Home > Berita > Umum

Sebuah Pandangan bagi Pelaku UMKM di Bengkalis dari Seorang Rido Nosa, Pria Muda yang Menjabat Ketua Kadin, Dosen Polbeng, dan Pemilik Soodu.id

Sebuah Pandangan bagi Pelaku UMKM di Bengkalis dari Seorang Rido Nosa, Pria Muda yang Menjabat Ketua Kadin, Dosen Polbeng, dan Pemilik <i>Soodu.id</i>

Rido Nosa (berkaca mata) Dosen Jurusan TI Polbeng, Ketua Kadin, dan Pemilik Soodu.id saat wawancara eksklusif, Sabtu (13/01/2024).

Sabtu, 03 Februari 2024 02:27 WIB
Junaidi Usman
BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di banyak daerah khususnya di Pulau Bengkalis, Riau dari waktu ke waktu terus bertambah. Di antara faktor penyebab pertambahan ini adalah bertambahnya jumlah manusia, sebagai penambah penghasilan bagi pelaku usaha, dan memanfaatkan potensi diri yang memang selalu ada pada setiap individu dengan keberagaman yang diberikan Allah Swt, dan faktor-faktor lainnya. Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) sebagai kampus vokasi yang paling dekat dengan dunia industri memiliki tanggung jawab moral untuk berkontribusi membantu kendala yang dihadapi para pelaku usaha tadi.

Rido Nosa seorang dosen Jurusan Teknik Informatika (TI) Polbeng yang saat ini dipercaya menahkodai Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Kabupaten Bengkalis mengetahui bahwa hal ini menjadi potensi luar biasa bagi negeri ini.

Selain dosen, Ketua Kadin, pria ini juga pemilik Soodu.id yang telah cukup dikenal di dunia daring, dalam jaringan. Rido putra Desa Wonosari Bengkalis ini coba melakukan kolaborasi antara Kadin yang dipimpinnya dengan kampus vokasi Polbeng karena sejauh ini Kadin di seluruh Indonesia dengan seluruh kampus vokasi, baik kampus di daerah, di provinsi, maupun di Indonesia itu ada program bersama khususnya dalam memberikan jalan keluar atas kendala yang dihadapi para pelaku industri tadi.

”Hari ini salah satu acaranya Temu Industri, kedepannya industri yang menghadapi problem-problem terkait dengan IT (Ilmu dan Teknologi) solusinya (ada, red) itu di kampus vokasi untuk membuat aplikasi, sistem, IT sistem formasinya yang bisa menjawab kebutuhan dari industri tadi. Acara ini kita lakukan sekalian dengan pameran produk-produk hasil kerja dari mahasiswa. Nantinya kita akan mengundang industri untuk melihat kiranya mana produk-produk mahasiswa kita ini yang bisa menjawab kebutuhan mereka. Pada akhirnya antara kampus vokasi dan industri terjalin link and match (menghubungkan dan mencocokkan,red)," kata Rido Nosa kepada potretnews.com melalui wawancara eksklusif sambil berjalan kaki di Desa Sungaialam, Sabtu (13/01/2024) lalu.

Dilanjutkan Rido, semakin berkembangnya zaman sehingga semua orang mempunyai gadget berupa smartphone, iPhone, atau sejenisnya yang digunakan untuk mengakses informasi lewat media digital.

”Salah satu produk Soodu.id ini memang dibutuhkan apalagi UMKM bisa memasarkan produknya secara daring (dalam jaringan) sehingga bisa dikenal luas. Apalagi UMKM di Kabupaten Bengkalis yang produk-produknya tidak hanya dikenal oleh orang-orang di sekitar kabupaten ini tetapi juga orang luar, bahkan kita paling dekat dengan negara Malaysia sehingga lebih gampang untuk mempromosikan produk-produk khas kita ke negara tetangga Malaysia. Saya sebagai dosen, sebagai praktisi juga di bidang bisnis apalagi di bidang digital, di Bengkalis ini potensi produk-produk lokalnya untuk bisa berkembang masuk ke pasar Malaysia itu sangat tinggi. Yang kita butuhkan salah satunya adalah riset, riset dari segi kualitas produknya, dari segi packaging atau kemasan, dan riset dari segi promosi agar bisa diterima oleh Negeri Jiran karena kultur kita dengan kultur yang ada di Malaysia itu tidak jauh berbeda hampir sama, sama-sama suku Melayu," terangnya.

Baru-baru ini, beber Rido Nosa, Kadin Provinsi Riau yang dipimpin Mashuri SH mantan Ketua Kadin Kabupaten Bengkalis telah membuka jalur ke Malaysia dengan paparan di salah satu mall di Pekanbaru terkait dengan produk-produk khas Provinsi Riau yang akan disosialisasikan kepada para calon investor asal Malaysia yang datang ke Bengkalis untuk membeli mana produk-produk yang cocok dengan mereka.

