Gugat Cerai Suami yang Dokter dan Ganteng demi Cinta Sesama Jenis

Gugat Cerai Suami yang Dokter dan Ganteng demi Cinta Sesama Jenis

Ilustrasi.

Jum'at, 13 November 2015 01:00 WIB
SURABAYA, POTRETNEWS.com - Terlena oleh dahsyatnya cinta sesama jenis membuat Sephia, 33, menisbikan suaminya yang seorang pengusaha dan dokter, sebut Donwori, 36. Bahkan, dia rela menceraikan Donwori demi hidup dengan lebih dari dua kekasih wanitanya sekaligus. Sudah menjadi rahasia keluarga bahwa Sephia suka pada sesama perempuan alias lesbian. Bahkan, sebelum menikah dengan Donwori pada 2011, perempuan yang bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi negeri ternama tersebut memiliki banyak pacar perempuan.

Karena orang tua tak mau Sephia terus-menerus melestarikan kelainannya itu, perempuan yang tinggal di Dharmawangsa, Kota Surabaya, Jawa Timur tersebut dinikahkan dengan seorang dokter muda ganteng yang masih famili asal Malang.

Pada awal pernikahan, Sephia setuju dan berjanji akan berubah. Begitu pula Donwori yang berusaha menerima Sephia apa adanya. Kini mereka dikaruniai seorang putri yang bernama Mira, 3. ’’Keluarga saya baik-baik saja. Cuma saya yang tetap tidak nyaman,’’ ucap Sephia seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), baru-baru ini.

Ketidaknyamanan itulah yang membuat Sephia datang ke Pengadilan Agama Surabaya di Jalan Ketintang Madya untuk mengajukan gugatan cerai pada September lalu. Padahal, Donwori sudah begitu sayang dan baik padanya. Kendati demikian, sikap baik dan cinta Donwori tak membuatnya goyang untuk meminta cerai dari sang suami.

Sephia mengungkapkan bahwa menikah hampir empat tahun dengan Donwori, dirinya tidak bisa menikmati indahnya hubungan suami-istri dengan sang suami.

Jika membandingkan, dia merasa lebih nikmat bila berhubungan dengan mantan pacar-pacarnya dulu yang sama-sama lesbong. Bila permainan itu dilakukan secara keroyokan, Sephia benar-benar merasa melayang-layang di udara sampai melambung tinggi di angkasa.

”Bisanya, saya main dengan dua teman atau lebih. Lebih ramai, terasa lebih asyik,” katanya ketika sidang putusan di PA Surabaya pada Jumat lalu (6/11).

Sephia mengakui bahwa kelainan orientasi seksualnya itu tumbuh sejak dirinya masih duduk di bangku SMP. Dia menyatakan tertular teman sekolahnya yang waktu itu tampak lebih menarik daripada teman lain. Walau demikian, dia lebih sering menikmati bersama teman SD-nya, sebut saja Karin. ’’Potongannya itu kayak laki-laki. Gagah dan pastinya ganteng meskipun perempuan,’’ ujarnya.

Kebiasaan itu berlanjut hingga selepas SMA. Orang tuanya pun tahu bahwa Sephia lebih suka berkumpul dengan sesama jenis. Bahkan, karena tak mau terikat norma di Indonesia, Sephia memilih kuliah di Australia.

Sephia kuliah di luar negeri karena di sana cukup bebas kehidupan seksnya. Di Negeri Kanguru itu, dia tinggal satu apartemen dengan dua kekasih lesbinya. ”Kami punya komunitas lesbi. Pasti mainnya gantian. Pokoknya seru,” tandasnya.

Hampir tujuh tahun Sephia hidup bebas dengan kekasih-kekasih wanitanya yang sebagian adalah orang bule. Itu membuatnya betah di Australia dan tak ingin pulang. Sesudah dia menamatkan kuliah magister atau S-2, orang tuanya yang juga sama-sama dosen memaksanya kembali ke Indonesia.

Sesaat di tanah air, Sephia sangat gelisah. Dia tak lagi bisa menikmati seks keroyokan bersama kekasih lesbinya. Karena tuntutan status dan etika di masyarakat, orang tuanya pun menjodohkan Sephia dengan Donwori. ’’Suami sudah saya beri tahu bahwa saya lesbi, tapi dia oke-oke saja dan mau menerima saya,’’ katanya mencoba mencari pembenaran.

Awal pernikahan, kehidupan seks Donwori dan Sephia berjalan normal. Sephia pun belajar menikmati meski hingga sekarang tak pernah merasakan kenikmatan bercinta seperti yang dilakukannya bersama teman-temannya di Australia.

”Saya sudah komunikasi dengan pacar-pacar saya di Australia. Kebetulan tahun depan saya mau lanjut S-3. Jadi, sekalian kembali ke dunia saya yang sebenarnya yang mengasyikkan,” kata Sephia dengan semringah. ***

(M Yamin Indra)
Kategori : Serbaneka
Sumber:Jawapos.com
wwwwww