Kreatif… Agar Warga Tak BAB Sembarangan, Arisan Jamban Digelar di Desa Ini

Kreatif… Agar Warga Tak BAB Sembarangan, Arisan Jamban Digelar di Desa Ini

Desa Kaliploso, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, menerapkan arisan jamban sejak tahun 2014 karena minimnya masyarakat yang memiliki jamban.

Senin, 21 Maret 2016 08:49 WIB
BANYUWANGI, POTRETNEWS.com - Desa Kaliploso, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, menerapkan arisan jamban sejak tahun 2014. Arisan jamban ini adalah program dari Puskesmas Tampo karena rendahnya kepemilikan jamban di sekitar Kecamatan Cluring. Seperti dikutip potretnews.com dari kompas.com, Kepala Puskesmas Tampo, Kec Cluring, Tatik Setiyaningsih, Senin (21/3/2016), menjelaskan, arisan jamban tersebut masuk dalam program Pujasera yaitu akronim dari Pergunakan Jamban Sehat, Rakyat Aman.

"Puskesmas dituntut bisa mewujudkan gerakan bebas buang air besar di sembarang tempat atau Open Defecation Free yang disingkat ODF. Jadi ya tidak ada lagi yang bab di sungai sungai," ucapnya.

Menurut Tatik, saat itu, dari empat desa dengan total jumlah 8.045 kepala keluarga, hanya ada 1.035 kepala keluarga yang memiliki jamban.

Mereka lalu menggandeng tokoh agama dan juga tokoh masyarakat untuk melakukan kampanye pentingnya menggunakan jamban sehat. Kampanye tersebut juga dibantu oleh satgas ODF yang jumlahnya sekitar 50 orang.

"Tapi kampanye saja tidak cukup harus ada aksi nyata yaitu arisan jamban," jelas Tatik.

Satgas juga membongkar jamban di sepanjang sungai dan menancapkan papan pengumuman ajakan menggunakan jamban sehat di tempat orang orang buang air besar sembarangan.

Untuk pembangunan jamban, masyarakat mendapatkan pinjaman bunga lunak bermitra dengan program lain dari pemerintah yang melibatkan penyedia bahan bangunan.

Sementara itu, untuk warga yang tidak mampu diadakan arisan jamban yang diundi setiap bulan. Pembangunannya dibantu masyarakat dan juga kader dari pujasera.

Dengan adanya arisan jamban, rata rata setiap bulannya ada 288 jamban yang dibangun di wilayah Puskesmas Tampo. Saat ini menurut Tatiek, dari empat desa, sudah terwujud dua desa ODF dan kepemilikan jamban meningkat 386 persen menjadi 5.025 kepala keluarga. Ia menargetkan pada tahun 2016 keempat desanya sudah masuk desa ODF.

"Tahun ini semua kepala keluarga sudah harus memiliki jamban pribadi," ungkap alumnus Magister Manajemen Kesehatan Universitas Brawijaya itu.

Menurut Tatiek, program Pujaresa masuk sebagai nominator pelayanan publik nasional Inovasi Pelayanan Publik Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

"Tim panel dari kementrian sudah berkunjung ke puskesmas kami beberapa hari yang lalu," ucapnya. ***

Editor:
M Yamin Indra

Sumber:
Kompas.com

Kategori : Serbaneka
wwwwww