”Khusus di Kabupaten Bengkalis tentu kita berharap, nantinya dengan adanya DMDI (Dunia Melayu Dunia Islam) (sebuah NGO, Non Government Organization, red) sebagai penghubung antara negeri kita Bengkalis dengan negeri Jiran Malaysia bahkan 23 negara anggota DMDI, nantinya bisa berkolaborasi antara Kadin yang memang jatuhnya di dunia industri, usaha dan DMDI yang bisa menjadi penghubung nantinya. Bisa kolaborasi untuk memajukan khususnya UMKM-UMKM dan industri yang ada di Kabupaten Bengkalis," harap Rido Nosa.

Sebagai Ketua Kadin Kabupaten Bengkalis Rido Nosa juga mendorong tumbuh kembangnya UMKM yang ada sehingga produknya berkembang.

”Dari sisi kualitas produk kita jaga, sisi kemasan kita jaga, dan branding kita jaga, setelah kita riset, kita naikkan dengan bahasa lainnya inkubasi UMKM ini. Setelah itu, kita dorong bagaimana produk-produk hasil inkubasi, hasil riset terbaik kita, akan kita coba pasarkan lewat beberapa media salah satu media tadi Soodu.id yang sudah kita bangun kolaborasi juga dengan Kadin. Ini akan kita manfaatkan untuk memudahkan pemasaran kita ke Negeri Jiran Malaysia," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Rido Nosa pula, dari sisi seni sebenarnya di Kadin itu kita sudah mengajak berkolaborasi antara pelaku-pelaku di bidang usaha industri kreatif salah satunya adalah Gerakan Ekonomi Kreatif atau Gekreaf yang bisa kita manfaatkan untuk kita dorong dari sisi ekonomi kreatif agar bisa berkembang dan masuk ke pasar luar negeri.

”Saya berharap tidak muluk-muluk, karena kita lebih dekat dengan negara Malaysia ketimbang ke pusat Indonesia yaitu Jakarta, kita itu lebih senang mendorong produk-produk kita diterima di pasar Malaysia karena dari sisi biaya kirim, dari sisi ekspor yang sekarang sudah dipermudah oleh regulasi pemerintah, ini adalah kesempatan kita untuk mendorong hal tersebut," terang Rido lebih jauh.

Menurut Rido Nosa kendalanya adalah kurang sosialisasi. Karena UMKM-UMKM khususnya yang ada di Kabupaten Bengkalis dari sisi produk sebenarnya bagus.

”Sisi rasa yang saya cicip enak-enak semua, kekurangannya itu adalah kurang informasi. Di Kadin sebagai wadah, kita pelan-pelan memberikan informasi bahwa pertama dari segi legalitas, itu penting. Kemarin kita dorong UMKM-UMKM kita untuk mendapatkan legalitas halal secara gratis sampai seribu legalitas halal gratis kita supply ke UMKM-UMKM, juga kerja sama dengan SLM (Service Lifecycle Management),” katanya.

Selain itu juga, imbuh Rido, kita dorong terkait dengan Nomor Induk Berusaha. Pemerintah kita di bawah kepemimpinan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) saat ini sudah mempermudah terkait dengan legalitas untuk UMKM dan industri salah satunya adalah Nomor Induk Berusaha.

”Nomor Induk Berusaha ini sudah bisa dibuat lewat OSS (Online Single Submission) yang bisa dilakukan pengusaha untuk mendaftarkan sendiri oleh UMKM kita, ini gratis. Sekali lagi gratis, tadi sudah halal gratis. Sayangnya UMKM kita kurang informasi karena sekarang ini pendaftaran dan lain-lain sebagainya tadi adalah digital," beber Rido.

"Selain sosialisasi, dorongan kita dari Kadin juga mendampingi UMKM-UMKM ini yang kebanyakan emak-emak untuk bisa mendaftarkan produk-produknya ke digital. Satu lagi, terkait dengan Goo Digital menurut saya bukan hanya produk UMKM masuk ke pasar internet dan lain sebagainya tapi dari sisi UMKM-nya dalam penggunaan media-media digitalnya mereka paham. Untuk membuat legalitas secara digital mereka paham, untuk mengupload foto ke media sosial mereka paham. Nah, itu salah satu kunci dari Goo Digital. Kalau menurut saya bukan dari sisi produknya yang kurang, tidak, itu sudah baik sekali tapi dari sisi informasinya, kita berikan sosialisasinya. Ini bagusnya seperti ini, untuk kemasannya bagusnya seperti ini karena standar-standar kemasan setiap negara itu berbeda. Bahkan setiap toko oleh-oleh di masing-masing negara standarnya berbeda-beda. Kita tinggal menyesuaikan dengan standar yang mereka (toko/negara) berikan. Peluang sudah ada tinggal kita memanfaatkannya," harap Rido Nosa menambahkan.

Saat ditanya sekarang lagi tren PNS yang punya usaha dan pemerintah tidak melarang bahkan mendorong setiap pegawai pemerintah maupun swasta Rido Nosa menjawab, "Hal ini bisa juga mempunyai usaha sampingan yang pastinya tidak mengganggu kinerjanya." ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww