Home > Berita > Umum

Akses Finansial Replanting untuk Petani Swadaya

Akses Finansial Replanting untuk Petani Swadaya

Perwakilan dari Dinas Pertanian Labuhanbatu, Camat Bilah Hulu, Kepala Desa Tanjungsiram, BRI, Musim Mas, dan asosiasi petani Gapoktan Mekar/ISTIMEWA.

Selasa, 16 Juni 2020 15:08 WIB

POTRETNEWS.com — Awal pekan ini, petani swadaya, dengan bantuan PT Siringo-ringo, anak perusahaan Musim Mas, menerima bantuan keuangan untuk melakukan penanaman kembali (replanting) dari pemerintah Indonesia melalui, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (BPDP-KS), dan BRI (Bank Rakyat Indonesia).

Bantuan keuangan tersebut akan digunakan untuk membantu petani dari asosiasi petani Gapoktan Mekar untuk melakukan prelanting lebih dari 77 hektar lahan secara berkelanjutan.

Meskipun petani ini bukan bagian dari program petani Musim Musim, Musim Mas tetap membantu petani dari Gapoktan Mekar melalui surat permohonan bantuan keuangan mereka dan pendaftaran ke Direktorat Jenderal Perkebunan dan BPDP-KS. Musim Mas juga bermitra dengan Gapoktan Mekar sebagai offtaker.

Ketika umur tanaman kelapa sawit mencapai kematangan setiap 25 tahun, kelapa sawit tidak lagi produktif dan membutuhkan replanting. Menurut Chain Reaction Research, biaya replanting secara berkelanjutan adalah sekitar Rp 50 - 60 juta (USD 3.510) per hektar.

Karenanya, bantuan dari pemerintah dapat mengurangi tekanan finansial pada petani sawit dan mendorong mereka untuk melakukan replanting secara berkelanjutan. Sebanyak IDR 1,925 miliar (USD 13.555.860) akan disalurkan kepada petani sawit dari Gapoktan Mekar.

Momentum ini adalah kedua kalinya Musim Mas membantu petani swadaya untuk mengakses bantuan keuangan dari pemerintah dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (BPDP-KS).

”Petani swadaya mungkin menghadapi kesulitan dibidang keuangan,” kata Rob Nicholls, General Manager of Program and Projects of Musim Mas melalui keterangan tertulis kepada potretnews.com, Selasa (16/6/2020).

Menurut dia, hal ini dapat menghambat kemajuan mereka dalam penanaman berkelanjutan, terutama selama siklus replanting karena mereka perlu menyewa ekskavator, membeli bibit dan juga menemukan sumber pendapatan alternatif selama dua hingga tiga tahun ke depan sampai kelapa sawit petani swadaya berbuah. ***

Editor:
Mario Abdillah Khair

Kategori : Umum
wwwwww