Setya Novanto Dulu Tukang Cuci Mobilnya Hayono Isman

Setya Novanto Dulu Tukang Cuci Mobilnya Hayono Isman

Ketua DPR RI Setya Novanto. (foto: tempo.co)

Kamis, 19 November 2015 08:16 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Ketua DPR Setya Novanto kembali mencuat setelah dituding mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk meminta saham kepada PT Freeport Indonesia. Ini bukan kali pertama pria kelahiran Bandung 61 tahun lalu itu menjadi kontroversi. Sebelumnya, Setya juga beberapa kali terjerat kasus. Banyak orang tidak tahu bahwa dulunya kehidupan Setya Novanto tak segemerlap saat ini. Setya mengawali karir politiknya mulai dari bawah.

Salah satu Petinggi Partai Demokrat, Hayono Isman mengatakan Setya adalah kawan karib semasa di Sekolah Menengah Atas 9, sekarang SMA 70 Bulungan, Jakarta Selatan. Setelah lulus, Setya pindah ke Surabaya untuk kuliah di Jurusan Akuntansi Universitas Widya Mandala.

Mereka bertemu lima tahun kemudian di Jakarta, ketika Setya meneruskan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Saat itu, Setya sudah bergelar sarjana muda akuntansi.

Setya membiayai hidup dan kuliahnya di Surabaya dengan berjualan beras dan madu di Pasar Keputren, Surabaya. Setya juga pernah bekerja sebagai salesman di sebuah dealer mobil hingga melenggang di atas catwalk membawakan berbagai model busana.

Saat kembali ke Jakarta pada 1979, Setya menumpang di rumah keluarga Hayono di Jalan Menteng, Jakarta Pusat. Ia tetap kerja serabutan demi membiayai kuliahnya: mencuci mobil, membuka jasa fotokopi, hingga sempat berkongsi dagang dengan Hayono. "Setya tipe pekerja keras dan gigih," ujar Hayono kepada Tempo, April 2013 lalu.

Bersama Setya, Hayono menyatakan, Setya mendirikan PT Anindya Cipta Perdana pada 1979. Perusahaan distributor semen dan bahan bangunan ke kawasan Nusa Tenggara Timur itu hanya bertahan dua tahun. Alasannya, kata Hayono, perusahaan itu kalah oleh pedagang di kawasan tersebut.

Toh, pengalaman jatuh-bangun itu tak menyurutkan Setya. Mencoba sejumlah peluang bisnis, peruntungannya tumbuh ketika dipercaya mengembangkan pompa bensin milik mertuanya di Cikokol, Tangerang.

Sejak itu, bisnisnya terus berkembang. Mertua Setya, mantan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Brigadir Jenderal Sudharsono, cukup membantu bisnisnya lancar jaya.

Sebagai pengusaha, Setya juga jago melobi dan menebar jaring, terutama kepada orang-orang yang dekat dengan pejabat, dari ajudan, sekretaris pribadi, sampai bawahan.

Dia juga tak risi, misalnya, membawakan tas petinggi militer, seperti Jenderal Wismoyo Arismunandar. Ini cara Setya masuk komunitas elite pengurus organisasi olahraga, yang kala itu dikuasai pejabat tinggi dan pengusaha. "Awalnya Pak Wismoyo memandang sebelah mata kepada saya," ucap Setya dalam satu wawancara beberapa tahun lalu.

Pada 29 tahun silam, Setya merampungkan proyek Nagoya Plaza Hotel di Batam. Ia menangkap potensi pulau itu sebagai daerah wisata. Sayangnya, tanah paling strategis di wilayah itu, yakni kawasan Pantai Nongsa, telah dikuasai pengusaha Sudwikatmono, Ciputra, dan Liem Sioe Liong.

Setya memutuskan harus merapat ke Sudwikatmono, sepupu Presiden Soeharto. Seorang kerabat Soeharto menuturkan Setya telaten berhari-hari mencegat Sudwi di lapangan parkir, dari pukul 06.00 hingga pukul 22.00. Sudwi, yang semula terus menampik, akhirnya memberikan kesempatan kepada anak muda itu.

Kegigihannya tersebut membuahkan Talvas Resort Island Batam, padang golf bertaraf internasional. Proyek pertama Setya dengan Sudwi seluas 400 hektare itu menelan investasi US$ 100 juta. Sejak itu, proyek bersama keduanya bermunculan. Dari resor, hotel, sampai proyek telekomunikasi kawasan industri satelit.

Jalan Setya ke pusaran kekuasaan semakin mulus. Setya menulis buku Manajemen Soehartosetelah bertemu dan mewawancarai Presiden Soeharto. Setelah itu, tutur salah satu kerabat Cendana, Setya sering hadir sebagai peserta di meja makan anak-anak Soeharto.

Kedekatannya dengan Cendana ikut melambungkan karier politiknya. Setya, yang mulai bergabung dengan Kosgoro pada 1974 karena perkawanannya dengan Hayono, masuk DPR pada 1999 dan berlanjut hingga dua kali pemilihan umum. Setya sempat menjabat Bendahara Umum Partai Golkar. Kini dia Wakil Ketua Umum Golkar. ***

(M Yamin Indra)
Kategori : Serbaneka
Sumber:Tempo.co
wwwwww