Ketua PKI Aidit Ditangkap setelah Minum Kopi

Ketua PKI Aidit Ditangkap setelah Minum Kopi

Perayaan ulang tahun Partai Komunis Indonesia dirayakan besar -besaran digelar, Presiden Sukarno terlihat mesra berdampingan dengan Ketua Partai Komunis Indonesia D.N Aidit pada 23 Mei 1965. (foto: wikipedia. org)

Kamis, 01 Oktober 2015 08:38 WIB
YOGYAKARTA, POTRETNEWS.com - Seorang petinggi Corps Polisi Militer atau CPM Daerah Istimewa Yoyakarta ketika G30S 1965 pecah, Kolonel Ms, menyatakan ia yang mengeksekusi mati Ketua Committee Central Partai Komunis Indonesia Dipa Nusantara Aidit. Ms meletupkan pistol sehingga Aidit tewas. Tentara menangkap Aidit di Solo pada 22 November 1965 malam. Esok harinya, tentara mengeksekusi mati Aidit. Sebagai petinggi CPM, Ms juga merangkap petinggi perang Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu itu markas CPM berada di barat Kali Code, sekarang dekat Hotel Santika Yogyakarta.

Ms menyatakan ihwal ini kepada seorang sahabat dekatnya, yang juga pelaku sejarah G30S tahun 1965. Pelaku sejarah 1965 ini selanjutnya mengungkapkan penuturan Ms itu kepada Tempo di rumahnya di Yogyakarta pada Sabtu, 26 September 2014. Ms meninggal tahun 2010.

Ketika G30S tahun 1965 terjadi, Ms mendapatkan tugas untuk memburu Aidit yang ditelisik terbang dari landasan udara Halim Perdanakusuma Jakarta ke Adisutjipto Yogyakarta, lalu melanjutkan perjalanan darat ke Solo. “Pak Ms suka mengajak saya ngobrol terbuka. Ia bangga dengan perannya dalam peristiwa 1965,” kata sabahat Ms itu.

Dalam suasana yang santai sambil menyedot rokok dan berbincang ngalor-ngidul, Ms pernah bercerita tentang penangkapan dan eksekusi Aidit. Menurut Ms, seperti dituturkan kepada sahabatnya, ada cerita dalam pelariannya, Aidit pernah bersembunyi dengan cara dikubur sampah. Sehingga, Aidit pun lolos dari kejaran tentara.

Setelah diuber sekian hari, akhirnya intelijen tentara mengetahui posisi Aidit ada di rumah seorang penduduk yang menjadi anggota PKI di Solo. Rumah itu bergaya Jawa. Pada bagian depan ada balai. Di belakang balai ada ruang keluarga dan untuk menerima tamu khusus. Di belakang ruang tamu, seperti lazimnya rumah orang Jawa, ada tiga kamar, yang biasa disebut senthong kiwo(kamar kiri), tengen (kanan), dan tengah.

Ketika digerebek ada kopi yang baru diminum separuh cangkir dan sebatang puntung rokok di meja yang asapnya masih mengepul. Pemilik rumah mengatakan tidak ada orang yang bersembunyi di rumah itu. Namun, Ms dan anak buahnya tidak percaya begitu saja. Semua kolong dan almari dibuka. Dapur juga diperiksa. “Pak Ms bilang itu adalah sisa kopi dan puntung rokok yang diisap Aidit,” kata kawan Ms itu.

Meski demikian, Ms tidak jua menemukan Aidit. Di belakang tiga kamar itu, ada ruang kecil yang di ujungnya ditutup almari. Rupanya Aidit bersembunyi di balik almari dengan cara kakinya bertumpu di almari dan bokongnya menekan dinding kayu. Almari itu digeser oleh Ms dan anak buahnya dan ternyata benar tentara menemukan Aidit.***

(Farid Mansyur)
Kategori : Serbaneka
Sumber:Tempo.co
wwwwww