Home > Berita > Siak

Tengku Buwang Asmara, Pejuang dari Kabupaten Siak Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Tengku Buwang Asmara, Pejuang dari Kabupaten Siak Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

OK Nizami Jamil.

Jum'at, 06 Desember 2019 16:40 WIB
Sahril Ramadana

SIAK, POTRETNEWS.com — Sebagai tokoh nasional yang telah berjasa kepada bangsa dan negara, khusunya ikut melawan kolonial Belanda dalam Perang Guntung di Selat Guntung, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak mengusulkan Tengku Buwang Asmara sebagai pahlawan Nasional Indonesia.

Informasi itu disampaikan Asisten Administrasi Umum Setdakab Siak, Jamaluddin saat Diskusi Naskah Sejarah Perjuangan Tengku Buwang Asmara Melawan Kolonialisme Belanda di salah satu hotel Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau, Jumat (6/12/2019).

”Perjuangan Sultan Siak II ini tentunya perlu kita angkat dan abadikan sebagai bentuk penghormatan atas jasa almarhum yang ikut memperjuangan bangsa ini dari penjajah Kolonial Belanda. Oleh karena itu, sudah selayaknya Tengku Buwang Asmara mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional," kata Jamaluddin.

Untuk menghormati jasa-jasanya, Pemkab Siak juga telah mengabadikan nama Tengku Buang Asmara sebagai nama jalan di Kota Siak Sri Indrapura dan nama Bumi Perkemahan Pramuka yang terletak di Kampung Merempan Hilir, Kecamatan Mempura. ”Saya berharap kepada tim penyusunan dan penulis naskah sejarah perjuangan beliau dapat berkerja semaksimal mungkin guna menjadikan Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah atau lebih dikenal dengan nama Tengku Buwang Asmara menjadi Pahlawan Nasional,” pinta Jamal.

Jika itu terwujud, lanjut Jamal, akan mengangkat marwah dan nama daerah Kabupaten Siak dipantau nasional maupun Internasional.

Salah satu tim penyusunan naskah tadi, OK Nizami Jamil menceritakan, Sultan Kedua Kerajaan Siak itu sangat konsisten menentang kehadiran Belanda diwilayah kekuasaannya pada masa itu. Dia bahkan tak pernah menyerah hingga mangkat pada tahun 1760. Bahkan, semangat patriotik dan cinta tanah air tersirat dalam wasiatnya sebelum wafat.

Dia berpesan kepada anaknya Tengku Ismail dan Kemenekannya Tengku Muhammad Ali, agar mereka tidak bekerja sama dengan penjajah dan tidak terpecah belah melakukan perang saudara. ”Sejak muda hingga ditabalkan sebagai sultan, beliau telah berjuang di perairan Riau dan Selat Malaka untuk mempertahankan kedaulatan Kerajaan Siak,” tuturnya.

Mengingat pentingnya nilai perjuangan dan nasionalisme sultan dalam membentuk karakter bangsa, maka penyusunan dan penulisan naskah sejarah perjuangannya perlu dilakukan. ”Agar anak cucu kita tahu, bagaimana perjuangan sultan ikut memperjuangan bangsa dari penjajahan," ujar OK.

Sebelumnya, tim penyusunan ini juga telah mengunjungi lokasi sejarah Perang Guntung di Selat Guntung, Kecamatan Sabakauh dan Makam Tengku Buwang Asmara di Kelurahan Mempura, Kecamatan Mempura. Pada Rabu (4/12) kemarin, tim juga telah mengkaji lembar kerja/paper perjuangan Tengku Buang Asmara melawan Kolonialisme Belanda (1746M-1760M) yang sebelumnya telah disusun oleh OK Nizami Jamil. ***

Kategori : Siak, Pemerintahan
wwwwww