Dilema Pandemi Covid-19 di Bengkalis; Ekonomi Cekak, Tagihan PLN Membengkak, Harga Kemasan Pasar Murah Melonjak

Dilema Pandemi Covid-19 di Bengkalis; Ekonomi Cekak, Tagihan PLN Membengkak, Harga Kemasan Pasar Murah Melonjak

Sofyan, Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis.

Selasa, 09 Juni 2020 22:05 WIB
Junaidi

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Akibat pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) melanda hingga sekarang, faktor ekonomi penghasilan pendapatan warga tak terkecuali Bengkalis sangat menurun drastis menukik tajam sehingga untuk memenuhi kebutuhan makan saja banyak warga yang mengalami kesulitan.

Bukan hanya sulit makan, sulit menerima kenyataan tagihan listrik yang menanjak tinggi menjadi viral di kabupaten yang berjuluk Negeri Junjungan ini.

”Saya sudah cek kuitansi tagihan listrik tahun 2018, 2019, dan 2020. Yang 2020 kuitansi tagihan Juni 2020. Harga per kWh sama, yaitu Rp. 1.467,20. Yang mengherankan, kWh terpakai utk pembayan Mei hanya 481, sedangkan utk pembayan Juni 1.248. Ada selisih pemakaian 767 kWh . Padahal peralatan tak ada yg bertambah. Pemakaian juga sama. Kenapa begitu kencang putaran meter sehingga satu hari kami menghabiskan 41,6 kWh?," tulis Mohd Nasir di media sosial Facebook, 6 Juni 2020 pukul 06.33 WIB.

Perih hati rakyat makin bertambah, untuk kemasan paket pasar murah menelan anggaran yang super, 800 juta padahal Alim warga Desa Teluklatak yang biasa bekerja di Malaysia pulang ke Bengkalis sebulan sekali belum menerima dana Rp600 ribu per bulan yang dijanjikan sementara saldo rekeningnya sekarang terpotong lebih 30 ribuan.

Atas karut-marut penuh dilema beberapa hal di atas, di mata Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bengkalis, Sofyan, kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang notbene adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai wakil rakyat dia tidak ingin rakyatnya menjadi korban.

”Kami tidak ingin masyarakat menjadi korban sebab PLN gak becus. Saya menerima penjelasan dari pihak PLN bahwa mereka menghitung secara rambang, secara kasar. Kok terjadi semua PLN harus bertanggung jawab jangan mark up, merugikan masyarakat. PLN harus menjawab ini dan mencari solusinya. Kalau peningkatan pemakaian lebaran tak mungkin dua kali lipat, saya juga kena imbasnya. Yang penting solusi, dicek ulang atau bulan depan digratiskan jika memang terjadi salah hitung," kata Sofyan kepada potretnews.com, Selasa (9/6/2020) melalui sambungan WhatsAppnya.

Sementara itu, untuk angka Rp800 juta pengadaan kemasan pasar murah, Sofyan yang juga Ketua Panitia Khusus (Pansus) Covid-19 ini mengaku telah berdiskusi dengan Kadis Perdagangan dan Perindustrian (Dagprin) Kabupaten Bengkalis.

”Karena cuma ada tulisan Pasar Murah, dimanfaatkan untuk pembagian sembako murah sebab jumlah kemasannya banyak. Kata Kadis (Dagprin), bahan kemasan lebih tahan," terangnya seraya menambahkan pembahasan kegiatan tersebut dilakukan di DPRD Kabupaten Bengkalis sebelum pandemi bakteri asal Wuhan China tersebut.

Dia menyebut kurang tepat menjawab soal itu sebab selain beralasan bukan kapasitasnya, pembahasannya dilakukan sebelum Covid-19.

Sementara itu, Anto warga Wonosari Timur mengklaim, biasanya kalau kemasan atau lainnya banyak jumlah pesanannya akan lebih murah. ”Aku dah lihat tasnya, sini aku belikan harga di bawah itu,” pungkasnya. ***

Kategori : Bengkalis, Umum
wwwwww