Home > Berita > Siak

Libur Imlek, Istana Siak Dipadati Wisatawan

Libur Imlek, Istana Siak Dipadati Wisatawan

Bangunan Istana Siak Sri Inderapura di kota Siak, Riau, 30 Oktober 2014. Istana tersebut dibangun pada tahun 1889 saat masa pemerintahan Sultan Syarif Hasim. (foto: liputan6.com)

Senin, 08 Februari 2016 11:56 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Liburan Tahun Baru Imlek menambah jumlah kunjungan wisatawan ke Istana Siak Sri Inderapura, Riau. Ratusan wisatawan tampak memadati Istana. Jumlah tersebut meningkat dari hari libur biasanya.

"Kurang lebih lima ratus orang untuk hari ini saja mengunjungi istana," kata Pengurus Istana Siak, Zainudin, Minggu (7/2/2016). Zainudin menyebutkan, meningkatnya jumlah pengunjung ke Istana Siak turut dipengaruhi libur bertepatan tanggal merah Hari Raya Imlek.

Masyarakat memiliki waktu yang panjang menikmati hari libur setelah hari minggu. Belum lagi kebanyakan pegawai negeri dan  swasta sebagian sudah ada yang libur sejak hari Sabtu.

Menurut Zainudin, jika dibanding hari libur biasa, kunjungan wisatawan yang dikemas dalam wisata religi dan sejarah ini biasanya hanya berkisar 150 orang. Hari biasa umumnya pengunjung kebanyakan  murid sekolah yang  ingin belajar sejarah soal Kerajaan Siak.

Di Istana Siak warga disuguhkan cerita sejarah kejayaan kerajaan melayu. Berbagai bukti sejarah di pajang di setiap sudut istana, baik itu foto - foto keluarga Sultan Siak maupun perlengkapan istana.

Di Istana Siak, banyak peninggalan masih terawat dengan baik seperti meriam di setiap sudut istana, kapal raja yang kerap digunakan raja Siak berlayar, kursi raja terbuat dari emas, pakaian lengkap dengan mahkota dan pakaian permaisuri.

Tak kalah menarik, di Istana Siak masih terawat dengan baik sebuah alat musik sejenis gramofon yang disebut Komet. Konon, alat musik ini hanya ada dua di dunia. Satu komet lagi berada di Jerman. Namun hebatnya, Komet milik raja Siak hingga kini masih hidup. "Kabarnya komet di Jerman sudah tidak berfungsi," kata Zainudin.

Alat musik berupa piringan yang terbuat dari baja terpajang di sebuah lemari berukuran 3 x 1 meter. Dentingan melodi mirip suara piano dengan alunan instrumen klasik karya komponis Jerman abad VIII yang terkenal Ludwig van Beethoven, Wolfgang Amadeus Mozart dan Richard Strauss.

Menurut Zainudin, Komet tersebut dibawa oleh Raja Siak ke XI bernama Sultan Assyaidis Syatif Hasim Abdul Jalil saat melawat ke Jerman. Komet dibawa dari Jerman menggunakan kapal milik Ratu Belanda Wilhelmina sampai Singapura. "Dari Singapura dibawa menggunakan kapal sultan sampai ke Siak."

Tidak hanya itu, masih ada lagi beberapa gramofon terpajang di setiap sudut ruangan, namun dalam bentuk ukuran kecil. Kata Zainudin, persahabatan Sultan Syarif Hasim cukup dekat dengan Ratu Wilhelmina, selain diperkuat dengan hubungan perekonomian dan perdagangan, kedua raja itu juga disebut menuntut ilmu di sekolah yang sama di Belanda.

Begitu dekatnya, Ratu Wilhelmina mdnghadiahkan Sultan Siak sebuah patung kepala sultan yang terbuat dari batu pualaman dan dihiasi berlian di bagian matanya.

Patung tersebut menjadi peninggalan fenomenal di Istana Siak yang hingga kini masih terjaga dalam sebuah estalase kaca di sudut ruangan. ***

(Mukhlis)
Kategori : Siak, Umum
Sumber:Tempo.co
wwwwww