Cerita Seorang Petani di Kampar yang Rugi Ratusan Juta Rupiah akibat Banjir, padahal Sebentar Lagi Bakal Panen

Cerita Seorang Petani di Kampar yang Rugi Ratusan Juta Rupiah akibat Banjir, padahal Sebentar Lagi Bakal Panen

Rumah warga yang kebanjiran di Kabupaten Kampar.

Sabtu, 14 Desember 2019 10:08 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Nurilas (50), seorang petani di Desa Pulaubirandang, Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar, Riau, hanya bisa pasrah melihat dua hektar sawahnya terancam gagal panen akibat terendam banjir.

Padahal, kata dia, beberapa bulan ke depan padinya bakal dipanen. Kejadian itu, kata dia, diketahui sehari yang lalu saat melihat sawahnya sudah terendam air luapan Sungai Kampar.

”Saat itu sawah saya sudah terendam banjir. Mau nangis saya melihatnya," kata Ilas, Jumat (13/12/2019). Meski demikan, dengan raut wajah yang sedih, dirinya bersama suami, Aliasmi (60), mencoba tegar menghadapi semua itu.

”Kami coba untuk sabar. Karena banjir ini juga sudah hampir setiap tahun kami alami. Tahun lalu juga ada gagal panen, tapi enggak semuanya," ujar Ilas.

Dia mengaku, banjir menenggelamkan ratusan hektar sawah petani lainnya. Padahal, kata Ilas, sebagian besar padi sudah sudah siap untuk dipanen.

”Kemarin untung saya masih bisa panen, dapat satu karung. Tapi sekarang udah habis tenggelam," tutur dia. Dia mengaku, penanaman benih padi dilakukan pada Agustus 2019, sebelum memasuki musim hujan. ”Benih yang kami tanam waktu itu 20 gantang. Biasanya kalau udah panen dapat 90 hingga 100 karung besar," kata Ilas.

Dia mengatakan, kerugian yang dialami akibat banjir yang merendam sawahnya itu mencapai puluhan juta rupiah. Padahal, hasil dari sawahnya itu dia gunakan untuk menghidupi empat anaknya yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA.

”Anak satu yang paling kecil masih sekolah. Butuh biaya juga. Cari uang susah, tambah lagi gagal panen padi," lirihnya. Tak hanya sawah, banjir juga menenggelamkan kebun sayur milik warga. Beberapa hektar kebun sayur terancam gagal panen.

”Udah habis semuanya tenggelam karena banjir. Karena sayur kalau sudah terendam banjir, akan membusuk," katanya. Menurut Ilas, total kerugian akibat banjir merendam sawah dan kebun sayurnya mencapai ratusan juta rupiah. Dia berharap adanya uluran tangan pemerintah untuk memperhatikan nasib petani yang gagal panen ini.

”Ya, harapan kami pemerintah mau memberikan bantuan benih atau bibit, biar bisa tanam padi atau berkebun lagi setelah habis banjir ini," ucap Ilas.

Untuk diketahui, curah hujan yang tinggi sejak beberapa pekan terakhir membuat permukiman warga di Riau dilanda banjir. Kepala BPBD Riau Edward Sanger menyatakan, banjir terjadi di wilayah Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, Rokan Hilir, dan Kabupaten Pelalawan.

”Banjir diakibatkan luapan beberapa air sungai. Salah satunya di Kabupaten Kampar, yakni aliran Sungai Kampar meluap setelah dibukanya lima pintu waduk PLTA Koto Panjang," sebut Edward, Jumat (13/12/2019).

Dia mengatakan, sejumlah warga saat ini sudah ada yang mengungsi ke tempat yang lebih aman. Warga mengungsi ke posko pengungsian ataupun ke rumah keluarganya. ”Yang mengungsi ada. Tapi, ada juga warga yang sudah kembali ke rumahnya karena banjir mulai surut. Seperti banjir di Kecamatan Gunung Sahilan sudah jauh surut," kata dia.

Penanganan bencana banjir di lima kabupaten itu telah dilakukan oleh BPBD masing-masing kabupaten, termasuk penambahan personel dan peralatan dari BPBD Riau. "Penanganan yang kita lakukan, seperti mendirikan tenda pengungsian, salurkan bantuan, dapur umum, dan perahu untuk evakuasi warga," ujar Edward.

Dia menambahkan, untuk saat ini luapan air Sungai Kampar Kanan masih bertambah tinggi. Karena itu, warga yang ada di bantaran sungai diimbau selalu waspada.

”Orang tua jaga anak-anaknya supaya tidak bermain di genangan banjir. Sebab, di Kabupaten Kuantan Singingi dan Rokan Hulu sudah ada dua anak yang meninggal dunia karena terjatuh ke arus banjir," pungkasnya. ***

Berita ini telah terbit di kompas.com dengan judul "Cerita Petani di Kampar yang Rugi Ratusan Juta Rupiah akibat Banjir"

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Kampar, Peristiwa
wwwwww