Kisah Haru dari Kepulauan Meranti: Meski Hidup dalam Kesulitan, Ibu Muda Ini Rela Rawat Nenek Terlantar Sebatang Kara Asal Pulau Bintan

Kisah Haru dari Kepulauan Meranti: Meski Hidup dalam Kesulitan, Ibu Muda Ini Rela Rawat Nenek Terlantar Sebatang Kara Asal Pulau Bintan

Surya (kiri) berfoto bersama Halimah (sebelumnya mengaku bernama Jamaliah) di kediamannya yang amat sangat sederhana.

Rabu, 09 Maret 2016 20:19 WIB
SELATPANJANG, POTRETNEWS.com - Mau membantu kesusahan warga tak mampu memang diperlukan jiwa-jiwa khusus yang tulus mengharap ridha Ilahi. Terlebih yang dibantu itu bukanlah dari garis keturunan alias orang lain yang hanya kenal di waktu-waktu tertentu. Salah seorang pahlawan sosial itu berada di Desa Banglas Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti, Riau. Dia bernama Surya (32) seorang ibu rumah tangga yang ekonomi keluarganya tergambar jelas bisa dikategorikan warga kurang mampu. Meski dalam kesulitan, Surya rela merawat perempuan tua terlantar sebatang kara yang sedang sakit, di rumahnya.

Perempuan tersebut mengaku dari Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Di usia senja, perempuan yang sudah sakit sejak 2015 itu terbaring lemah di rumah Surya, kondisinya memprihatinkan, sebelah badannya tidak bisa digerakkan.

Ketika didatangi awak media, Surya menceritakan awal mulanya perempuan yang dipanggil Halimah tersebut tinggal di rumahnya. Menurut Surya, waktu itu sekitar Bulan Oktober 2015 lalu, dia ke RSUD Kepulauan Meranti. Sepulang dari RSUD, Ia mendapati sudah ada Halimah terbaring lemah di dalam gubuk tua miliknya.

Setelah dicari tahu, rupanya Halimah diantar perangkat desa, karena waktu itu Halimah ke Kantor Desa Banglas Barat untuk meminta bantuan. "Karena rumah saya dalam keadaan kosong, tetangga berinisiatif membuka rumah saya dan meletakkan Buk Halimah di sini," ujar Surya.

Setelah itu, cerita Surya lagi, dilakukan pertemuan di Kantor Desa. Dari sana, dikumpul semua orang yang pernah dikunjungi Halimah sejak Ia masih sehat, beberapa tahun belakangan. Memang, saat sehat, perempuan asal Bintan itu telah merata tinggal di beberapa tempat di Kepulauan Meranti, Riau.

"Waktu berkumpul itu, semua warga tidak menyanggupi untuk merawat Buk Halimah. Saya kasihan, akhirnya sayang merawat sampai saat ini. Dulu janjinya giliran, tapi sudah 4 bulan di rumah saya," ujar Surya, Selasa (8/3/2016).

Pantauan media, Surya tinggal di gubuk papan yang tidak begitu besar, Jalan Bambu Kuning ujung Desa Banglas. Warna kusam menandakan bahwa gubuk itu telah lama berdiri. Di depan rumah, terdapat pondok kecil yang dilengkapi makanan ringan untuk anak-anak, kebetulan di depan rumah Surya berdiri salah satu sekolah dasar. Kalau ditotal secara kasat mata, nilai dagangan Surya tidak lebih dari Rp200 ribu.

Rupanya, jualan itulah yang menjadi harapan Surya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, di samping pendapatan suaminya sebagai buruh lepas. Surya memiliki tiga orang anak. Anak paling tua saat ini sudah kelas 2 SMP dan berusia 13 tahun.

Anak keduanya berusia 7 tahun kelas 2 SD. Sementara anak kecilnya 3 tahun dan belum sekolah. Untuk mengurus Halimah, dilakoni Surya dengan sendirinya atas dasar kasihan. Apa yang mereka makan, itu pulalah yang dimakan Halimah. Di dalam ruangan yang berukuran sekitar 2 x 2,5 meter itu Halimah terbaring lemah.

Bau pengap semerbak, lantaran untuk makan minum, mandi dan buang air, serta mandi, Halimah tidak bisa kemana-mana, dan melakoni semuanya di dalam kamar. Mungkin ini sedikit kisah heroik pahlawan sosial di Kota Sagu. Terkadang hati tulus itu ada di mereka-mereka yang seharusnya juga mendapat perhatian khusus dari pihak yang mampu.

Bagi yang ingin melihat langsung keluarga Surya yang bisa dikategorikan keluarga tidak mampu ini, bisa menghubunginya di nomor 085376984784. Sebab, di usia senja, perempuan terlantar sebatang kara asal Bintan yang mengaku namanya Halimah (sebelumnya mengaku bernama Jamaliah, red) ini memang perlu mendapatkan perhatian lebih dari saudara maupun anak-anaknya. ***

(M Yamin Indra)
Kategori : Meranti, Umum
Sumber:GoRiau.com
wwwwww