Kepulauan Seychelles, Pariwisata Kelas Internasional Rasa Indonesia

Kepulauan Seychelles, Pariwisata Kelas Internasional Rasa Indonesia

Pantai di Kepulauan Seychelles Afrika.

Minggu, 13 September 2015 12:50 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Melihat birunya laut berbatas pantai berpasir putih, nyiur yang melambai cantik diterpa sepoi angin, serta mendengar debur ombak, rasanya tak percaya kalau ini ternyata masih dalam wilayah Afrika. Ya, Afrika si benua hitam yang identik dengan tanah kering ini juga memiliki negara kepulauan nan cantik bernama Republik Seychelles. Maka sudah sepantaslah bila negara yang terdiri dari 115 pulau ini, disebut sebagai negara maritim. Negara maritim di Afrika Timur itu tergabung dalam Uni Afrika dan baru-baru saja memperingati Hari Afrika di seluruh dunia.

Tak cukup sampai di situ, keindahan alam Seychelles pun menarik hati para turis asing dari kalangan atas untuk mengunjungi negara beribukota Victoria ini. Bagi wisatawan maritim dunia, nama Seychelles sudah sangat terkenal karena pesona maritim dan situs-situs penyelaman yang luar biasa. Mulai dari pesepak bola David Beckham hingga aktris Hollywood papan atas Angelina Jolie, menjadi salah satu tamu setia Seychelles, untuk menikmati liburan kelas 'jetset' di sana.

Dengan kelebihan inilah, perekonomian Seychelles bergantung pada sektor pariwisata dan kelautan. Seychelles yang terkenal sebagai tujuan wisata kalangan 'jetset' ini, ternyata memiliki hubungan erat dengan Indonesia.

Rasa Indonesia yang cukup kental membaur dalam pariwisata Seychelles. Bagaimana tidak, sekitar 200 tenaga profesional yang bekerja di sektor pariwisata Seychelles adalah warga Indonesia.

Sebagian besar bekerja di bidang perhotelan, khususnya hotel-hotel mewah berbintang lima di Seychelles. Hal ini dikatakan oleh Utusan Khusus Republik Seychelles untuk ASEAN, Nico Barito, dalam dialog di Kantor Berita ANTARA, Jakarta, Jumat, sebagai peringatan Hari Afrika di seluruh dunia.

"Pekerja Indonesia di Seychelles merupakan pekerja profesional dan bukanlah pekerja 'belakang'," ujar Barito yang menambahkan bahwa kebanyakan pekerja Indonesia bekerja sebagai manajer atau pun supervisor di negara berpenduduk 85.000 jiwa itu.

"Mereka bukanlah tenaga kerja Indonesia yang datang melalui penyalur, namun mereka mendaftar pekerjaan secara resmi dan profesional di perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa," ujarnya.

Pendapatan para tenaga kerja Indonesia pun setingkat dengan tenaga kerja profesional internasional lainnya, "pendapatan mereka mencapai beberapa ribu Euro per bulan," ucap Barito yang enggan menyebutkan angka minimum upah di negaranya.

Dengan populasi penduduk yang tidak mencapai 10.000 jiwa itu, tidak membuat pendapatan perkapita Seychelles menjadi minim. Tampaknya para tenaga kerja profesional Indonesia memiliki andil dalam hal ini.

"Indonesia sangat terkenal di Seychelles, pasalnya warga di sini sangat terkesan dengan cara kerja profesional serta ramah tamah warga Indonesia dalam sektor pariwisata Seychelles," ujar Barito.

Tidak sampai di situ rasa Indonesia di Seychelles. Barito mengungkapkan banyak produk-produk Seychelles yang dibeli atau diimpor langsung dari Indonesia.

"Negara kami adalah negara maritim, namun untuk kerajinan tangan kami belum seperti Indonesia. Oleh sebab itu, kami banyak membeli produk Indonesia," ujar Barito.

Produk asal Indonesia memang mewarnai hotel-hotel mewah bintang lima Seychelles. Hal inilah yang membuat pemerintah Seychelles mengundang pengusaha kerajinan tangan Indonesia untuk menjalin kerjasama perdagangan. "Para pengusaha muda Seychelles juga berkunjung ke Indonesia untuk mempelajari kerajinan tangan asli Indonesia," ujar Barito.

Dia juga mengemukakan salah satu upaya agar kedua pihak dapat saling berinteraksi. Bagai menjemput bola, para pengusaha Seychelles datang dan mempelajari kerajinan tangan Indonesia dari para pengrajin di Sleman, Jawa Tengah. Sementara itu, sebagian lagi belajar mengenai agrikultur.

"Saat para pengusaha itu kembali ke Seychelles, mereka akan mempromosikan kelihaian Indonesia dalam bidang kerajinan tangan dan agrikultur," ujar Barito.

Bentuk kerja sama saling menguntungkan inilah yang menjadikan hubungan antara Indonesia dan Seychelles semakin kuat.

Kedekatan Seychelles pada Indonesia tidak berhenti sampai di situ. Kerjasama pariwisata dalam membantu pembangunan pariwisata Indonesia juga terus terjalin sejak lama.

"Kerja sama pariwisata Indonesia dengan negara itu telah terjalin sejak beberapa tahun lalu; dimulai dari penyelenggaraan bersama wisata laut dengan Provinsi Bangka-Belitong," ujar Barito.

Kerjasama dengan kepulauan di bagian Indonesia Timur turut terjalin dengan Seychelles. Flores, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur adalah tiga daerah yang melakukan kerjasama pariwisata dengan Seychelles. Hubungan Indonesia dan Seychelles akan terus bergulir, terutama setelah Barito menjanjikan beasiswa bagi para pelajar Indonesia.

"Akan diusahakan ini menjadi rencana ke depan kami, juga untuk mempererat hubungan Indonesia dan Seychelles," katanya.

Seychelles akan sangat terbuka bagi pelajar dari warga manapun --terutama Indonesia-- untuk mempelajari bidang-bidang yang dikuasai oleh negara kepulauan tersebut. Seychelles telah mengirim pelajarnya ke Indonesia untuk kuliah di bidang konstruksi bangunan dan seni kriya di Indonesia, mengingat kerajinan tangan Indonesia di Seychelles terkenal unggul.

(Akham Sophian)
Kategori : Wisata
Sumber:Antaranews.com
wwwwww