika ada sifat sombong di dalam hatinya, belum disebut orang tersebut cendekia," kata Mahfud ketika memberikan orasi ilmiah dalam acara pelantikan Pengurus Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau periode 2015-2010, Kamis (17/3/2016) di Gedung Serbaguna, Bagansiapiapi, Riau

Dia berpendapat, seorang sarjana dibekali kepintaran otak tanpa diberengi dengan kecerdasan moral menyebabkan Indonesia semakin terpuruk karena minimnya cendekiawan. Dia menilai, lulusan sarjana hanya akan menambah beban untuk menjadi koruptor-koruptor yang baru.

Pengalamannya sebagai Hakim Mahkamah Konstitusi, membuka rahasia bagaimana cara seorang hakim yang korup memeras kepala daerah yang bersengketa. Adalah sangat naif jika seorang Hakim MK berbicara keadilan jika harta kekayaannya mencapai ratusan miliar. Dia mengungkapkan, hakim yang memainkan perkara biasanya akan memeras kepala daerah yang dalam putusan akan menang.

"Kamu mau menang gak? Padahal memang dia mau menang. Artinya hakim punya teknik untuk memeras karena dia adalah sarjana, bukan karena seorang cendekiawan," kata Mahfud.

Pelantikan pengurus KAHMI juga dihadiri Bupati Rokan Hilir Suyatno, unsur forkopimda, mantan Ketua DPRD Riau yang juga Ketua Umum KAHMI Riau Drs Johar Firdaus dan seluruh SKPD. ***

(Mukhlis)
Kategori : Rohil, Umum
Sumber:GoRiau.com
wwwwww