Kuantan Singingi Daerah Termiskin Ketiga di Riau meski Pertumbuhan Ekonomi Naik Tipis

Kuantan Singingi Daerah Termiskin Ketiga di Riau meski Pertumbuhan Ekonomi Naik Tipis

Mursini menyampaikan sambutan saat membuka Forum Konsultasi Publik Ranwal RKPD 2021, Senin (3/2/2020). (GORIAU.com)

Senin, 03 Februari 2020 22:11 WIB

TELUKKUANTAN, POTRETNEWS.com — Meski tak signifikan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau pada tahun 2019 mengalami kenaikan jika dibanding pada tahun 2018.

Tahun lalu, angkanya sebesar 4,52 persen atau naik tipis sebesar 0,04 persen jika dibanding dua tahun lalu (2018).

Data itu dipaparkan Bupati Mursini saat Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal (Ranwal) RKPD 2021 di Pendopo Rumah Dinas Bupati Kuansing, Senin (3/2/2020).

Namun, pertumbuhan ekonomi tersebut tidak sebanding dengan pengentasan kemiskinan. Tercatat, Kuansing termiskin ketiga di Riau pada tahun 2018. Padahal, pada tahun 2017, Kuansing termiskin keempat.

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Kuansing bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin sebanyak 31.220 orang, tahun 2017 sebanyak 31.950 orang dan pada tahun 2018 sebanyak 32.100 orang.

Menanggapi hal ini, Mursini menyatakan persentase kemiskinan Kuansing menurun dari tahun 2018 dengan angka 9,82 persen menjadi 9,56 persen tahun 2019.

”Ini paradoks ya, ekonomi tumbuh tapi kemiskinan meningkat, tapi secara persentase turun ya,” jawab Mursini.

Menurut Mursini, tingginya tingkat kemiskinan di Kuansing disebabkan oleh tingginya batas garis kemiskinan yang ditetapkan oleh BPS. Dalam hal ini, garis kemiskinan yakni Rp521.591 per kapita per bulan.

”Kalau di Rohil, kita sudah kaya ini. Sebab, Rohil batas kemiskinannya hanya Rp371.067 per kapita per bulan," ujar Mursini.

Sang bupati pun langsung melayangkan protes kepada BPS terkait tingginya batas garis kemiskinan yang ditetapkan tersebut. Dia pun meminta agar BPS terlebih dahulu berkoordinasi sebelum menetapkan garis kemiskinan.

”Masa sesama Riau, dapat berbeda sampai Rp200 ribu,” ucap Mursini. Kemudian, ia meminta perwakilan BPS menjelaskan proses penetapan batas garis kemiskinan tersebut.

Dalam kesempatan ini, Kepala BPS Kuansing diwakili oleh Kasi Statistik Distribusi, Asmi Husin menjelaskan bahwa penetapan batas garis kemiskinan berdasarkan harga komoditi kebutuhan pokok. ”Ada 52 komoditi kebutuhan pokok yang disurvei dan harganya tinggi di Kuansing,” ujar Asmi. ***

Berita ini telah terbit di goriau.com dengan judul ”Empat Tahun Dipimpin Mursini - Halim, Kuansing Termiskin Ketiga di Riau”

Editor:
Akham Sophian

wwwwww