Sagun Bakar dan Tepung Tuak, Penganan Asli Suku Petalangan Ini Sudah Terlupakan

Sagun Bakar dan Tepung Tuak, Penganan Asli Suku Petalangan Ini Sudah Terlupakan

Ilustrasi sagun.

Minggu, 20 Desember 2015 07:05 WIB
PANGKALANKERINCI, POTRETNEWS.com - Adalah sesagun bakar atau biasa disebut dengan sagun dan tepung tuak, merupakan di antara banyak penganan khas asli suku Petalangan. Namun, sekarang jenis penganan yang terbuat dari tepung beras padi ladang itu semakin sulit ditemukan. Dahulu, jenis penganan ini merupakan makanan resmi pada acara dan kenduri dalam Suku Petalangan yang tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Seiring berjalannya waktu, makanan jenis ini sudah jarang orang bisa membuatnya bahkan sudah terlupakan.

"Dulu, waktu saya masih gadis hingga beranak dua, sesagun bakar ini menjadi hidangan kebanggan Suku Petalangan," tutur Mak Utih, Sabtu (19/12/2015). Diungkapkannya, penganan yang berupa kue kering itu selalu dihidangkan pada acara jamuan makan, seperti pesta nikah dan acara sunatan. Seiring bergantinya zaman hidangan sesagun bakar mulai dilupakan oleh masyarakat sehingga penganan ciri khas Suku Petalangan itu terlupakan.

"Sayangnya, sekarang banyak anak-anak gadis Suku Petalangan ini tidak tahu cara membuat sesagun bakar," katanya. Menurut Mak Utih, jika ingin mendapatkan rasa yang nikmat, sebaiknya menggunakan tepung beras padi ladang. Proses pembuatannya juga sangat mudah dan sederhana.

"Sebenarnya cara membuatnya sangat sederhana," ujar wanita bertengkuluk (penutup kepala khas Petalangan). Wanita yang telah dikaruniai banyak cucu ini pun langsung menuju ke dapur sederhananya yang dipenuhi asap dari pembakaran kayu bakar jenis para (batang karet tua).

Dimasak di dapur sederhana menggunakan tungku tanah liat dan berbahan bakar kayu api, sesaat aroma harum khas sesagun bakar itu mulai menebar. Ternyata tak hanya sesagun bakar saja yang dibuat oleh Mak Utih, di dalam dandang hitam buatan tahun 60-an itu, Mak Utih juga memasak penganan khas lainnya, Tepung Tuak.

Tepung Tuak ini bukanlah sejenis minuman keras yang memabukkan, tapi penganan dari tepung beras juga yang dimasak direbus menggunakan daun pisang. Sesagun bakar dan tepung tuak ini sangat gurih.

"Penganan ini harus dilestarikan dan sebaiknya dikenalkan kepada generasi muda. Bisa saja, oleh pemerintah penganan ini di perlombakan atau melalui kegiatan-kegiatan pemerintah penganan ini disajikan. Kalau bukan kita yang tak melestarikan penganan tradisional ini, siapa lagi," ujar Mak Utih. ***

(Reihan Irfan)
Kategori : Wisata
Sumber:GoRiau.com
wwwwww