Home > Berita > Riau

Isak Tangis Pecah saat Jenazah Bocah Korban Asap yang Baru Ulang Tahun Tanggal 4 Oktober Lalu Dimakamkan, ”Bunda Sayang Lutfi Nak”

Isak Tangis Pecah saat Jenazah Bocah Korban Asap yang Baru Ulang Tahun Tanggal 4 Oktober Lalu Dimakamkan, ”Bunda Sayang Lutfi Nak”

Isak tangis ratusan orang mewarnai pemakaman Ramadhani Lutfi Aerli, bocah usia 9 tahun yang meninggal dunia karena paru-parunya dipenuhi asap. (foto: goriau.com)

Rabu, 21 Oktober 2015 18:33 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com- Isak tangis ratusan orang mewarnai pemakaman Ramadhani Lutfi Aerli, bocah usia sembilan tahun yang meninggal dunia, Rabu (21/10/2015) dini hari, akibat keganasan asap. Sang ibu bahkan nyaris pingsan dan tak mampu membendung airmata. Ratusan warga mengiringi kepergian Ramadhani Lutfi Aerli, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Payung Sekaki, dekat terminal AKAP, Pekanbaru, Riau, Rabu sore, pukul 16.30 WIB.

Bahkan pemakaman tak hanya diiringi warga dan kerabat, melainkan juga dari masyarakat yang merasa senasib sepenanggungan (korban asap) Riau.

Pantauan di lapangan, ibunda almarhum Lutfi, yakni Lili, tak kuasa membendung kesedihan. Ia bahkan nyaris rubuh di pinggir liang lahat anaknya. "Bunda sayang Lutfi nak. Bunda sayang Lutfi. Surga buat Lutfi nak," kata sang bunda terbata-bata dan menangis pilu. Tak ayal, kerabat lainnya juga turut menitikkan airmata.

Sedangkan ayah Lutfi, Eri Wirya terlihat cukup tabah, meski sekali-kali ia terlihat mengusap airmata. "Dia (Lutfi) baru ulang tahun tanggal 4 kemarin, dan sekarang harus pergi mendahului kami. Orangtua mana yang sanggup ditinggal anak kesayangannya," kata Eri yang matanya tampak sembab karena menangis.

Menurut tetangga, almarhum Lutfi merupakan anak yang periang dan ramah dengan kawan-kawan sebayanya. Ia juga dikenal sebagai anak yang kuat diantara rekan-rekannya. "Periang dia bang. Saya kaget, soalnya Senin dia masih sehat dan nampak main sama kawannya," sebut Husni, warga Jalan Pangeran Hidayat, gang Nikmat, Kelurahan Kota Baru, yang tak lain tetangga sekitar.

Lutfi (panggilan akrabnya), meninggal dunia usai salat subuh tadi pagi, setelah berjam-jam lamanya mengalami kritis di RS Santa Maria, Pekanbaru. Menurut hasil rontgen dokter Rumah Sakit Santa Maria tempat Lutfi dirawat, paru-paru bocah usia sembilan tahun ini penuh asap, sehingga terjadi penipisan oksigen di jantungnya. ***

(Akham Sophian)
Sumber:GoRiau.com
wwwwww