Kasihan Jari Telunjuk Istri Terluka, Neri Warga Bengkalis Ciptakan Alat Pembelah dan Pencungkil Pinang

Kasihan Jari Telunjuk Istri Terluka, Neri Warga Bengkalis Ciptakan Alat Pembelah dan Pencungkil Pinang

Neri Saputra bersama istri dan dua anaknya (atas). Alat pembelah pinang karya Neri diperlihatkan Dedek, abangnya, Kamis (28/1/2021).

Kamis, 28 Januari 2021 19:42 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Nada tanpa notasi dari pahat yang diketuk oleh seorang Neri Saputra menghiasai suasana rumah papan pada Kamis (28/1/2021) siang.

Lelaki yang akrab disapa Neri (35 tahun) ini terlihat tekun dan asyik dengan kegiatannya menyiapkan pesanan alat pembelah dan pencungkil kelapa sehingga menyapa wartawan media ini dengan seadanya namun terkesan akrab.

Alat yang Neri siapkan merupakan karyanya yang terinspirasi kala jari telunjuk sang istri, Hang Suri terluka saat mengupas pinang. "Ide awalnye saye melihat orang rumah mengerjakan (membelah, red) pinang ini pakai pisau, tekene (luke) tangannye. Daghi situlah saye membuat alat pengupas pinang ini yang sederhana, tidak membahayakan tapi efektif bisa digunekan banyak orang," kata Neri Saputra kepada potretnews.com, Kamis mengawali wawancara.

Alat ciptaan Neri dirancang pada Juli 2020 dan mulai dibuat sebulan kemudian dengan memanfaatkan kayu limbah di sekitar lingkungannya. "Banyak tetangga yang minat, lalu kami produksi berbahan kayu bekas kami ketam, kami amplas ulang, dicat," ungkapnya.

Sejak Agustus 2020 hingga saat ini, lebih kurang 50 pasang alat tadi telah dibuat Neri yang juga mendapat bantuan tenaga dari abang dan adiknya. "Pembelinye kebanyakan orang Bengkalis, kalau dari luar Bengkalis macam tadi kite kirim ke Jakarta, Aceh, Medan, Padang yang tau alat ini dari media sosial Facebook," sebutnya.

Dalam menentukan harga, Neri mempertimbangkan para petani pinang calon pembeli alat karyanya bukanlah dari kalangan orang kaya. "Jadi kita taruk harga serendahnya. Kalau ongkos kirim, sekilo tiga puluh ribu untuk ke Jakarta yang kite kirim tadi seberat 2 kilo dengan ongkos enam puluh ribu perpasang," terang ayah dari 2 putri, Qadriana Rahmadani (8 th) dan Khaira Askadina (4 tahun).

Neri yang tinggal di Jalan M Toha Gang Karet Desa Pangkalanbatang Barat, Bengkalis Riau ini sangat bahagia kala alat temuannya bisa membantu orang lain dalam bekerja. "Kita bisa membantu orang khususnye petani pinang yang umumnya masyarakat kecil, kite bisa memudahkan pekerjaan mereka dengan biaya pembelian alat ini yang tidak terlalu menekan petani," kata Neri dengan nada iba seraya menyebutkan harga pinang saat ini Rp12.000/kg.

Ke depannya, Neri punya mimpi memiliki pabrik khusus produksi alat pembelah dan pengupas pinang portabel setelah proses penyempurnaan yang akan dilakukannya. "Harapan ke depannya kite punye pabrik khusus produksi alat ini. Alat ini kite sempurnakan, kite bikin versi modern, pakai mesin atau bisa digerakkan pakai ban sepeda motor sehingga alat ini tetap sederhana, murah tapi menggunakan mesin," tutur Neri yang mengaku suka bereksperimen dan pernah ikut lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tahun 2013 di tajaan Balitbang dan masuk 30 besar dengan karya alat multi fungsi olahraga, mencuci pakaian, blender, dan kukur kelapa.

"Pernah bikin sketsa alat penanam bakau pertama di dunia, pernah bikin sketsa penyapu jalan dan pembersih padang rumput. Kalau biasenye kite membersihkan lapangan sepakbola itu seminggu dikerjakan lime orang gotong royong, dengan alat karya kami cume butuh tige jam alat pemotong rumputnye. Alat ini sudah disketsa, sudah eksperimen tapi belum bisa kami publikasikan," bebernya.

Neri Saputra pernah kuliah di STIE Syariah Bengkalis jurusan Akuntansi tapi tak selesai ini dalam memenuhi kebutuhan konsumennya mengalami kendala terbatasnya peralatan juga tempat khusus produksi. "Kalau kite ade tempat khususnye mungkin lebih mudah lagi, ni tempat lesehan aje, depan teras," katanya lagi.

"Semoga ini bisa bermanfaat bagi bagi orang banyak. Ingat, kalau tak ade duit, boleh niru, kalau ade duit beli dulu," katanya dengan bijak di akhir wawancara.

Saat wartawan media ini melihat langsung proses kerja membuat alat tadi, terlihat dua kenalannya datang bertandang. Mereka saling berbagi pengalaman di antaranya penggunaan mata bor yang harus diganti dan pengerjaan peritem dengan jumlah lebih dari satu.

"Saye merasa bangga, sebab satu-satunye putra daerah yang ade nilai seninya, bisa mengolah barang-barang bekas bisa digunakan yang ade nilai di masyarakat. Kite pun ini baru tahu keberadaan beliau (Neri yang bisa membuat alat) ini," kata kerabat Neri yang bernama Ridwan yang juga melihat proses pengerjaan. ***

Kategori : Bengkalis, Umum
wwwwww