Indonesia-Malaysia Usung Pantun Jadi Warisan Dunia

Indonesia-Malaysia Usung Pantun Jadi Warisan Dunia

Ilustrasi.

Sabtu, 01 April 2017 12:50 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Hubungan Indonesia dan Malaysia yang kerap diwarnai klaim budaya kini mulai berubah. Kedua negara serumpun itu bergandengan mengusung pantun menjadi warisan budaya non benda ke UNESCO. Indonesia dan Malaysia mengajukan pantun sebagai nominasi multinasional ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda atau Intangible Cultural Heritage Badan PBB untuk pendidikan dan kebudayaan, UNESCO. Pantun bakal dimasukkan dalam Representative List of Humanity.

Dua negara bertetangga ini sudah melakukan penandatanganan dossier atau dokumen data penominasian di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta, pada Kamis, (30/3/2017).

"Karena memiliki warisan budaya yang sama, kerja sama Indonesia dan Malaysia ini bisa memberi inspirasi," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid saat acara penandatanganan tersebut, dilansir potretnews.com dari cnnindonesia.com.

"Dari pada bersaing setiap negara ingin memiliki kenapa kita tidak berbesar hati bersama-sama mengajukan sebagai warisan dunia," lanjut Hilmar.

Hilmar menjelaskan pada Februari kemarin Indonesia menginisiasi pantun sebagai nominasi multinasional dengan empat negara lainnya yakni Malaysia, Thailand, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Namun, pada akhirnya hanya Malaysia yang menunjukkan kesiapan untuk mengajukan pantun secara bersama. Pemerintah Malaysia pun mengaku menyambut baik ajakan Indonesia.

"Kami menyambut baik pengajuan warisan budaya ini. Dari Februari dengan proses yang sangat singkat kami mengumpulkan berbagai data dengan 'mati-matian'," kata Director General of Department National Heritage Malaysia Zainah Ibrahim.

Sementara itu, Kasubdit Warisan Budaya Takbenda Kemdikbud Lien Dwiari menjelaskan Indonesia dan Malaysia sudah melakukan beberapa penilitian dan uji publik untuk melengkapi berkas nominasi.

Di Indonesia, kata Lien, uji publik digelar dua kali: yang pertama di Riau dan Kepulauan Riau serta yang kedua di Jakarta.

Berkas dan data penominasian itu akan segera diserahkan ke UNESCO, Jumat (31/3), yang merupakan batas akhir pendaftaran nominasi warisan dunia. Semua berkas itu akan diperiksa oleh UNESCO sebelum akhirnya ditetapkan pada 2018.

Menurut Lien, pengajuan bersama ini dilakukan karena bila dilakukan sendiri hanya diperbolehkan dua tahun sekali. Lien juga mengatakan UNESCO lebih senang dengan pengajuan antarnegara.

"UNESCO lebih suka dengan multinasional yang antar bangsa karena melihat kehidupan dan kedamaian yang baik antar manusia semua. Lebih cepat prosesnya dan bisa setiap tahun," tutur Lien.

Indonesia sudah memiliki tujuh warisan yang diakui UNESCO yakni wayang, batik, keris, angklung, noken, Tari Saman, dan Tari Bali. Selain pantun, Indonesia juga tengah mengajukan kapal Pinisi untuk tahun ini dan pencak silat untuk 2019.  ***

Editor:
Hanafi Adrian

Kategori : Internasional
wwwwww