Home > Berita > Umum

Merantau Cari Kerja ke Depok, Gadis Asal Riau Malah Terjerumus ke Dunia Prostitusi

Merantau Cari Kerja ke Depok, Gadis Asal Riau Malah Terjerumus ke Dunia Prostitusi

Ilustrasi

Rabu, 17 Februari 2021 10:32 WIB

DEPOK, POTRETNEWS.com — Hancurnya rumahtangga orangtua menjadi alasan gadis 18 tahun ini meninggalkan kampung halamannya.

Sebut saja Leida (bukan nama sebenarnya) pergi merantau dari Riau ke Depok, Jawa Barat usai kedua orangtuanya berpisah.

Leida tinggal seorang diri di tanah perantauannya tanpa kasih sayang dari keluarganya.

Gadis yang mengenyam pendidikan hanya sampai bangku SMA (Sekolah Menengah Atas) ini pun akhirnya terjerumus ke dunia prostitusi.

"Baru setahun, diajak teman sih awalnya," tutur Leida mengawali kisahnya.

Gadis berusia 18 tahun ini bercerita, jika kedua orangtuanya yang tinggal di Riau telah berpisah.

Keretakan rumah tangga orangtuanya di Riau sedikit banyak membuatnya memilih profesi sebagai PSK (pekerja seks komersial).

"Orang tua sudah pisah, terus aku ngerantau,"

"Kenalan sana-sini, ya sudah jadi tinggal di sini deh," kata perempuan penghuni kamar kosan yang berlokasi di Depok tersebut.

Saat ini, Leida sudah tak memikirkan lagi untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Yang ada diotaknya hanya berpikir bagaimana bertahan hidup seorang diri tanpa keluarga di tanah perantaunnya di Depok, Jawa Barat.

Niat awalnya meninggalkan kampung halamannya di Riau tak langsung menjadi PSK.

Leida mengaku sudah melamar pekerjaan ke sejumlah tempat.

Namun, hasilnya nihil lantaran ijazahnya hanya sampai SMA.

"Tadinya sudah ngelamar kerja. Tapi gak pernah dipanggil,"

"Lagian juga gajinya gak seberapa kan namanya juga lulusan SMA," kata dia.

Akhirnya, Leida pun terjerumus di dunia prostitusi karena pergaulan dengan temannya.

Sudah setahun belakangan mengaku menjalani profesi sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).

Kamar kosan berukuran 4x4 yang dihuninya, menjadi tempat bagi Leida untuk melayani pelanggan pria hidung belang yang ingin memuaskan hasratnya.

Dalam sehari, Leida mengaku bisa melayani 4 sampai 5 orang yang memasan jasanya.

Wanita dengan rambut sebahu ini mengaku sudah tidak sungkan lagi saat bertemu dengan pria hidung belang yang memasan jasanya.

Sekali kencan, Leida matok tarif Rp 300 ribu kepada pelanggannya.

"Lumayan kan, sehari bisa (melayani) empat sampai lima lah. Dikalikan saja tuh uangnya," ucap Leida.

Leida merupakan penghuni salah satu kamar kosan yang berlokasi di kawasan Grogol, Limo, Kota Depok.

Ia mengaku sudah sekitar satu tahun terjun ke dunia prostitusi.

Awalnya, Leida mengaku diajak oleh teman sehingga bisa terjerumus ke dunia hitam tersebut.

"Baru setahun, diajak teman sih awalnya," tutur Leida dikutip TribunnewsBogor.com dari TribunJakarta.com pada Senin (15/2/2021) malam.

"Kenalan sana-sini, ya sudah jadi tinggal di sini deh," kenang Leida, melansir Tribunnews.com.

Wanita berwajah tirus ini kembali bercerita, pelanggannya yang datang rata-rata masih berusia remaja hingga pekerja kantoran.

Pernah satu kali Leida melayani pelanggan yang memperlakukannya kasar dan banyak maunya.

"Banyak minta ganti gaya,” keluh Leida.

Menurut Leida, kamar kosannya itu digunakan bergantian dengan 2 teman wanitanya untuk melayani pelanggan.

Sehingga, pelanggan yang berkencan dengannya hanya diberi waktu 1 jam saja.

Sebab, setelah itu kamar kosan tersebut akan digunakan oleh teman Leida untuk melayani pria hidung belang yang telah memasan jasanya.

Di kontrakan itu, Leida tinggal bersama dua teman wanitanya yang juga menjajakan layanan prostitusi berbasis aplikasi pertemanan.

"Satu kali main ya, maksimal satu jam lah," kata Leida mengingatkan aturan main kepada pelanggannya.

Sementara saat Leida memberikan layanan kepada tamu, dua temannya menunggu di lorong.

Teman Leida juga sedang menunggu pesan masuk dari tamu yang ingin memakai jasanya.

Setelah waktu satu jam berlalu, dari luar sudah terdengar ketukan pintu.

Itu merupakan tanda agar Leida dan tamunya segera berbenah.

Pasalnya, kamar tersebut akan dipakai teman Leida yang baru dapat tamu.

"Buruan, pelanggan gue sudah datang nih. Jangan lama-lama," begitu katanya.

Keluar dari sana, Leida menawarkan pelanggannya untuk sekedar rehat.

Lebih seringnya ada pelanggan yang suka basa-basi menyoal apa saja.

Lokasi kontrakan Leida terbilang sulit dijangkau.

Sebab, terhimpit tembok tetangga di bagian kanan kirinya.

Hanya satu motor yang bisa masuk untuk menuju kontrakan Leida di paling pojok.

Deru kendaraan dari jalan di kawasan Grogol, Limo, Kota Depok, terdengar sampai kontrakan dua kamar yang ditempati Leida.

Jarak kontrakan Leida dari jalan utama sekitar 15 meter.

Akses masuknya sangat sempit, cukup muat dilintasi satu unit motor untuk masuk dan keluar.

Satu pelanggan berlalu, Leida kembali melirik ponselnya.

Kini, ia siap kembali menebar umpan untuk calon pelanggan berikutnya.

Tak butuh waktu lama, Leida mendapat pelanggan baru.

Ia langsung mengambil handuk dan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum memberi servis.

Seketika pupil mata Leida membesar, ditingkahi senyumnya yang mengembang.

Saat itu, ia melihat pesan masuk di ponselnya dari orang yang ditunggu-tunggu tanpa sebelumnya bertemu.

Bergegas ia berbenah merapikan penampilan, menjangkau parfum dari kamar lalu menyemprotkannya sekali dua kali ke tubuhnya yang tinggi semampai.

Ia sudah membayangkan akan mendapat bayaran Rp 300 ribu untuk sekali kencan, setelah proses tawar menawar dengan pria itu deal.

"Di depan ada gang, masuk saja lurus terus sampai mentok. Nah, kontrakannya yang paling pojok," kata Leida memandu tamunya seorang pria asing lewat ponsel agar tak tersesat.

Tak sampai 30 menit, pelanggannya datang ke kontrakan berwarna hijau kusam tempat Leida biasa memberikan layanan kencan singkat.

Dua teman Leida yang berada di dekat kosan pun tak sungkan menyapa tamu yang datang.

"Langsung masuk (kamar) saja mas, nyantai. Sudah biasa kok," sapa hangat salah satu teman Leida. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww