Surat Remaja Ini Ungkap Situasi Mencekam saat Teroris Tembaki Warga Paris di Gedung Konser, Begini Isinya

Surat Remaja Ini Ungkap Situasi Mencekam saat Teroris Tembaki Warga Paris di Gedung Konser, Begini Isinya

Petugas membantu seorang pria yang terluka akibat serangan penembakan di dekat aula konser Bataclan di Paris, Prancis, 13 November 2015. Media setempat mengabarkan enam pria bersenjata terlibat dalam serangan penembakan di beberapa tempat. (foto: reuters)

Sabtu, 14 November 2015 11:52 WIB
PARIS, POTRETNEWS.com - Seorang remaja pria sedang di dalam gedung konser Bataclan di Kota Paris, Prancis, pada Jumat malam, 13 November 2015, ketika beberapa pria melepaskan tembakan di ruangan itu. Di Bataclan, para pelaku teror menembaki dan menyandera para pengunjung. Di sini, korban tewas mencapai seratus orang. Remaja pria ini kemudian menuliskan kesaksiannya dan mengirimkannya ke media Prancis, Le Figaro, tentang suasana di dalam gedung konser ketika itu.

Berikut ini isi suratnya:

Situasi kacau balau. Saya berada di sisi kanan ruang Bataclan. Lagu yang dibawakan Eagles if Death Metal baru saja selesai dilantunkan ketika saya mendengar ledakan seperti bunyi kembang api.

Saya melihat pemain gitar meletakkan gitarnya. Saya berputar dan melihat seorang pria dengan senjata otomatis menembak ke arah atas.

Semua orang tiarap. Saat itu seperti instink saja. Setiap orang secepat mungkin menghindari para penembak. Tidak mungkin menghitung berapa banyak mereka, semua terjadi sangat cepat.

Saya dan beberapa orang lain berusaha naik ke podium yang ada pintu daruratnya di sebelah kanan.

Dan semua kacau, orang-orang ketakutan, berjuang untuk hidup, sementara lainnya saling dorong dan tarik untuk mencapai podium.

Kami bersembunyi di kamar bagian kanan setelah melewati podium, mengira itu jalan keluar, ternyata bukan. Seorang staf gedung mengatakan pintu darurat ada di sisi lain ruangan itu.

Saat itu kami masih mendengar tembakan. Setelah beberapa detik dan menit berlalu, kami melihat orang-orang menuju pintu darurat. Ketika saya berpikir akan mengikuti orang-orang tersebut, para pelaku menembaki ke arah pintu darurat.

Kami semua lalu memutuskan menyeberang ke arah belakang gorden. Kami kemudian menyadari sudah berada di luar gedung dan berlari menuju jalan raya.

Saya mendengar tembakan di jalan tempat kami lari. Namun saya tak mau melihat ke belakang. Saya berlari seperti seluruh dunia berlari menuju Bastille. Jalan sudah dipenuhi polisi bermobil dan bersepeda motor yang menuju lokasi.

Saya pulang ke rumah. Saya baik-baik saja. Saya tidak tahu kondisi yang lain, apakah mereka juga baik-baik saja. Saya tidak takut lagi. Saya juga sekarang tidak syok lagi. Saya menulis ini, dan saya tidak akan lupa.***

(M Yamin Indra)
Kategori : Internasional
Sumber:Tempo.co
wwwwww