Cerita Penggali Kubur di Pekanbaru yang Sudah Makamkan 456 Jenazah Covid-19; Bersiaga 24 Jam dan Pernah Bekerja Sendirian karena Kawan-kawannya Ketakutan

Cerita Penggali Kubur di Pekanbaru yang Sudah Makamkan 456 Jenazah Covid-19; Bersiaga 24 Jam dan Pernah Bekerja Sendirian karena Kawan-kawannya Ketakutan

Subhan Zein/TRIBUNNEWS.com

Minggu, 27 Desember 2020 14:23 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Ada cerita di balik penguburan jenazah korban virus corona atau Covid-19 di Pekanbaru, Riau yang belum diketahui banyak orang. Subhan Zein menjadi salah satu dari enam tukang gali kubur jenazah pasien Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tengku Mahmud, Kelurahan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Pandemi Covid-19 membuatnya harus stand by 24 jam sewaktu-waktu dimintai tolong untuk menggali kubur jenazah korban Covid-19. TPU tersebut menjadi lokasi pemakaman khusus jenazah pasien Covid-19 di Pekanbaru. Menjelang tengah hari, Sabtu (26/12/2020), cuaca panas tiba-tiba berubah menjadi hujan deras.

Zein berlari ke arah batang jengkol yang ada di tengah lahan pemakaman untuk berteduh. Namun, rimbun dedaunan tidak mampu melindungi tubuh pria 46 tahun ini dari derasnya hujan. Ia pun pasrah tubuhnya kuyup.

Sekitar dua puluh menit, hujan reda. Zein duduk di bangku kayu yang ada di bawah pohon jengkol. Ia tampak menghela nafas usai mengurus kuburan bersama dua rekan kerjanya. Saat dihampiri Kompas.com, Zein mengaku habis merapikan satu makam baru.

"Tadi pagi ada satu pasien Covid-19 yang meninggal dunia yang kami makamkan. Barusan saya rapikan tanahnya," ujar Zein, Sabtu.

Bapak lima anak ini bekerja menggali makam jenazah pasien Covid-19 di TPU Tengku Mahmud sejak April 2020. Bukan puluhan jenazah yang dikuburnya, melainkan ratusan. "Kalau sampai sekarang totalnya ada 456 jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan di sini," sebut Zein.

Suami Hariyatun (43) ini dipercaya sebagai Koordinator Lapangan (Korlap) pemakaman jenazah korban Covid-19. Setiap ada pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia, ia yang pertama kali dihubungi Dinas Kesehatan (Diskes) untuk diminta menggali kuburan.

Warga Kelurahan Umban Sari, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, ini juga merupakan seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Pekanbaru. Pekerjaan yang dilakoni Zein tidak hanya berat, tapi juga menakutkan. Soalnya, jenazah yang dikuburkan itu meninggal karena virus.

Namun, bagi Zein hal itu sudah biasa. Ia menjalani pekerjaan tersebut dengan ikhlas. "Ya, namanya pekerjaan harus dilalui. Bekerja dengan ikhlas. Rasa takut itu pasti ada. Tapi kan kita bekerja tetap patuhi protokol kesehatan," ungkap Zein.

Subhan Zein (46) mencari tempat berteduh karena diguyur hujan saat merapikan makam korban Covid-19 di TPU Tengku Mahmud, Kelurahan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (26/12/2020), melansir Tribunnews.

Gali kubur sendirian

Zein bercerita pernah menggali kubur sendirian. Waktu itu, temannya yang lain masih takut menguburkan jenazah korban Covid-19. "Waktu awal-awal kawan-kawan pada takut semua, karena belum terbiasa. Jadi, ya terpaksa saya sendiri yang gali kubur," kata Zein.

Seiring berjalannya waktu, makin banyak jenazah korban Covid-19 yang diantar ke TPU Tengku Mahmud untuk dimakamkan. Jam kerja Zein semakin sibuk. Dalam satu hari, ada satu hingga tiga jenazah yang dikirim.

Karena banyak jenazah yang datang, rekan-rekannya menolong. Rasa takut pun harus mereka lawan. "Kalau sekarang kawan-kawan sudah terbiasa. Kami stand by 24 jam. Kapan pun jenazah datang, kami siap gali kuburnya," tutur Zein.

Sembilan jenazah sehari

Zein dan rekannya selalu siap kapan pun untuk menggali makam jenazah pasien Covid-19, baik pagi, siang, dan malam. Bahkan, dalam satu hari mereka pernah memakamkan sembilan jenazah korban Covid-19.

"Paling banyak sembilan jenazah satu hari. Itu di bulan Agustus. Memang yang paling banyak meninggal dunia karena virus corona bulan Agustus dan Oktober. Kadang dari pagi sampai malam. Kadang subuh datangnya," kata Zein.

Ia mengatakan, salah satu kendala yang cukup berat dihadapi saat menggali kubur yaitu musim hujan. Sebab, tanah galian yang disiram hujan akan lebih berat saat petugas kembali menimbun. Selain itu, terkadang tanah galian kubur ambruk karena hujan.

"Susahnya gali kubur itu pas hujan. Kadang tanahnya ambruk. Selain itu, gali kubur malam hari. Itu kami hanya pakai lampu emergency," kata Zein.

Rasa takut memang dirasakan Zein saat menguburkan jenazah korban Covid-19. Namun, menurut dia jenazah sudah disterilkan pihak rumah sakit sebelum dimakamkan. "Rasa takut ada. Tapi kan mayat sudah disterilkan di rumah sakit. Kami juga ikuti protokol kesehatan. Pulang dari kuburan kami langsung mandi sebelum berkontak dengan anak dan istri. Alhamdulillah, sampai sekarang kami enam orang di sini tidak ada yang kena (Covid-19). Semoga saja dijauhkan dari virus corona," ucap Zein.

Dapat insentif

Zein dan rekannya digaji setiap bulan sebagai tukang gali kubur di TPU Tengku Mahmud. Zein sudah lama bekerja TPU Tengku Mahmud, sebelum TPU itu dijadikan tempat pemakaman jenazah korban Covid-19. Gaji yang diterimanya cukup untuk menghidupi istri dan lima orang anaknya, empat anaknya masih sekolah.

Selain digaji per bulan, Zein dan rekannya juga bersyukur mendapatkan insentif dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru. "Insentif bulan April sampai Agustus 2020, kami dapat 21,6 juta per orang. Alhamdulillah, cukup buat makan keluarga," kata Zein.

Minta warga patuh protokol kesehatan

Sebagai tukang gali kubur jenazah pasien Covid-19, Zein meminta masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak. Karena, kata dia, sudah banyak korban virus corona itu yang dikuburkannya.

"Ya, kita sebagai masyarakat harus patuhi protokol kesehatan. Apalagi saat liburan, kalau tidak ada kepentingan tak usah keluar, cukup di rumah saja," pesan Zein. Saat dimintai tanggapan terkait masih banyak yang tidak percaya dengan Covid-19, menurut Zein, itu pendapat seseorang dan tidak mempermasalahkannya.

Hanya saja, ia percaya dengan virus corona karena sudah banyak korban yang ia makamkan. "Ya, mau percaya atau tidak itu hak mereka. Buktinya sekarang saya sudah kuburkan ratusan jenazah korban Covid-19. Virus itu memang ada dan kita harus selalu waspada," kata Zein. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Pekanbaru, Umum
wwwwww