Optimalkan Uji Coba B30, Pertamina Gandeng 10 Perusahaan

Optimalkan Uji Coba B30, Pertamina Gandeng 10 Perusahaan

Suasana penandatanganan kerja sama uji coba B30.

Rabu, 20 November 2019 10:23 WIB
Roni/Muhammad Amin

JAKARTA, POTRETNEWS.com — PT Pertamina (Persero) dan 10 badan usaha bahan bakar nabati (BU BBN) sepakat bekerja sama dalam uji coba biodiesel 30% (B30) mulai November hingga Desember tahun ini.

Kesepakatan itu dituangkan dalam adendum kontrak uji coba yang ditandatangai di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pereknomian, Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Adendum kotrak tersebut mencakup total penyaluran Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebesar 209.238 KL yang tersebar di 8 titik serah PT Pertamina yaitu Rewulu, Medan, Balikpapan, Plumpang, Kasim, Plaju, Panjang dan Boyolali, yang seluruhnya disalurkan BU BBN.

Kesepuluh perusahaan itu adalah PT Sinarmas Bioenergi, PT Permata Hijau Palm Oleo, PT Kutai Refinery Nusantara, PT Cemerlang Energi Perkasa, PT Wilmar Bioenergi Indonesia, PT SMART Tbk, PT Multi Nabati Sulawesi, PT Tunas Baru Lampung, PT Batara Elok Semesta Terpadu, dan PTWilmar Nabati Indonesia.

Pengujicobaan ini bertujuan untuk memastikan pelaksanaan B30 mulai 1 Januari 2020 dapat berjalan dengan baik serta untuk mengurangi penggunaan solar dan memperbaik neraca perdagangan khususnya sektor migas.

”Dengan demikian pelaksanaan mandatori B30 per 1 Januari 2020 nanti diharapkan akan semakin optimal,” ujar Asisten Deputi Produktivitas Energi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Andi Novianto.

Hal senada disampaikan Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Mohammad Hidayat. Dia berharap segala perbaikan teknis juga dapat segera diselesaikan dan ini semua membutuhkan kerja sama dari semua pihak.

Sementara itu, Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur PT Pertamina, Gandhi Sriwidodo menambahkan, salah satu isu yang juga perlu menjadi perhatian adalah tentang simplifikasi pola supply.

”Realisasi dari penyerapan FAME dalam program B20 sudah berjalan dengan baik. Kita berharap pencapaian di B30 juga demikian. Terutama persoalan pola supply yang diupayakan bisa makin efektif. Ini penting untuk menjaga kualitas, efisiensi biaya dan waktu yang lebih cepat,” ucap Gandhi.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut antara lain; Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna, dan Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan.

Sekadar diketahui, bahan bakar nabati atau BBN adalah bahan bakar cair yang berasal dari sumber-sumber nabati atau hayati. ***

wwwwww