Perang terhadap Narkoba Tak Boleh Berhenti

Perang terhadap Narkoba Tak Boleh Berhenti

Ilustrasi.

Sabtu, 23 Januari 2016 03:03 WIB
TINDAKAN tegas aparat terhadap sindikat Narkoba menuai perlawanan. Dalam dua penggerebekan terpisah di Jakarta beberapa hari lalu, menewaskan satu polisi dan melukai empat orang. Ini menunjukkan sindikat Narkoba makin berani dan tak bisa lagi dihadapi dengan cara biasa. Mengikuti hukum ekonomi, bisnis Narkoba memang sangat menggiurkan. Permintaan tinggi, sedangkan Narkobanya makin sulit didapat karena gencarnya aparat melalukan razia dan penangkapan. Akibatnya harga Narkoba makin mahal dan menggoda para pengedar untuk terus melakoninya.

Meski ada perlawanan sengit, aparat negara tak boleh mundur setapakpun untuk memberantas Narkoba. Polisi dan BNN sebagai garda terdepan dalam penindakan, mesti diperlengkapi kemampuan ekstra agar lebih siap menghadapi sindikat Narkoba yang terorganisir dengan rapi. Apalagi dalam tindakan penangkapan tak boleh gegabah, sebaiknya ada terlebih dahulu analisa intelijen tentang kemampuan sindikat Narkobanya.

Tindakan represif ternyata tidak efektif dalam memberantas Narkoba. Kasus Kampung Kubur misalnya, sudah puluhan kali razia dan penangkapan. Berpuluh yang diseret ke penjara, tetapi selalu terulang dengan pemain baru. Perlu tindakan komprehensif untuk memberantas narkoba.

Dari hulu, mata rantai peredaran Narkoba ke sumber pasokan mesti diputus. Belakangan memang ada perkembangan baru dalam hal pasokan Narkoba. Banyak industri rumahan yang muncul di Indonesia. Meski begitu, seharusnya tetap bisa dipantau karena bahannya tidak sembarangan bisa dibeli dari toko kimia atau farmasi.

Lalu di hilir, perlu dilakukan upaya mencegah pengguna dan pengedar kembali ke kebiasaan lama. Ironisnya, dalam beberapa kasus, ditemukan peredaran Narkoba justru dikendalikan dari Lembaga Pemasyarakatan. Memang sudah ada dibangun Lapas khusus kasus Narkoba, tetapi jumlahnya perlu ditambah dan harus ada sistem pembinaan untuk memerbaiki mental penghuninya.

Hukuman bagi pengedar sebaiknya semaksimal mungkin. Ini perlu sinergi dan kolaborasi dari semua penegak hukum, mulai polisi, BNN, jaksa dan hakim. Kadang banyak kecewa dengan vonis yang terlalu rendah. Ada juga disebabkan tuntutan rendah, sehingga efek jera yang diharapkan tidak terjadi.

Kampanye antinarkoba sebaiknya makin digiatkan. Bukan hanya di lembaga pendidikan sejak dini, juga melibatkan tokoh agama. Kampanye secara berkesinambungan akan lebih efektif apabila keluarga proaktif. Orangtua perlu diperlengkapi kemampuan mendeteksi dini anggota keluarganya yang mulai terkena Narkoba, sehingga cepat bisa ditanggulangi.

Kita berduka untuk aparat yang menjadi korban saat bertugas memberantas Narkoba. Agar kematiannya tidak sia-sia, maka aparat mesti lebih serius lagi melawan sindikat Narkoba. Masyarakat tak boleh tinggal diam, Narkoba adalah musuh bersama, mari dukung polisi dan BNN. ***

(Akham Sophian)
Kategori : Opini
Sumber:Hariansib.co
wwwwww