Mengaku Bandel Kala Menjadi Mahasiswa Fakultas Hukum UI

Mengaku Bandel Kala Menjadi Mahasiswa Fakultas Hukum UI

Kebersamaan Yusril Ihza Mahendra dan istri.

Selasa, 27 Oktober 2015 03:18 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com- Yusril Ihza Mahendra blak-blakan mengaku bandel kala masih menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI). Namun, dia mengatakan sang dosen, Guru Besar Fakultas Hukum UI, almarhum Prof Harun Al Rasyid tetap terbuka. "Saya tuh nakal dan sering diskors. Walaupun sering bengal tapi itu tidak jadi pemasalahan bagi Prof Harun," kata Yusril dalam sambutannya dia acara peluncuran buku yang berjudul "Pemikiran Atas Konstitusi Negara, Mengenang Ajaran Prof Dr Harun Al Rasyid" di Ruang Soemadipradja dan Taher (S&T) Gedung C Lantai 1 FHUI Depok, Jawa Barat, Senin (26/10/2015).

Selain itu, Yusril juga mengatakan meski keras namun Harun Al Rayid adalah orang yang baik dan terbuka dengan pendapat orang. Sebagai mahasiswa, Yusril senang bisa dekat dengan Harun.

"Dulu waktu saya kuliah saya pernah ada masalah dengan Prof Harun, tapi setelah saya minta maaf dia bilang nggak masalah," kenangnya.

Selain itu, kenangan lain yang masih dingat Yusril adalah saat ada acara debat. Di mana Harun menjadi salah satu narasumber dan berbeda pendapat dengan narasumber lainnya.

"Sebenarnya Prof Harun itu orang yang baik dan dia tidak penah menaruh dendam. Pernah ada acara debat walalupun dia berbicara dengan lantang suaranya, tapi setelah acara debat itu selsai kita bisa ketawa bareng dan dia menghargai pendapat orang itu," jelas Yusril.

Selain Yusril, hadir juga di acara ini Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, Prof. Dr. Satya Arinanto, Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Prof. Dr. Topo Santoso dan perwakilan keluarga Harun Al Rasyid.

Senada dengan Yusril, Jimly yang juga pernah diajar Harun bahkan menjadi rekan setelah dia lulus. Sesuai dengan yang diajarkan sang dosen, Jimly mengatakan ilmu tidak akan berkembang jika saling menjelekkan. Meski berbeda pendapat, semua itu harus dihargai.

"Kita harus membangun tradisi yang baik dalam era sekarang. Jangan sampai kebebasan digunakan untuk mengekspresikan kejelekan orang lain," ucapnya.

Selain para tokoh hukum, salah satu anak Harun Al Rayid, Ida Farida Mardiati memiliki kenangan yang begitu membekas terhadap ayahnya. Menurutnya meski dihadapkan pada situasi yang menyudutkan, Harun selalu berpegangan pada pondasi hukum yang ada.

"Beliau mengatakan sama saya, ayah hanya menyatakan kebenaran dan jangan takut," ucap Ida.

Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan serah terima buku dari Dekan Falkutas Hukum Universitas Indonesia, Prof. Dr. Topo Santoso kepada perwakilan keluarga.

Harun meninggal dunia pada Rabu (13/8/2014) silam karena sakit di usianya yang ke-84 tahun. Pria kelahiran Palembang ini dikenal dengan pendapatnya soal sistem ketatanegaraan. Buku-bukunya juga kerap menjadi bahan referensi dan kutipan. ***

(M Yamin Indra)
Kategori : Profil
Sumber:Detik.com
wwwwww