Home > Berita > Siak

Warga Jalan Limbek Kandis Protes Eksekusi Lahan untuk Jalan Tol karena Harga Ganti Rugi Lebih Murah dari Bakso

Warga Jalan Limbek Kandis Protes Eksekusi Lahan untuk Jalan Tol karena Harga Ganti Rugi Lebih Murah dari Bakso

Suasana eksekusi lahan untuk jalan tol di Jalan Limbek, Kampung/Desa Kandis, Kamis (28/11/2019).

Kamis, 28 November 2019 21:06 WIB
Sahril Ramadana

SIAK, POTRETNEWS.com — Sejumlah warga Jalan Limbek di Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak yang terkena pembebasan lahan untuk jalan tol Pekanbaru-Dumai menolak mentah-mentah harga ganti rugi yang diajukan.

Mereka menilai harga yang ditetapkan sebagai ”kompensasi” atas tanah yang luasnya lebih kurang 7.000 meter, tidak pantas. Isak tangis dan sumpah serapah kaum ibu pun tak terbendung sebagai wujud protes.

Di kawasan tempat mereka meluapkan kemarahan, tiga lahan kebun sawit warga diratakan guna pembangunan proyek jalan tol. Tanah itu milik Suwitno Lumbanbatu seluas 25.092 meter, Maruba Lumbanraja seluas 966 meter dan Junter Pandiangan seluas 5.044 meter. Ribuan batang sawit pun ditumbangkan menggunakan alat berat. Warga menolak lantaran ganti rugi tanah mereka terlalu rendah.

”Harga tanah kami, lebih mahal harga bakso dan tahu. Per meternya dihargai hanya Rp18 ribu,” teriak Riana di kerumunan ratusan petugas TNI/Polri, Pemkab Siak, PN Siak serta PT Hutama Karya Insfrastruktur (HKI) yang hadir di sana, Kamis (28/11/2019).

Istri dari Suwitno itu menyampaikan, pihaknya tidak pernah diajak musyawarah dalam menentukan harga. Harga sebesar Rp18 ribu tadi ditentukan langsung oleh PT HKI.

”Mereka yang menentukan harga. Mereka bilang ke kami, jika tidak terima dengan harga yang ditentukan, gugat ke pengadilan. Tapi juga tidak ada hasilnya," ujarnya.

Padahal, lahan yang dieksekusi tadi semua sudah bersertifikat BPN. Namun, kata Riana, tetap dihargai sangat murah. "Mengurus sertifikat tak murah dulu. Saya sudah bilang dari awal. Saya tak nuntut banyak. Tapi tetap dihargai hanya segitu, jangan zalimi masyarakat," ucapnya.

Menghadap ke arah kemera para wartawan, Riana berteriak lantang memohon agar Presiden Joko Widodo memberikan mereka solusi.

”Sesuai dengan janji bapak dulu, tidak ada ganti rugi soal pembebasan lahan bikin jalan tol, tapi ganti untung. Di daerah Kandis, kami di bohongi pak. Tolong kami Pak Jokowi. Saya tahu bapak itu orang baik. Tidak seperti mereka-mereka di bawah ini,” tandasnya.

Dia menyesalkan sikap petugas yang mengamankan jalannya eksekusi tersebut. ”Saya tidak penjahat tapi dikelilingi aparat. Ini tanah saya, ini hak saya. Tapi seperti bukan hak saya," tukasnya.

Eksekusi lahan ini mendapat pengawalan ketat. Polres Siak menurunkan total 300 personel yang dibantu TNI dan Satpol PP. Kendati diwarnai penolakan, Kapolres Siak AKBP Doddy F Sanjaya menyampaikan bahwa kegiatan tadi berjalan damai tanpa kendala apa pun.

”Walau tadi ada dari pihak pemilik lahan yang menyampaikan keluhannya, tapi setelah kita beri pengertian, mereka menerimanya dengan lapang dada,” pungkas Doddy. ***

Kategori : Siak, Peristiwa
wwwwww