4 Oknum Aparat dan 5 WNA China Terjaring Razia di Tempat Hiburan Malam Pekanbaru

4 Oknum Aparat dan 5 WNA China Terjaring Razia di Tempat Hiburan Malam Pekanbaru

Petugas gabungan dari TNI dan Polri memeriksa sejumlah pengunjung hiburan malam (foto: Chairul Hadi/GoRiau.com)

Minggu, 10 Januari 2016 06:51 WIB
PEKANBARU POTRETNEWS.com - Detasemen Polisi Militer (POM) AD, AU serta Propam Polda Riau dan Provost Polresta Pekanbaru, menggelar razia, Minggu (10/1/2016) dinihari. Sasarannya beberapa tempat hiburan malam yang disinyalir terdapat oknum anggota TNI dan polisi. Razia ini menyasar tujuh lokasi hiburan, di antaranya SC Hotel di Jalan Siak II, Permata di Jalan Khadijah Ali, Score di Jalan Tengku Zainal Abidin, Alfa Singer di Jalan Harapan Raya, Arena Jalan Nangka, Starcity Jalan Sudirman, dan CE7 di Jalan Cempaka.

Razia tersebut dimulai sekitar pukul 00.00 WIB. Mayoritas para pengunjung hiburan malam ini didominasi oleh wanita-wanita dan pria berumur 30-an ke atas. Mereka yang sedang asyik bergoyang diiringi dentuman musik seketika kaget saat melihat kedatangan anggota berseragam.

Satu persatu ruangan karaoke disisir petugas. Tak ada yang luput diperiksa identitasnya. Sasaran razia ini, untuk mencari adanya anggota TNI maupun polisi yang masuk ke tempat hiburan malam. Menurut hitungan, ada tiga orang diduga oknum yang kedapatan nongrong di lokasi hiburan.

Satu orang diamankan dari Score dan satu orang lagi dari Alfa Singer, namun dia dibawa petugas untuk memastikan identitasnya, serta satu orang lagi merupakan anggota polisi yang ngakunya berdinas di Satuan Brimobda Polda Riau. Dia didapati petugas sedang berkaraoke ria di Starcity.

Terakhir, satu anggota polisi yang mengaku berdinas di Polres Rohul. Yang bersangkutan kedapatan masuk ke tempat hiburan malam di CE7 Jalan Cempaka, Pekanbaru-Riau. Kesemuanya diamankan oleh pihak kesatuan masing-masing, baik TNI maupun Polri.

Selain dua orang itu, razia kali ini juga menjaring lima orang diduga warga negara asing asal Cina. Mereka diangkut saat 'bermain' di Diskotik Permata. Bahkan mereka tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sehingga petugas menggunakan penterjemah.

Lima WNA tersebut informasinya langsung dibawa ke Mapolresta Pekanbaru untuk diproses, karena saat razia tak satu pun dari mereka yang membawa identitas seperti paspor atau lainnya. Tampak mereka kebingungan, ditambah lagi sulit untuk berkomunikasi. ***

(wawan setiawan)
Kategori : Peristiwa, Pekanbaru
Sumber:GoRiau.com
wwwwww