Home > Berita > Umum

Zikir Bercampur Tangis Terdengar Saat Ratusan Umat Islam Gelar Doa Tolak Bala di Atas Kapal Ro-Ro

Zikir Bercampur Tangis Terdengar Saat Ratusan Umat Islam Gelar Doa Tolak Bala di Atas Kapal Ro-Ro

Suasana doa tolak bala di atas kapal kapal, Selasa (22/10/2019) malam.

Rabu, 23 Oktober 2019 07:20 WIB
Sahril Ramadana

SIAK, POTRETNEWS.com - Doa tolak bala, Ghatib Beghanyut akhirnya dilaksanakan di atas kapal penyeberangan roll-on/roll-of (Ro-Ro), Selasa (22/10/2019) malam.

Semula, tradisi keislaman sejak masa Kesultanan Siak yang dilakukan secara turun-temurun ini, rencananya dilakukan di ruangan Pelabuhan Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (LLASDAP), Jalan Datuk Pesisir, Kelurahan Kampungdalam, Siak Sri Indrapura.

Pasalnya, rintik hujan turun sejak sore. Walhasil, pihak panitia Dinas Pariwisata dan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Siak memutuskan acara dilakukan di ruangan LLASDAP tadi.

Namun, rencana itu dibatalkan lantaran langit sudah tampak cerah. Asisten III Setdakab Siak, Jamaluddin pun mengumumkan Ghatib Beghanyut tetap dilaksanakan di atas kapal.

Tak lama setelah diumumkan, seratusan jemaah mulai bergegas menaiki kapal. Jamal dan Ketua DPRD Siak Azmi mengiring seluruh jemaah ke dermaga di pelabuhan.

Tua muda laki-laki dan perempuan naik ke atas sebuah kapal. Yang tua mengambil di bagian tengah. Yang muda dan perempuan mengambil di posisi belakang. Karpet permadani sudah terbentang, lengkap pula dengan makan minumnya.

Di bagian lain, sepuluh sampan dan dua kapal kecil Pol Airut ikut menggiring kapal penyeberangan ini. Suasana malam kian berbeda di Kota Siak Sri Indrapura.

Seratusan jemaah sudah berada di dalam kapal memakai pakaian putih-putih dan bersorban, menunggu arah arus sungai kemana kapal akan hanyut.

Jemaah dipimpin imam dari Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Dr Syekh H Hasan Haitami. Ia didampingi ketua LAMR Siak Datuk Sri Wan Said. Semua yang naik kapal dipastikan dalam keadaan suci atau berwuduk.

Kala kapal bertolak, suara azan pun berkumandang dari atas kapal. Tanda bahwa kapal sudah hanyut mengikuti arus sungai Siak.

Kapal hanyut ke arah pelabuhan Belantik Kampung Suaklanjut. Dzikir mulai menggema di atas kapal. Para jemaah tampak khusuk mengucapkan kalimat tauhid. Mereka seperti tak peduli sejauh mana kapal sudah behanyut.

Kalimat tahlil juga menggema dari kapal-kapal kecil yang berada di belakang dan samping kapal besar. Semakin keras kalimat tahlil menggema, semakin jauh pula kapal hanyut.

Warga Kota Siak yang tak ikut di kapal, dapat melihat dari tepian sungai. Tujuan Ghatib Beghanyut ini untuk mendoakan negeri terhindar dari segala bencana. Untuk itu, mereka menghanyutkan segala yang tidak menyenangkan bagi masyarakat Siak.

Sepanjang kapal hanyut, para jemaah begitu khusyuk. Terlihat ada yang menadahkan tangan tinggi-tinggi kala pemimpin jemaah memanjatkan doa. Ada pula menggelengkan kepala sambil mengucap kalimat tahlil sekencang-kencangnya.

Selain itu terlihat pula beberapa jemaah yang bertahlil sampai keluar air matanya menangis tersendu kala memanjatkan dia kepada Allah Swt.

Setelah lebih satu jam berhanyut, kapal menepi dan bersandar di pelabuhan Belantik. Sampai sini, ratusan masyarakat sudah menunggu jemaah selayaknya pulang dari Haji.

Mereka pun bershalawat sambil membawa obor dari bambu mengantarkan sampai ke bus yang sudah terparkir di sana. Dari pelabuhan ini, para jemaah diantar kembali ke LLASDP tadi.

Jamaluddin mengatakan sejarah Ghatib Beghanyut awalnya karena musibah berkepanjangan yang menimpa Kesultanan Siak dulu. Seperti wabah (sampar), malaria, dan musibah atau penyakit lainnya.

Untuk mengusir semua itu, pihak kesultanan melakukan ritual tolak bala dalam bentuk membacakan ratib (ghatib) beramai-ramai. "Tradisi ini mulai tahun 1975. Kalau orang tua kita dulu, behanyutnya mulai dari Kecamatan Tualang, sampai di Buatan Kotogasib disambut, hingga ke Mempura," kata Jamal kepada potretnews.com.

Menurut Jamal, selain religius acara ini juga dapat mengudang wisatawan baik mancanegara maupun dalam negeri datang ke Siak. "Walau sekarang tujuan itu belum tercapai, tapi sesuai visi misi Kabupaten Siak sebagai tujuan wisata religius di Sumatera, ke depannya kita berharap, itu kesampaian,” ujarnya. ***

Kategori : Umum, Siak
wwwwww