Home > Berita > Umum

Kasihan, Satu Keluarga Miskin Sempat Dikucilkan dan Nyaris Diusir karena Dicurigai Terpapar Corona, padahal Sakit Paru & Lambung

Kasihan, Satu Keluarga Miskin Sempat Dikucilkan dan Nyaris Diusir karena Dicurigai Terpapar Corona, padahal Sakit Paru & Lambung

Keluarga miskin yang sempat dikucilkan karena dicurigai terpapar Corona.

Jum'at, 03 April 2020 19:37 WIB
SIMALUNGUN, POTRETNEWS.com — Virus Corona atau Covid-19 yang telah merenggut banyak korban jiwa di 202 negara benar-benar membuat setiap orang cemas. Mirisnya, ada cerita tak mengenakan terkait virus mematikan ini yang dialami satu keluarga di Huta III, Nagori Panombean Marjanji, Kecamatan Tanahjawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut).

Keluarga itu bukanlah terpapar virus Corona. Melainkan hanya dituding terpapar virus Corona atau Covid-19, oleh masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

Walhasil, keluarga itu dikucilkan dan menjadi pergunjingan masyarakat desa. Warga pun sempat menolak kehadiran keluarga ini setelah satu di antaranya sempat mendapat perawatan di RSUP H Adam Malik yang notabene merupakan rumah sakit rujukan perawatan Covid-19.

Warga di Huta III, Nagori Panombean Marjanji, merasa khawatir bakal tertular Covid-19 dari keluarga tersebut. Usut punya usut, ternyata satu orang yang dirawat di RSUP Adam Malik, hanyalah mengalami sakit paru dan lambung. Pengulu Nagori (Kepala Desa) Panombean Marjanji, Hendri Siahaan, mengatakan, ada kesalahpahaman antara warga dengan keluarga ini di tengah kabar pandemi Covid-19 di dunia.

”Ceritanya, ada seorang nenek, warga kami yang menjemput cucunya di RSUP Adam Malik. Karena menantunya sedang merawat anak laki-lakinya yang sakit, tentu anaknya gak ada yang merawat," terang Henri, Kamis (2/4/2020).

Entah bagaimana, warga mendapat kabar bahwa nenek tersebut mengunjungi anaknya yang sedang dirawat khusus di rumah sakit, tanpa boleh dikunjungi seorang pun.

Kabar itu memunculkan dugaan di benak warga, bahwa anaknya mengalami perawatan Covid-19. Sekembalinya ke Tanah Jawa, nenek dan cucunya sempat tak berani didekati warga.

Bahkan sempat beberapa lama menunggu tumpangan kendaraan di pekan Tanahjawa. Selain itu, ada warga sempat menelepon Bhabinkamtibmas agar menahan si nenek dan cucunya.

”Aku ditelepon camat. Makanya sedih kali. (Sempat khawatir) jangan-jangan memang Corona juga. Kami panggillah orang puskesmas, forkopimdes termasuk Bhabinkamtibmas dan babinsa untuk melihat apa yang terjadi," katanya.

Dari situ diketahui ternyata si anak tadi mengalami perawatan sakit lambung dan paru-paru, bukan terpapar virus Corona seperti yang dituding warga sebelumnya. Masyarakat pun akhirnya lega setelah diadakan pertemuan. Tak berapa lama, si anak yang berinisial R (26 tahun) pulang ke rumah neneknya.

Adapun terhadap mereka ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) karena pulang dari daerah lain. Henri mengatakan, hal ini menjadi pembelajaran bagi semua orang agar jangan cepat menuding.

Dia dan camat setempat pun telah sepakat akan melaporkan siapa pun warga yang tega mengusir orang saat berkunjung ke kampung.

”Makanya kalau ada warga yang mau ngusir-ngusir tanpa ada pembicaraan kita laporkan aja ke polisi. Jangan cepat menuding. Marilah kita sama sama belajar," katanya.

Diakuinya, kesalahpahaman ini terjadi karena si R yang dirawat merupakan warga Tanjunganom, Deliserdang yang langsung dirawat ke RSUP Adam Malik. Sehingga warga tidak mengetahui kondisi awal. Pasca-isu ini, sikap warga berubah drastis.

Warga dan Forkopimdes kemudian patungan memberikan sembako kepada keluarga tersebut hingga status ODP 14 hari mereka selesai. Keluarga tersebut diminta melakukan karantina diri demi keamanan semua orang. ***

Berita ini telah terbit di tribunnews.com dengan judul ”Sakit Paru Dituduh Corona, Satu Keluarga Sempat Dikucilkan, Ujungnya Warga Patungan Beri Sembako”

Editor:
A Roni

Kategori : Umum
wwwwww