Home > Berita > Umum

Cerita dari Festival Teater Kontemporer Sejarah Melayu Kabupaten Bengkalis

Cerita dari Festival Teater Kontemporer Sejarah Melayu Kabupaten Bengkalis
Minggu, 01 Oktober 2023 03:10 WIB
BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Satu gagasan sebuah lembaga bernama Pasukan Kehormatan Negeri, kemudian persiapan, lalu melaksanakan Festival Teater Kontemporer Sejarah Melayu Kabupaten Bengkalis tidak bisa dipandang sebelah mata apalagi menidakkan festival yang telah dibuka Bupati Bengkalis, Kamis (28/09/2023) kemarin. Wartawan yang memantau dan menyaksikan banyak tampilan peserta sejak petang hari dibuka hingga Jumat (29/09/2023) tadi malam, festival yang pesertanya terbatas untuk pelajar SD/sederajat dan pelajar SLTP di kabupaten ini coba membagikan apa yang wartawan saksikan lewat panca indera, juga nantinya hati sebagai rasa yang bersembunyi di relung terdalam.

Tampil perdana nomor undian 1 dari SDN 16 Bengkalis yang beralamat di Jalan Utama Dusun Kampung Parit Desa Pangkalan Batang Barat mengangkat kisah ”Awang Mahmuda” tragedi berdarah di Dusun Pelimau Desa Sebauk yang berjarak hanya sekitar 300 meter dari sekolah yang dipimpin Syamsul Bahri ini.

Mungkin karena waktu yang terhad sebagaimana yang dirasakan grup lain dalam melakukan persiapan, performance ini yang menyebabkan banyak pakem yang terabaikan. Blocking, vokal yang kurang maksimal, body language atau bahasa tubuh yang tak mampu menggantikan kecilnya vokal para pendukung lakon tadi adalah sebuah catatan khusus bagi peserta lain yang akan tampil untuk melakukan perbaikan.

Dari segi propertis, grup ini telah dinilai mampu mengejawantahkan dalam sebuah setting maupun kostum yang digunakan. Ada 19 SD/sederajat berkesempatan mengikuti festival dari 30 grup yang mendaftar, artinya 11 SD/sederajat belum berkesempatan unjuk akting di depan 3 orang juri yang terdiri dari Erzan Syah, Hendri Purwana, dan Soleha.

Dapat disampaikan sesuai urutan tampil pada petang dan pagi 19 sekolah tersebut adalah SDN 16, SDN 19 Bantan, kemudian SDN 29, 5, 41, 11, SDN 1, 4, 46 dan SDS Aisyah Bengkalis. Disusul SDN 52 Bengkalis, SDN 13 Bantan, 42, 8, 56, 50, 7, 3, dan SDN 12. Bengkalis.

Sedangkan tingkat SLTP yang tampil pada malam hari adalah SMPN 9 Bengkalis, MTs YPPI, SMP IT Ibu Harapan, selanjutnya MTsN 1, SMPN 1, dan MTs Al Huda Bengkalis, serta SMPS IT Mutiara Duri dan SMPN 1 Bantan sebagai peserta terakhir yang mulai tampil Sabtu pukul 10.30-14.00 WIB. Sebenarnya ada 12 grup yang mendaftar, 4 grup hingga batas waktu tidak ada konfirmasi kepada panitia sehingga dinyatakan gugur.
”Teater kan berkembang, perkembangannya sangat dahsyat ternyata hari ini generasi kita justru makin cinta dengan nilai-nilai sejarah, mereka terus menggali. Dari beberapa penampilan mulai dari cerita lokal kemudian sampai keluar yang pada intinya semua cerita ini dari Bengkalis asal seperti Putri Tujuh (Kota Dumai), Merbau Bersiram Darah (Kab. Kepulauan Meranti), Lancang Kuning dan lain sebagainya sangat potensial sekali.

Mereka coba mendalami, menggali, walaupun sebagai pemula mulai dari SD, dari SMP, MTs tetapi keingintahuan tentang sejarah-sejarah yang pernah terjadi itu sangat tinggi," kata Ketua Dewan Juri Erzan Syah kepada potretnews.com, Kamis (28/09/2023) setelah melakukan penilaian. Bagi Erzan bersama 2 anggota juri lainnya, untuk memberi penilaian tentunya harus menunggu semua grup selesai tampil dalam festival yang julung kali ini.

”Aspek yang dinilai bukan hanya dengan penampilan atau kostum yang bagus itu saja tetapi teknik dari sebuah permainan drama ini juga menjadi acuan yang utama. Potensi yang mereka miliki sangat luar biasa, pertama kalau ketidaktahuan mereka terhadap dunia akting ternyata mereka punya potensi untuk berakting dan mereka punya mental yang sangat bagus, berani tampil dalam posisi apapun walaupun dengan peran yang paling kecil sekalipun misalnya peran pembantu maupun pemeran utama, mereka tetap tampil. Kita lihat tadi jadi pengawal, jadi pembaca syair, jadi pembaca sinopsis, maupun hanya tampil pada episode terakhir tetapi mereka punya potensi berani tampil menunjukkan bahwa ini dirinya, menjadi orang lain dalam sebuah lakonan. Potensi ini pada mereka kami pikir mereka harus kita support. Mudah-mudahan nanti anak-anak ini ketemu permainan yang bagus dan bisa berkelanjutan mainnya di luar," doa Erzan yang diamini dua juri. Salah satu unsur penilaian terang Erzan Syah adalah improvisasi.

