Wisata Tjong A Fie Mansion dan Misteri Dermawan Asal Medan

Wisata Tjong A Fie Mansion dan Misteri Dermawan Asal Medan

Tjong A Fie tengah berpose bersama Istri dan anak-anaknya saat perayaan Jubileum di kediamannya.

Rabu, 30 September 2015 07:57 WIB
MEDAN, POTRETNEWS. com - Kediaman Tjong A Fie atau Tjong A Fie Mansion di Jalan Ahmad Yani, Medan menjadi satu tempat wisata sejarah yang mengundang penasaran bagi wisatawan. Bagaimana tidak, masyarakat kota Medan yang terkenal dengan identitas budaya lokalnya memiliki sosok yang paling berpengaruh dalam pembangunan kota Medan dari kalangan Tionghoa. Hal itu bukan tanpa alasan. Menurut guide sekaligus pengurus Kediaman Tjong A Fie bernama Desi, Tjong A Fie merupakan bankir yang kaya raya di masanya. Ia sangat dermawan dan memegang peranan besar dalam membentuk kota Medan. Ia menjaga harmonisasi hubungan kepada pemerintah Hindia Belanda, Kesultanan Deli dan masyarakat Medan hingga kekaisaran China.

Oleh sebab itu, kediamannya dibuka untuk umum pada tahun 2009, karena banyak rasa ingin tahu tentang kepribadian Tjong A Fie dalam membina keluarga, merangkul masyarakat kota Medan, dan hal-hal apa saja yang terjadi pada beliau hingga akhir masa hidupnya.

Wisata ke kediaman tersebut harus merogoh koceh Rp 35 ribu per orang untuk umum, dan Rp 20 ribu untuk pelajar.

Menurut Desi cukup mahal karena tempat tersebut dikelola oleh keluarga, biaya tersebut tentu untuk penjaga dan pengurus yang membersihkan kediaman tersebut.

Apa Saja di Rumah Tjong A Fie
Pelancong bisa melihat keindahan rumahnya, sambil membayangkan apa yang terjadi di situ sekitar 1 abad yang lalu.

Di rumah ini, pengunjung bisa mengetahui sejarah kehidupan Tjong A Fie lewat foto-foto. Tjong A Fie merupakan tokoh yang rajin mendokumentasikan setiap kegiatan. Mulai dari moment berkumpul keluarga di moment ulang tahunnya hingga pernikahan dan pertemuan penting juga ia dokumentasikan.

"Ada juga lukisan serta perabotan rumah yang digunakan oleh keluarganya. Pengunjung juga dapat mempelajari budaya Melayu-Tionghoa dari arsitektur dan koleksi perabotan di rumahnya," kata Desi.

Rumah tersebut didesain dengan gaya arstitektur Tionghoa, Eropa, Melayu dan art-deco. Lama tinggal di Medan, Tjong A Fie banyak belajar dan memiliki orang dekat dari kalangan Melayu, oleh sebab itu ia juga mengadaptasi budaya Melayu ke perilaku serta memilih ornamen Melayu untuk arsitektur rumahnya.

Desi mengatakan pengunjung dapat melihat ruangan demi ruangan dan menilai sendiri kepribadian tokoh Tionghoa berpengaruh tersebut. Ya, ia merupakan sosok sederhana walaupun memiliki kekayaan berlimpah dari usahanya yang sukses.

Kediaman tersebut memperlihatkan ruangan di mana Tjong Afie membaca di ruangan khusus bacanya. Tumpukan buku koleksi beliau masih ada dan di simpan dalam lemari yang tidak boleh dibuka.

Ruang tidurnya yang memiliki tempat tidur berbahan kayu dan bergaya klasik, memiliki tirai atau kelambu. Ada meja hias serta kursi santai, tempat ia bersama istri bercengkrama.

Kemudian ruang makan berbahan kayu, dilengkapi dengan koleksi piring dan gelas lawas yang terpajang di atas meja makan.

Ada ruang ibadah yang cukup luas, dilengkap pernak-pernik Tionghoa dan lukisan serta pajangan Bahasa China.

Kediaman Tjong A Fie juga memiliki ruang kumpul keluarga yang dipenuhi banyak kursi yang juga berbahan kayu. dan ruang tamu yang bergaya Melayu dengan dominasi warna kuning.

Menurut Desi hampir seluruh perabotan dan bangunan berbahan kayu. Atap berbahan kayu yang dilukis ornamen Tionghoa, anak tangga berbahan kayu, beberapa ruang juga dinding atau pembatasnya juga berbahan kayu.

Tidak ketinggalan, semua perabotan seperti lemari, rak, kursi, meja, hingga tempat tidur dan beberapa pajangan juga dari bahan kayu, khususnya kayu jati.

Jika di lihat dari gaya rumahnya yang memiliki desain campuran, traveller tentu dapat menyimpulkan karakteristik seorang Tjong A Fie yang mengadaptasi banyak kebudayaan di rumahnya.

Kedermawanan Hingga Akhir Hayat
Di samping itu, Tjong A Fie juga mewasiatkan seluruh kekayaannya di Sumatera maupun di luar Sumatera kepada Yayasan Toen Moek Tong yang harus didirikan di Medan dan Sungkow pada saat ia meninggal dunia.

Bahkan menurut Desi, Ia menuliskan permintaanya agar yayasan tersebut memberikan bantuan keuangan kepada pemuda berbakat dan berkelakuan baik dan ingin menyelesaikan pendidikannya, tanpa membedakan kebangsaan.

Tjong juga berpesan agar yayasan membantu mereka yang tidak mampu bekerja dengan baik karena cacat serta membantu para korban bencana alam tanpa memandang kebangsaan atau etnis.

Tjong A Fie adalahseorang pengusaha, bankir dan kapitan yang lahir di Provinsi Guangdong (Kanton), Tiongkok dan sukses membangun bisnis besar dalam bidang perkebunan di Sumatera.

Tjong A Fie dekat dengan golongan kaum terpandang di Medan, di antaranya Sultan Deli, Makmun Al Rasyid serta pejabat-pejabat kolonial Hindia Belanda.***

(Akham Sophian)
Kategori : Wisata
Sumber:Tribunnews.com
wwwwww