Inilah Meriam-Meriam Peninggalan Kerajaan Pelalawan

Inilah Meriam-Meriam Peninggalan Kerajaan Pelalawan

Tempat penyimpanan meriam Pelalawan.

Minggu, 06 Desember 2015 10:33 WIB
PANGKALANKERINCI, POTRETNEWS.com - Meriam adalah senjata berbentuk silindrik berukuran besar terbuat dari logam. Meriam kuno hanya memiliki satu lubang untuk keluar masuknya peluru,. Satu lubang lainnya yang berada di moncong dibuat sebagai jalan keluarnya peluru. Berdasarkan jenis peluru yang digunakan, meriam dapat dibedakan atas meriam sulut danmeriam dengan peluru berselongsong. sedangkan meriam modern memiliki dua lubang yang salah satu di antaranya digunakan sebagai tempat untuk memasukkan peluru, yaitu yang berada di belakang.

Meriam sulut ialah jenis meriam kuno yang mesiu dan pelurunya dimasukkan melalui ujung laras. Peledakan mesiu dilakukan dengan cara membakar sumbu melalui sebuah lubang kecil di bagian pangkal meriam. Meriam sulut disebut juga meriam sundut.

Adapun meriam dengan peluru berselongsong ialah meriam yang peluru dan mesiunya telah disatukan dalam sebuah wadah sehingga memudahkan penggantiannya. Selongsong berpeluru itu dimasukkan lewat sebuah lubang di bagian pangkal (belakang) meriam dan diledakkan melalui pemicu. Meriam-meriam modern termasuk jenis ini. (Vademekum)

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/06122015/potretnewscom_tweww_109.jpg

Meriam dicat untuk mengurangi kerusakan.

Meriam pertama kali digunakan di Tiongkok, sebagai artileri mesiu paling tua, yang menggantikan persenjataan seperti mesin serbu. Meriam genggam pertama kali muncul pada pertempuran Ain Jalut, antara Mesir denganMongol di Timur Tengah. Penggunaan pertama meriam di Eropa diperkirakan terjadi di Iberia, pada saatReconquista antara Kristen dengan Islam pada abad ke-13.

Di Inggris, meriam pertama kali digunakan dalamPerang Seratus Tahun, pada pertempuran Crecy tahun 1346. Pada Abad Pertengahan inilah meriam menjadi senjata standar perang, yang efektif terhadap infanteri dan bangunan. Setelah masa Abad Pertengahan, meriam-meriam berukuran besar mulai ditinggalkan, digantikan dengan meriam ringan yang lebih banyak dan mudah digerakkan.

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/06122015/potretnewscom_zxrmw_108.jpg

Deretan meriam peninggalan Kerajaan Pelalawan.

Selain itu, teknologi dan taktik-taktik baru juga dikembangkan, dan membuat benteng-benteng pertahanan menjadi tidak berguna. Akibatnya, dikembangkan juga teknologi benteng bintang, yang khusus dibuat untuk menahan serangan dari meriam.

Teknologi meriam juga mengubah peperangan laut. Angkatan Laut Britania Raya pada masa itu termasuk pihak yang mulai menggunakan kekuatan meriam. Dengan kembangkannya laras melingkar, tingkat keakuratan meriam menjadi semakin tinggi, membuatnya semakin mematikan, khususnya terhadap infanteri. Pada Perang Dunia I, mayoritas kematian disebabkan oleh meriam. Meriam juga banyak digunakan pada Perang Dunia II.[i]


Peninggalan Kerajaan Pelalawan
Kerajaan Pelalawan banyak meninggalkan peninggalan berupa meriam. Beberapa diantaranya saat ini telah dikumpulkan di satu tempat dan telah diberikan cungkup sebagai pelindungnya. Meriam-meriam tersebut berasal di Kecamatan Pelalawan dimana Istana Sayap serta makam Raja-Raja Pelalawan berada. Menurut informasi masyarakat masih banyak lagi meriam-meriam yang terpendam di dalam rawa.

Jumlah meriam yang berada di dalam cungkup adalah 12 buah, meriam-meriam tersebut digunakan pada saat perang melawan Kerajaan Siak dan pada saat melawan penjajah Belanda. Ukuran meriam ini bermacam-macam yang terkecil memiliki panjang 1,3 m dan yang terpanjang memiliki panjang 2,25 m .

Kondisi meriam-meriam ini cukup terawat, dengan adanya cungkup menjadikan meriam ini terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh cuaca, selain itu dengan cat yang melapisi meriam tersebut dapat mengurangi korosi yang terjadi pada meriam tersebut.

Keberadaan meriam ini erat pula kaitannya dengan tinggalan-tinggalan Kerajaan Pelalawan lainnya, antara lain Makam Raja-Raja Pelalawan I, Makam Raja-Raja Pelalawan II, Makam Raja-Raja Pelalawan III, Istana Sayap, dan Masjid Hibbah yang berada dekat dengan Makam Raja-Raja Pelalawan III.

Tinggalan-tinggalan berupa meriam ini merupakan aset sejarah yang sangat berharga. Banyak hal yang dapat dipelajarai melalaui tinggalan berupa meriam diantaranya adalah teknologi pertahanan masa lalu baik dari segi materialnya maupun dari strategi pertahanan dengan menganalisis keletakan dari meriam-meriam tersebut. Walaupun keletakan meriam tersebut sudah tidak in situ lagi tetapi informasi mengenai sumbernya dapat membantu dalam melakukan analisisnya. ***

Sumber:
fauzan amril - https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/


(Akham Sophian)
Kategori : Potret Riau
wwwwww