Tiga Proyek Utama di Riau Diusulkan ke Bappenas agar Masuk RKP 2021

Selasa, 03 Maret 2020 16:40 WIB
tiga-proyek-utama-di-riau-diusulkan-ke-bappenas-agar-masuk-rkp-2021Gubernur Riau Syamsuar didampingi Sekdaprov Yan Prana saat mengikuti Rakor Gubernur se-Indonesia bersama Menteri PPN/Bappenas, Selasa (3/3/2020)/ISTIMEWA.

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Tiga proyek utama Provinsi Riau diusulkan kepada Kementerian Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) agar dapat dimasukkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) ta/hun 2021.

Usulan itu disampaikan Gubernur Riau Syamsuar saat Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa bersama jajarannya dengan para gubernur se-Indonesia yang bertema ”Memperkokoh Sinergi Pusat-Daerah dalam Rangka Pelaksanaan Major Project RPJMN 2020-2024” di Jakarta, Selasa (3/3/2020).

Syamsuar memaparkan, ketiga proyek utama tersebut adalah pembangunan pengaman pantai pulau terluar Indonesia, pembangunan jembatan yang menghubungkan ruas jalan Bengkalis-Ketamputih ke ruas Jalan Tanjungpadang ke Telukbelitung, dan jalan akses pelabuhan Kualaenok di Indragiri Hilir.

Latar belakang pemilihan proyek pembangunan pengaman pantai pulau terluar Indonesia menurut Syamsuar, adalah Kepres Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Rerluar. Di Riau, kata gubernur, wilayah itu adalah Pulau Rupat, Bengkalis dan Rangsang merupakan pulau-pulau kecil terluar (PPKT) sekaligus merupakan kawasan strategis nasional tertentu (KSNT).

”Kondisi eksisting pada tiga pulau kecil terluar tersebut terjadi abrasi sepanjang 167,22 km, disebabkan oleh kerusakan mangrove serta gelombang dan arus laut yang besar dari Selat Malaka,” ucap Syamsuar.

Upaya yang telah dilakukan, imbuh gubernur, antara lain rehabilitasi dengan menggunakan pemecah ombak, penertiban pemanfaatan dan penanaman mangrove, mengembangkan sektor ekonomi lain untuk mata pencarian alternatif di sektor perikanan dan tanaman pangan.

Kemudian juga pemulihan kawasan pesisir Riau sebagai proyek strategis nasioal, prioritas nasional dan menjadikan Pulau Rupat sebagai kawasan ekonomi khusus dalam RPJMN 2020-2024.

”Dukungan kesiapan daerah adalah dengan pembentukan satuan tugas percepatan pemulihan kawasan pesisir dan laut di pulau-pulau perbatasan dengan Malaysia di wilayah Provinsi Riau. Kajian penilaian kerusakan pantai dan perioritas penanganannya oleh BPPT tahun 2019, pengembangan potensi ekonomi wilayah, pengembangan koperasi/BUMDes 20 unit per tahun, dan penanaman magrove 4 hektar per tahun,” paparnya.

Sementara usulan terkait pembangunan jembatan yang menghubungkan ruas jalan Bengkalis-Ketamputih ke ruas Jalan Tanjungpadang ke Telukbelitung, kata Syamsuar lagi, selain Kabupaten Bengkalis dan Meranti merupakan pulau kecil terluar juga saat ini moda transportasi menuju pulau-pulau kecil itu hanya mengandalkan perjalanan laut.

Sehingga perlu dibangun jembatan sebagai sarana angkutan orang dan barang dari Pulau Bengkalis ke Pulau Meranti atau sebaliknya sekaligus meningkatkan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat, terutama di Pulau Meranti sebagai daerah tingkat kemiskinan tertinggi di Provinsi Riau.

”Dukungan kesiapan daerah, kami sudah menyusun FS melalui APBD Provinsi Riau tahun 2020. Perencanaan teknik jembatan Dakal-Ketamputih, peningkatan jalan Dakal-Merantibunting, Ketamputih-Kembung, Ketamputih-Sekodi, dan pemeliharaan jalan Bengkalis-Ketamputih,” urainya.

Sedangkan pembangunan jalan akses Pelabuhan Kualaenok, ungkap gubernur, Provinsi Riau mengembangkan beberapa pusat pertumbuhan ekonomi, antara lain di Kualaenok bagian Selatan. Selain itu, di Dumai Riau bagian Utara dan Tanjungbuton di Riau bagian Tengah.

Pada kesempatan itu Syamsuar juga memaparkan perekonomian Riau saat ini yang didominasi sektor primer di antaranya; sektor Pertambangan (25,9 persen) dan sektor pertanian (23,5 persen). Sektor industri pengolahan berkontribusi sebesar 25,4 persen, dan sisanya sektor lain.

”Perekonomian Riau sangat dipengaruhi harga pasar global komoditi tersebut, khususnya minyak dan CPO. Perlu peningkatan di sektor industri, mengingat potensi sumber daya alam dan sektor jasa yang cukup besar,” pungkasnya. (adv)

Kategori : Pemerintahan, Riau
wwwwww