Posting Surat Terbuka Lewat Facebook, Sekretaris DPD Golkar Kampar Pecah Kongsi dengan Ketua Ahmad Fikri?

Posting Surat Terbuka Lewat Facebook, Sekretaris DPD Golkar Kampar Pecah Kongsi dengan Ketua Ahmad Fikri?

Gambar postingan surat terbuka kepada Ketua DPD Partai Golkar Kampar yang juga Ketua DPRD setempat, di akun Facebook Eka Sumahamid.

Sabtu, 13 Februari 2016 12:48 WIB
BANGKINANG, POTRETNEWS.com - Daftar panjang politisi yang merasa dizalimi terus bertambah. Dialami Sekretaris DPD II Golkar Kampar Eka Sumahamid yang merasa dizalimi Ketua DPD II Golkar Kampar Ahmad Fikri. Ungkapan perasan itu, diposting Eka lewat tulisan dinding pada akun Facebook miliknya "Eka Sumahamid", Jumat (12/2/2016) subuh. Ia menyebut tulisannya itu sebagai surat terbuka kepada Fikri yang juga Ketua DPRD Kampar.

Tulisan itu diawalinya dengan puja-puji terhadap Masnur, saat ini Ketua Komisi E DPRD Riau, kala memimpin Golkar Kampar.

"Saya ingin mengajak kita semua untuk merefleksi kembali kepemimpinan PG pada masa Pak Masnur," katanya.

Kemudian, Eka mulai buka-bukaan soal karir politik Fikri dari nol hingga berhasil merebut posisi Ketua DPD II Golkar Kampar dan puncaknya menjadi Ketua DPRD Kampar.

Ia mengklaim karir politik Fikri di Golkar adalah buah perjuangannya. Ia menyebutkan, Fikri awalnya hanya menjabat Wakil Bendahara Golkar Kampar.

Tak puas sampai di situ, isi tulisan Eka pun kian klimaks. Ia mengungkap strategi politik adu domba yang kerap dimainkan Fikri. Bahkan kini, dirinya pun merasa menjadi "korban" politik Fikri.

Eka mengaku, Fikri sedang berupaya menggulingkan dirinya dari posisi Sekretaris Golkar Kampar. Pernyataan dari Pimpinan Kecamatan (PK) menyetujui dirinya dicopot, mulai dikumpulkan. Menurutnya, langkah tersebut menyalahi aturan.

Dengan lantangnya, Eka menyebut dirinya dekat dengan bupati. Kedekatan dirinya itu, menurut dia, membuat Fikri marah. Bukan itu saja. Eka juga terkesan menjengkali kapasitas Fikri.

"Maaf... Anda bisa apa Pak? Semua pengurus dan kader juga tahu," tanyanya.

Berikut isi lengkap surat terbuka Eka Sumahamid :

Surat terbuka buat Ahmad Fikri
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Kampar
( Ketua DPRD Kabupaten Kampar )
Kepada yth,
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Kampar

Dengan hormat,
Saya ingin mengajak kita semua untuk merefleksi kembali kepemimpinan PG pada masa pak Masnur ( anggota DPRD Prov Riau ), bahwa prestasi gemilang diraih PG ketika itu dengan perolehan jumlah kursi yang spetakuler sebanyak 16 kursi.

Banyak kebijakkan dan program yang pro terhadap kepentingan rakyat yang menjadi prioritas kerja pak masnur. Kepiawaian beliau bukan hanya diakui oleh kawan, bahkan rival politikpun menyadari kredibilitas dan kapabelitasnya. Kuning sempat menjadi warna politik dominan ketika itu.
Pada saat itu, saya menjabat sebagai sekretaris DPD PG Kampardan Bapak Ahmad Fikri hanya sebagai wakil bendahara saja. Posisi itupun saya sendiri yang memperjuangkannya, karena ketika itu Bapak Ahmad Fikri adalah rival politiknya Bapak Masnur.

Bapak Fikri yang terhormat,
Bapak memang lihai dalam politik adu domba. Bagaimana bapak bisa mengadu domba saya dan bapak masnur ketika itu merupakan prestasi gemilang yang bapak peroleh. Sehingga PGKampar menjadi konflik sampai akhirnya diselenggarakan Musdalub. Karena ambisius para PK PG tidak memilih bapak melainkan memilih bapak syafrizal sebagai ketua baru.

Bapak syafrizal pun tidak bertahan lama karena bapak juga memainkan mautnya politik adu domba ( politik belanda ) antara saya dan bapak syafrizal ( ketika itu saya juga sekretaris ) dan pada akhirnya diadakan Musda sebagai solusi konflik tersebut. Dan Musda itu memilih bapak burhanuddin sebagai ketua DPD.

Setelah bapak burhanuddin tidak terpilih sebagai bupati, ambisi bapak kembali kambuh. Politik adu domba pun kembali hadir. Segala macam upaya kembali bapak lakukan sehingga bapak burhanuddin terjungkal. Dengan menggunakan kekuatan bapak jefri noer sebagai bupati kampar terpilih serta perjuangan saya dan kawan2 lainnya akhirnya ambisi lama bapak jadi kenyataan...

Ya akhirnya singgasana ketua DPD Kampar jatuh dipangkuan bapak dan sampai akhirnya bapak syafrizal dijungkalkan dari ketua DPRD kampar dengan segalah cara konspirasi dan ambisi yang luar biasa dari bapak... astauqhfirullah Memang saya kembali menjabat sekretaris DPD
Tapi pak fikri!!
Apakah saya salah ketika saya juga ingin tampil sebagai salah seorang calon ketua DPD PG Kampar?
Apakah anda belum puas dengan apa yang sudah PG berikan kepada bapak? 3 x sebagai anggota DPRD dan 4 tahun sudah menjadi ket DPD dan DPRD
Atau jangan2 bapak takut berhadapan secara jantan dengan saya? Makanya bapak mencoba mengumpulkan pernyataan pengurus DPD untuk mereposisi dan memecat saya sebagai pengurus dengan cara inkonstitusional?
Bapak sangat memalukan!
Bapak marah saya dekat dengan bupati padahal bapak sendiri yang pernah berjanji untuk sama2 melindungi dan membantu program bapak bupati sampai akhir jabatanya demi memperoleh ketua DPD PG. Bahkan bapak pernah bilang kalau berkhianat bapak mau digantung di jembatan bangkinang. Tapi apa yang terjadi?

Saya hanyalah orang yang komit kepada janji , sebab itu adalah prinsip kredibilitas seseorang makanya sampai hari ini komitmen itu saya jaga dan pelihara.
Apa salah saya pak fikri?
Bukankah semua program PG saya yang buat dan laksanakan. Maaf... Anda bisa apa pak? Semua pengurus dan kader juga tahu.

Hanya karena saya ingin mencalon bapak menjadi gentar dan ingin berbuat apa saja walaupun itu inkonstitusional...
Jangan anggap PG ini milik bapak. Berapa sih suara yang bapak peroleh pada pileg yang lalu? Padahal bapak ketua DPD dan DPRD. Malu dong pak sama anggota fraksi PG.

Saya hanya mengingatkan bapak bahwa di atas langit masih ada langit
Saran saya kepada bapak!
Mari kita buat ring demokratis
Jangan ada cegal mencegal apalagi pecat memecat...
Mari kita buktikan secara satria dan jantan siapa yang lebih baik di antara kita...

Permohonan maaf
Atas kelancangan ini,


Eka Sumahamid, ST, M.Si.

(Mukhlis)
Kategori : Kampar, Umum, Politik
Sumber:Tribunpekanbaru.com
wwwwww