Home > Berita > Siak

Syamsuar Ingin Gedung yang Dibangun di Siak Bernuansa Melayu dan Tahan sampai 50 Tahun

Syamsuar Ingin Gedung yang Dibangun di Siak Bernuansa Melayu dan Tahan sampai 50 Tahun

Gedung Daerah Kabupaten Siak terlihat begitu megah di tepian Sungai Siak. (foto: istimewa/goriau.com)

Rabu, 13 Januari 2016 07:27 WIB
SIAK SRI INDRAPURA, POTRETNEWS.com - Akhir tahun 2015, ada sejumlah gedung yang dibangun dengan menghabiskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Siak, Riau, hingga ratusan miliar rupiah. Kendati kebijakan itu masih mendapat kritikan dari sebagian masyarakat, namun Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi tetap optimis, gedung-gedung yang sudah dibangun itu akan memberikan manfaat kepada masyarakat.

"Memang biayanya besar, tapi manfaatnya juga sangat besar nantinya. Biasalah kalau ada yang tak suka, tapi semua yang saya lakukan demi kesejahteraan masyarakat. Saya ingin gedung yang dibangun bernuansa Melayu dan bisa tahan hingga 50 tahun ke depan," kata Syamsuar kepada GoRiau.com sebagaimana dikutip potretnews.com, belum lama ini.

Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Siak Irving Kahar Arifin menambahkan, dari tahun 2014, pihaknya mulai mengerjakan pembangunan gedung daerah, gedung kesenian dan Jembatan Kupu-kupu.

Untuk gedung daerah dan kesenian, ornamen bangunannya sangat kental budaya Melayu. Kedua gedung ini sudah rampung pembangunannya, tinggal interior dan akses jalan saja yang akan dilanjutkan tahun 2016 ini.

"Proses pengerjaan kedua bangunan yang dilakukan pihak rekanan tak ada masalah. Akhir tahun 2015 lalu sudah kita cek, selama 6 bulan masa perawatan. Artinya, kalau ada yang rusak, tangung jawab rekanan untuk kembali memperbaikinya sesuai spesifikasi yang sudah ditetapkan," kata Irving, Selasa (12/1/2016).

Gedung daerah yang berada di lahan strategis di tepian Sungai Siak atau di bawah Jembatan Siak ini bangunannya cukup unik, karena perpaduan klasik dan modern. Di bagian atas gedung berbentuk kubah seperti bangunan masjid di masa lalu. Begitu juga dengan gedung kesenian yang lokasinya tidak jauh dari Jembatan Siak, bentuk dan perpaduan cat sangat kental nuansa Melayu.

"Gedung daerah yang dikerjakan dua tahun terakhir menghabiskan APBD Siak Rp100 miliar, sedangkan gedung kesenian Rp16 miliar. Tahun ini, kita kembali anggarkan Rp40 miliar untuk Gedung Daerah dan Rp5,2 miliar untuk Gedung Kesenian," jelas Irving.

Khusus untuk pembangunan Jembatan Kupu-kupu (butterfly bridge) yang berada di Desa Kampung Tengah, Kecamatan Mempura, Pemkab Siak menggunakan jasa arsitek ternama, jebolan ITB, Anang.

"Arsitek yang membangun Jembatan Kupu-kupu ini juga sudah berpengalaman merancang Jembatan Barelang di Batam, Jembatan Suramadu di Jawa dan Jembatan Siak kita ini. Anggarannya mencapai Rp14 miliar," jelasnya.

Kendati fungsi dasar dari Jembatan Kupu-kupu ini tetap sebagai sarana penghubung desa atau kampung yang ada di Kecamatan Mempura, namun setelah melihat lokasi yang sangat strategis, kemudian didatangkan arsitek untuk merancang jembatan itu agar menjadi objek wisata baru di Kabupaten Siak.

"Panjangnya sekitar 500, dibuat dari rangka baja dan dirancang sedemikian menarik, seperti kupu-kupu, di sekitarnya juga dikelilingi bunga nan indah penuh warna-warni. Saat berada di Jembatan Kupu-kupu, kita dapat menikmati keindahan Istana Siak yang berdiri kokoh di seberang sungai. Pemandangan di sana sungguh luar biasa, begitu asri dan natural," ujarnya.***

(Mukhlis Wijaya)
Kategori : Siak, Pemerintahan
wwwwww