Oknum Polhut Kampar Diduga Terima Uang sebagai ”Kompensasi” Lepaskan Alat Berat Tangkapan

Oknum Polhut Kampar Diduga Terima Uang sebagai ”Kompensasi” Lepaskan Alat Berat Tangkapan

Ilustrasi/Alat berat yang pernah ditangkap Dinas Kehutanan Kampar pada tahun 2013, di Kecamatan Kampar Kiri. (foto: goriau.com)

Jum'at, 05 Februari 2016 15:47 WIB
BANGKINANG, POTRETNEWS.com - Polisi Hutan Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar, Riau, diduga melepaskan alat berat yang ditangkap, Rabu (3/2/2016) sore. Alat berat itu beroperasi di dalam kawasan hutan yang terletak di Desa Tanjungmas, Kecamatan Kampar Kiri. Informasi penangkapan itu sudah beredar sejak Kamis (4/2/2016) pagi. Seorang warga setempat yang enggan identitasnya dimuat, mengungkapkan, operasi penangkapan itu dilakukan oleh oknum Polisi Kehutanan. Dipimpin langsung oleh Kepala Satuan Polhut Dishut Kampar Salman.

"Dishut hanya mengambil komputernya (alat berat eskavator) aja. Alat berat nggak langsung diamankan," kata pria ini.

Menurut dia, Polhut sengaja tidak segera mengamankan alat berat itu. Negosiasi antara pihak pemilik alat berat sekaligus pemilik lahan dengan Polhut sempat terjadi. Hingga keesokan harinya, Kamis (4/2/2016), negosiasipun selesai. Diduga Polhut meminta sejumlah uang.

Penangkapan itu diakui oleh seorang pekerja pemilik lahan Zulfan Halim bernama Jhon Centeng.

Saat dihubungi, Kamis (4/2/2016) malam, Jhon mengungkapkan, komputer alat berat yang sempat diamankan Polhut telah dikembalikan. Ia mengakui, dirinya memberikan sejumlah uang kepada Polhut. Namun ia enggan menyebutkan jumlah uang tersebut. "Biasalah. Uang solar mereka aja. Mereka datang ke sini kan pakai mobil," ujar Jhon.

Ia sendiri tidak mengetahui dasar Polhut Kampar yang dipimpin oleh Salman itu menindak alat berat saat beroperasi. Dikatakan, Polhut hanya memberikan peringatan karena aktivitas pengoperasian alat berat tanpa izin.

Soal kapasitas Polhut yang seharusnya hanya dapat menindak segala aktivitas ilegal di dalam kawasan hutan, Jhon tidak tahu-menahu. Ia enggan memberi keterangan ketika ditanya dasar Polhut karena lahan perkebunan kelapa sawit itu berada dalam kawasan hutan.

"Itu saya tidak tahulah. Kalau itu yang lebih tahu bos saya (Zulfan Halim)," ujar Jhon. Ia berkilah, alat berat itu bukan untuk membuka lahan atau land clearing. Menurut dia, alat berat sengaja didatangkan untuk memperbaiki jalan yang rusak akibat hujan. "Kalau jalan rusak, gimana mau angkut produksi? Iya kan?," kata Jhon. ***

(Farid Mansyur)
Kategori : Hukrim, Umum, Kampar
Sumber:Tribunpekanbaru.com
wwwwww