Ucapan Belasungkawa Mengalir atas Tewasnya Mantan Dekan FKIP UMSU Medan

Ucapan Belasungkawa Mengalir atas Tewasnya Mantan Dekan FKIP UMSU Medan

Hj Nur'ain Lubis semasa hidupnya. (foto: Facebook/Linda Wahyu Marpaung)

Senin, 02 Mei 2016 20:50 WIB
MEDAN, POTRETNEWS.com - Mantan Dekan FKIP UMSU Nur’ain Lubis tewas mengenaskan setelah digorok mahasiswanya sendiri, Roymardo Sah Siregar, Senin (02/05/2016) sore tadi. Ucapan belasungkawa pun mengalir dari sejumlah kalangan termasuk dari alumnus UMSU sendiri. ''Turut berdukacita atas berpulangnya Bunda Ain ke Rahmatullah sore ini di UMSU. Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT dan diampunkan segala dosanya. Kullu Nafshin Jaikatul Maut, tiap-tiap yang bernyawa pasti akan mati..,'' begitu tulis Linda Wahyu Marpaung, mantan mahasiswa korban sewaktu di FKIP UMSU.

Linda yang aktif pada pengembangan kualitas pendidikan itu mengimbau, sudah saatnya pendidikan Indonesia berbenah. Pendidikan karakter dan pendidikan agama sudah seharusnya diajarkan berimbang.

''Terlalu dangkal memang jika menilai pendidikan dari hasil muatannya saja. Proses pendidikan itulah yang lebih penting. Tan Malaka pernah berkata, tujuan pendidikan itu seharusnya untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan,'' tukas Linda yang juga Aktivis Sentra Advokasi untuk Hak dan Pendidikan Rakyat (SadaR) Kota Medan.

Belasungkawa juga datang dari aktivis Muhammadiyah Amrizal. Dia turut berdukacita mendalam atas berpulangnya Nur’ain yang juga aktivis pendidikan Muhammadiyah.

''Rasa duka yang mendalam atas berpulangnya salah seorang tokoh pendidikan Muhammadiyah Sumut, Ibu Nuraini (Mantan Dekan FKIP UMSU). Semoga beliau ditempatkan ditempat yg sebaik-baiknya dan di terima seluruh amal ibadahnya. Dan keluarga yang ditinggalkan tabah dalam menghadapi cobaan ini,'' tulis Amrizal dari akun facebooknya.

Terpisah, tokoh pendidikan Sumatera Utara Prof Moehammed Nawawiy Loebis juga mengomentari peristiwa pembunuhan dosen UMSU oleh mahasiswanya sendiri.

''Kegagalan sistem pendidikan dan gagalnya pendidikan berkarakter. Sampai saat ini, narkoba, seks bebas serta tawuran antarsiswa dan mahasiswa ditambah dengan ijazah palsu menjadi hal yang umum. Masih pantaskah kita disebut pendidik? Selamat ber-Hardiknas ria sekadar formalitas,'' tulis Nawawiy di akun Facebook. ***

Editor:
Akham Sophian

Sumber:
GoRiau.com/Kini.co.id

Kategori : Nasional
wwwwww