Home > Berita > Rohil
Sambil Terkekeh-kekeh, Inilah Kalimat Penghinaan Anshari Kadir terhadap Wartawan di Hadapan Puluhan Pejabat Rohil

”Dulu Setiap Ada Lomba Lari Selalu Wartawan yang Jadi Juara, karena Begitu Amplop Dilempar Maka Wartawan akan Berlari dengan Cepat”

”Dulu Setiap Ada Lomba Lari Selalu Wartawan yang Jadi Juara, karena Begitu Amplop Dilempar Maka Wartawan akan Berlari dengan Cepat”

Anshari Kadir (tengah). (foto: facebook.com/anshari.kadir)

Senin, 07 Desember 2015 23:12 WIB
BAGANSIAPIAPI, POTRETNEWS.com - Kepala Bidang (Kabid) Administrasi Pendidikan dan Agama Biro Kesra Provinsi Riau, Anshari Kadir melakukan pelecehan terhadap profesi wartawan di hadapan puluhan pejabat dan camat di Rohil. Pembina Unit Kerja Siswa (UKS) Provinsi Riau itu menyampaikan tutur kata yang tidak baik saat menyampaikan materi acara Akselerasi UKS, Senin (7/12/2015) di Kantor Bupati Rohil lantai 4, Jalan Merdeka, Bagansiapiapi.

Seperti dikutip potretnews.com dari halloriau.com, Saat memperkenalkan dirinya sebagai narasumber di hadapan puluhan pejabat dan camat di Rohil, Anshari Kadir mengaku kalau dirinya pernah menjadi wartawan di sebuah stasiun radio di Pekanbaru.

"Wartawan pandainya hanya cuma menyorot dan mencari kesalahan orang saja, namun tidak pandai menyorot diri sendiri," ucapnya dihadapan puluhan pejabat dan camat di Rohil.

Anshari Kadir mengaku kalau dirinya sering kali disalahkan orang meskipun sudah bekerja dengan baik. "Mungkin dulu karena sering mencari kesalahan orang, jadi sekarang saya yang disalah-salahkan," katanya menyindir profesi wartawan. Tak hanya sampai di situ Anshari kadir juga menyampaikan kata-kata penghinaan yang membuat puluhan wartawan di Rohil menjadi geram.

"Ibu-ibu dan bapak-bapak tahu tidak, dulu itu setiap ada acara lomba lari selalu wartawan yang menjadi juaranya. Asal ibuk dan bapak tahu, karena saat lomba akan dimulai, lempar saja amplop maka wartawan akan berlari dengan cepat," katanya sembari ketawa dan diikuti tepuk tangan oleh peserta UKS yang hadir.

Anshari Kadir juga mengatakan dirinya pada saat menjadi wartawan tidak mau diberikan amplop oleh narasumber. "Saya dulu tak mau dikasih amplop, bukan karena isinya Rp50 ribu ya, tapi memang saya tidak mau, palingan cuma sekali-kali di saat saya mau berangkat ke Jakarta," katanya.

Melihat perkataan yang dilontarkan Anshari Kadir, semua peserta UKS pun melihat ke belakang tempat wartawan melakukan peliputan, dirinya juga mengaku masih memiliki kartu identitas kewartawanan berupa kartu pers. "Wartawan di Bagan jangan ditulis ya, masa jeruk makan jeruk," ucapnya sembari menyindir.

Tak terima dengan ucapan pejabat Pemprov Riau itu, puluhan wartawan pun menghampirinya untuk menkonfirmasi perkataan yang diucapkannya tersebut. Melihat puluhan wartawan yang menghampirinya Anshari Kadir terlihat pucat dan dan menggigil serta menyembah minta maaf sembari memeluk-meluk wartawan Harian Metro Riau dan wartawan Pos Metro Rohil.

"Maaf ya nak, saya minta maaf karena tadi saya keseleo, sumpah saya tidak bermaksud menghina maupun meremehkan profesi wartawan," ujarnya sembari tersedu-sedu sembari ingin menangis.

"Saya akui saya khilaf dan demi Allah maafkanlah saya, jangan diekspose di media lagi ya, tolonglah nak, saya memiliki istri dan anak, sekali lagi maaf ya, tolonglah, Tuhan aja Mahapemaaf, masa kalian tidak mau memaafkan saya," ujarnya mengemis-ngemis sembari mengikuti wartawan turun ke lantai dasar Kantor Bupati Rohil.

Anshari Kadir mengatakan dirinya akan melakukan apa saja asalkan berita tidak dinaikkan. "Tolonglah maafkan ya, saya rela lakukan apa saja asalkan beritanya tidak dinaikan. Tadi tu saya khilaf, saya rela kalian bawa ke mana saja, kita ini kan keluarga ibarat ayah dan anak. Saya khilaf dan demi Allah saya minta maaf dari hati yang tulus, bisa kan maafkan saya?," tanyanya kepada wartawan sambil merangkul dan memeluk wartawan.

Di saat wartawan ingin keluar dari kantor bupati dirinya memegang wartawan dan kembali merengek-rengek meminta maaf agar berita itu tidak dinaikkan. "Yok kita makan siang, di mana yang enaknya makan siang di Bagan," ucapnya merayu sembari mengatakan dirinya juga mengenal tokoh wartawan di Riau.

"Sama Pak Rida saya kenal, jadi tolonglah jangan dinaikkan beritanya ya, itu nantinya bisa merusak nama saya dan keluarga, perkataan itu hanya bergurau dan keseleo saja," ujar Anshari. ***

(Akham Sophian)
Kategori : Rohil, Peristiwa
wwwwww