Benteng Tujuh Lapis di Dalu-dalu Rohul, Saksi Bisu Kegarangan Tuanku Tambusai Melawan Belanda

Benteng Tujuh Lapis di Dalu-dalu Rohul, Saksi Bisu Kegarangan Tuanku Tambusai Melawan Belanda

Benteng Tujuh Lapis di Dalu-dalu, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. (foto: menerjemahkan.com)

Redaksi
Jum'at, 20 November 2015 00:26 WIB
ROKAN HULU, POTRETNEWS.com - Benteng Tujuh Lapis berada di Desa Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai sekira 23 km dari Makam Raja-raja Rambah. Benteng tanah yang dibuat masyarakat dalu-dalu pada zaman penjajahan Belanda, atas petuah Tuanku Tambusai di atas bumbun tanah ditanam bambu atau aur berduri. Bekas benteng tersebut yang ditinggalkan Tuanku Tambusai (bergelar Pahlawan Nasional) pada tanggal 28 Desember 1839. Di sekitar daerah Dalu-dalu ini juga terdapat beberapa benteng-benteng yang disebut Kubu. Benteng ini terdiri dari tujuh lapis dengan gundukan tanah mencapai tinggi 11 meter yang ditanam bambu berduri tahun 1838 – 1839.

Letkol Michele datang ke Dalu-dalu untuk menaklukkan benteng, akhirnya benteng dapat dikuasai, dan Tuanku Tambusai bersamaan dengan sebagian prajurit meninggal di Negeri Sembilan Malaysia. Kegigihan perjuangan Tuanku Tambusai oleh Belanda diberi gelar kepadanya ”De Padrische Tijger Van Rokan” berarti Harimau Padri dari Rokan.

Selain Tuanku Tambusai, Sultan Zainal Abidin juga pernah menggunakan Benteng ini dalam melawan pemberontak negeri. Sekarang Benteng ini sudah tidak terlihat bentuk aslinya. Pemerintah Rokan Hulu (Rohul), Riau, akan mengupayakan merenovasi situs sejarah ini.

Benteng Tujuh Lapis bertembok tebal, kokoh tujuh lapis, diperkuat dengan tanaman bambu berduri (aur duri) dan parit sedalam sepuluh meter. Benteng ini luasnya menyamai sebuah kampung. Dengan nilai perjuangan yang melekat pada benteng ini, menjadikannya sebagai salah satu objek wisata budaya dan peninggalan sejarah perjuangan masyarakat Riau menentang penjajah. ***

(Akham Sophian)
Kategori : Potret Riau
wwwwww