Diduga Kelelahan Urus Keramba yang Diterjang Banjir, Peternak Ikan Kotopanjang Mendadak Pingsan dan Akhirnya Meninggal

Diduga Kelelahan Urus Keramba yang Diterjang Banjir, Peternak Ikan Kotopanjang Mendadak Pingsan dan Akhirnya Meninggal

Peternak ikan keramba di Sungai Kampar, tidak jauh dari PLTA Kotopanjang sibuk membenahi keramba akibat kenaikan muka air sungai, Senin (8/2/2016).

Selasa, 09 Februari 2016 07:12 WIB

KAMPAR, POTRETNEWS.com - Seorang warga Desa Ranah, Kecamatan Kampar, Riau bernama Marzuki (51) meninggal dunia, Senin sore (8/2).  Almarhum diduga kelelahan setelah berupaya mengurus kerambahnya agar tak hanyut terbawa banjir Sungai Kampar.

Seperti dilansir riaupos.co, Marzuki yang merupakan warga RK 5 Ranah Dalam, Desa Ranah tersebut bersama warga pemilik kerambah lainnya amat sibuk memperkokoh kerambah masing-masing agar terhindar dari terjangan derasnya air Sungai Kampar karena banjir.

Diduga karena kelelahan, Marzuki yang akrab dipanggil Ocu Juki tersebut mendadak pusing dan kakinya tersangkut di tali kerambah. Warga lainnya yang mengetahui kejadian tersebut segera mendekat dan menolongnya. Namun ketika dibawa ke rumahnya, Marzuki menghembuskan nafas terakhirnya.

Peristiwa tersebut sempat membuat aktivitas petani kerambah terhenti, karena mereka beramai-ramai membantu evakuasi Marzuki dari tepi Sungai Kampar ke rumah korban yang tak jauh dari lokasi korban jatuh.

Kepala Desa Ranah Doni Arianto membenarkan adanya warga yang meninggal dunia setelah memperbaiki posisi kerambah. “Memang benar ada warga kami yang meninggal dunia. Beliau kemungkinan kelelahan, sehingga pusing dan meninggal dunia. Sekarang jenazah masih di rumah duka, direncanakan akan dikebumikan besok (hari ini, red)," ucapnya.

Disebutkan Kades, debit air Sungai Kampar hingga malam tadi terus menunjukkan peningkatan, namun posisi rumah korban tergolong cukup tinggi, sehingga jenazah masih disemayamkan di rumahnya. Namun, bila air sampai menggenangi rumah korban, maka akan dicarikan solusinya untuk menempatkan jenazah di tempat yang lebih aman.

“Rumah korban tergolong tinggi, semoga saja tidak dimasuki air banjir. Namun bila air terus naik dan masuk ke rumah korban, maka akan carikan solusi untuk memindahkan jenazah, tentunya dengan musyawarah bersama pihak keluarga," sebutnya.(why)

(wawan setiawan)
Kategori : Peristiwa, Kampar
Sumber:riaupos.co
wwwwww