Home > Berita > Inhil

Indragiri Hilir Bekerja Keras Tingkatkan Asupan Gizi, Turunkan Angka Stunting di Kecamatan Kempas

Indragiri Hilir Bekerja Keras Tingkatkan Asupan Gizi, Turunkan Angka <i>Stunting</i> di Kecamatan Kempas

Ilustrasi. (INTERNET)

Minggu, 16 Februari 2020 09:15 WIB
Muhammad Yusuf

TEMBILAHAN, POTRETNEWS.com — Kecamatan Kempas menjadi daerah dengan jumlah penderita stunting anak tertinggi di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan setempat, setakad ini ada 354 kasus stunting di sana. Hal itu terungkap dalam ekspos yang dilaksanakan oleh institusi tersebut terkait dengan pelaksanaan Program Gerakan Satu Hati yang jatuh pada 20-02-2020.

Menurut Kadiskes yang diwakili oleh Sekretaris Rahmi Indrasuri, banyak faktor yang jadi penyebab tingginya angka stunting di Kecamatan Kempas.

”Salah satu faktor yang jadi penyebabnya adalah tingkat pemahaman dan pengetahuan orang tua terhadap persoalan ini. Meski perekonomian masyarakat di sana cukup baik, tapi kurangnya pemahaman mereka menjadikan angka stunting di Kecamatan Kempas jadi yang tertinggi di Inhil," katanya.

Menurutnya lagi, angka stunting bisa dicegah sedini mungkin. Hal itu bisa dimulai dari pemeriksaan calon ibu, pemberian asupan makanan pada ibu hamil, dan pemberian makanan yang tepat untuk balita.

Dia menyebut, saat ini Pemkab Indragiri Hilir bekerja keras meningkatkan asupan gizi dan bertekad menurunkan angka stunting di Kecamatan Kempas.

Dia mengingatkan, stunting cukup berbahaya untuk anak yang mengidapnya. Sebab, stunting selain berpengaruh pada fisik, juga memberikan dampak untuk mental karena berimbas pada kemampuan daya berfikir anak.

”Salah satu pertimbangan kita mengapa Kecamatan Kempas menjadi salah satu daerah yang kita fokuskan karena pertimbangan di atas. Nantinya acara di sana akan dihadiri bupati, Ketua PKK Inhil, dan forkopimda,” jelasnya.

Untuk diketahui, stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kurangnya asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama. Penyebabnya adalah makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia si anak.

Pada umumnya, stunting terjadi pada balita, khususnya usia 1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, seorang ibu sudah bisa melihat apakah si anak terkena stunting atau tidak. Meski baru dikenali setelah lahir, ternyata stunting bisa berlangsung sejak si anak masih berada dalam kandungan.

Salah satu ciri anak mengalami stunting, pertumbuhan anak tidak sesuai dengan pertumbuhan yang semestinya (cenderung bertubuh pendek). Meski tidak semua anak yang bertubuh pendek positif mengalami stunting.

Di Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat kedua angka stunting tertinggi setelah Laos. Penyebab stunting ada banyak hal atau multifaktor. Tentu penyelesaiannya pun harus dilakukan secara multisektor. Komitmen pemimpinnya, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota harus kuat, dalam upayanya menekan angka stunting tersebut. ***

Kategori : Inhil, Pemerintahan
wwwwww