"Pemain telah melakukan improvisasi tetapi kami melihat mereka tidak sadar sedang melakukan improvisasi karena basic pemain, persiapan pengarah, dengan waktu yang full cuma 20 hari saya pikir untuk mengajarkan itu semua tidak mungkin, tapi mereka mengejar bagaimana persembahan ini dilakukan dengan baik. Semua permainan, saya tekankan lagi bahwa pemain tidak tahu kalau dia sedang melakukan improvisasi. Kalau kita lihat mereka jalan lurus itu kan sebuah kekakuan jadi semacam diatur tetapi ada beberapa pemain yang memang dia bisa berakting dengan baik, dia melakukan interaksi dengan baik. Keadaan yang seperti ini sebenarnya yang kita inginkan cuman kan memang butuh waktu, namanya juga anak-anak. Kalau kita bilang improve mereka juga belum tentu mengerti padahal mereka sudah melakukan improvisasi itu sendiri. Improvisasi adalah sebuah refleks menutupi kelemahan lawan yang dialognya ketinggalan, dari segi properti yang dilupakan mereka tadi mengambilnya, dari segi zigzag yang bisa ditonton oleh penonton, layar yang tertutup mereka membukanya, sesuatu gerakan yang dilakukan secara refleks untuk membantu menutupi kelemahan dari lawan pada sebuah pertunjukan," terang Erzan Syah di akhir wawancara.

Festival Teater Kontemporer Sejarah Melayu yang mendapat banyak dukungan bukan saja dari kalangan pejabat, juga pihak bank ini telah dibuka Bupati Bengkalis Kasmarni yang diwakili Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Johansyah Syafri di Gedung Daerah Datuk Laksamana Raja Dilaut pada Kamis (28/9/2023) pagi.

Johansyah mengatakan dengan kegiatan tersebut menjadi ruang apresiasi dan promosi bagi para seniman untuk dapat terus berkarya sehingga dapat berdampak positif bagi kemajuan daerah. Selain itu, kegiatan ini merupakan upaya pelestarian seni, budaya dan adat istiadat Melayu khususnya dalam bidang teater kepada masyarakat di negeri ini, yang perlu terus ditingkatkan. Selanjutnya, festival ini sejalan dengan visi daerah yakni terwujudnya kabupaten Bermarwah, Maju, dan Sejahtera, melalui misi penguatan nilai-nilai budaya Melayu menuju masyarakat yang berkarakter.

Ketua Umum DPH LAMR Datuk Seri H Sofyan Said mengatakan festival ini sebagai upaya membangun budaya melalui pembentukan karakter dan belajar berinteraksi sosial lewat tokoh dalam alur sebuah cerita yang diperankan pada panggung pertunjukan.

”Kegiatan ini untuk mengeratkan komunikasi dengan para sesama insan seni agar terus bersinergi mendorong semangat generasi muda khususnya di Kabupaten Bengkalis untuk mengeksplor potensi diri dan melahirkan karya kreatif dalam rangka pengembangan kebudayaan lewat seni teater," ujarnya.

Di akhir tulisan jurnalis atas Festival Teater Kontemporer Sejarah Melayu yang digagas oleh Panglima Besar Nasional Pasukan Kehormatan Negeri Datuk Iskandar Izhar ini, petanda kebangkitan kembali seni peran di panggung setelah sempat vakum beberapa tahun. Meskipun lelah merapah disebabkan agenda liputan dan rutinitas pribadi segera sirna dengan menyaksikan performance peserta saat live streaming di kanal YouTube yang dimiliki dengan 21.600 subscribe.

Sebagai seorang penggiat seni, mulai berteater dalam naskah Pinangan Liuk karya Alm. SPN H Sudarno Mahyudin yang ditampilkan saat Festival Budaya Melayu sekitar tahun 2004, mengarahkan naskah yang sama untuk hiburan Malam Resepsi HUT RI di Desa Pangkalanbatang Barat, hingga mengangkat naskah serupa menjadi film pendek tajaan Dewan Kesenian Riau yang dijadikan fokus jurnalis bidang film maker menjadi suatu hobi yang masih sering dilakukan.

Atas dasar inilah maka segala kekurangan dalam Festival Teater Kontemporer di atas adalah sebuah keniscayaan belaka sebab ianya lulus atas kata luar biasa bagi panitia pelaksana dengan harapan semoga Allah SWT membalas segala kebaikan seluruh pihak mendapatkan ganjaran pahala. Wallahu'alam Bissawab.***

KETERANGAN GAMBAR:
Staf Ahli Johansyah Safri, Ketua Umum DPH LAMR Datuk Seri H Sofyan Said, Ketua Panitia Datuk Iskandar Izhar dan lainnya foto bersama para pemenang tingkat SLTP (atas) dan tingkat SD/sederajat (bawah), Sabtu (30/09/2023) malam. (Foto istimewa Datuk Seri H Sofyan Said)

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww