Home > Berita > Umum

Solar Langka di SPBU Kompak Bukitbatu Bengkalis, Pertamina Riau Ajukan Tambahan Kuota ke Kantor Medan

Solar Langka di SPBU Kompak Bukitbatu Bengkalis, Pertamina Riau Ajukan Tambahan Kuota ke Kantor Medan

Gambar hanya ilustrasi. (PIJAR NEWS)

Rabu, 02 Oktober 2019 01:32 WIB
Harmen Milano/Amin

PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar kian langka di tiga kecamatan di Kabupaten Bengkallis, Provinsi Riau, yakni; Bukitbatu, Siakkecil dan Bandarlaksamana.

Akibatnya, masyarakat kecil yang rutin mengonsumsi BBM tersebut merasa resah.

Menurut Zul Irawan, pengawas SPBU Kompak ”Satu Harga” di Desa Pangkalanjambi, Bukitbatu, distribusi BBM tersebut mulai terputus sejak sepekan terakhir bulan ini.

SPBU Kompak ”Satu Harga” adalah program Pertamina di daerah-daerah terdepan, terluar, dan terpencil (3T) sebagai wujud komitmen mendukung program pemerintah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

”SPBU ini memang baru beroperasi dua bulan terakhir. Selama itu, distribusi minyak solar dari Pertamina lancar-lancar saja. Namun satu minggu terakhir ini distribusinya terputus. Kita tak tahu penyebabnya. Padahal kita beroperasi secara resmi dan menyalurkannya pun legal,” ujarnya.

Zul Irawan mengatakan, pasokan BBM subsidi jenis solar ke SPBU tersebut mencapai 40 ton atau kira-kira 40 kiloliter per bulan. ”Sebenarnya itu pun tidak memenuhi kebutuhan untuk konsumen rutin di SPBU ini,” sebutnya.

Terkait persoalan itu, pihaknya telah menyampaikan ke Disperindag supaya membuat surat rekomendasi kepada Pertamina agar menambah kuota pada tahun depan.

Khusus untuk tiga kecamatan, imbuh Zul Irawan, kebutuhannya diperkirakan mencapai 150 ton per bulan. Dan jumlah tersebut tentunya masih kurang. ”Memang sudah melampaui kuota secara nasional. Makanya kita meminta agar kuotanya ditambah tahun depan," harapnya.

Dari penelusuran potretnews.com, secara fisik dan izin resmi, keberadaan SPBU Kompak hanya ada di Bukitbatu selaku kecamatan induk. Sementara di Siakkecil dan Bandarlaksamana selaku kecakatan pemekaran, baru sebatas izin dari Pertamina, belum ada fisiknya.

Namun anehnya, meskipun belum ada fisik SPBU-nya, tapi mobil tangki Pertamina sudah mendrop minyak solar subsidi ke SPBU tanpa fisik tersebut. Minyak langsung dicurahkan ke sejumlah drum. Tentunya ini jelas melanggar aturan. Dan di sinilah diduga ada permainan.

Seorang tokoh masyarakat setempat yang meminta agar namanya tidak ditulis juga mengisyaratkan ada yang ”ganjil”. Dia menduga, minyak itu dijual di atas harga yang ditetapkan Pertamina Rp5.150 per liter.

Dia mengungkapkan, karena SPBU akhir penjualan eceran belum ada berdiri di dua kecamatan tersebut, maka solar subsidi dijual ke konsumen Rp6.000 per liter.

”Jadi konsumen bukan membeli ke SPBU, tapi diantar langsung mobil Pertamina ke pemesan dalam jumlah banyak. Modusnya, minyak dicurahkan langsung dari mobil tangki Pertamina ke sejumlah drum diduga milik pedagang yang telah disiapkan spekulan di sejumlah pos atau pangkalan,” tutur tokoh masyarakat tersebut.

"Jadi saya menduga, inilah salah satu penyebab langkanya solar di SPBU," sambungnya.

Padahal sesuai peraturan, izin SPBU tidak dibenarkan penjualan langsung dengan modus penjualan tidak secara eceran. Bahkan sejak 2018, Disperindag sudah tak mengizinkan penjualan dilakukan di pos-pos atau pangkalan BBM di Kabupaten Bengkalis.

”Jadi, penjualan harus di SPBU akhir. Begitu pula dengan masyarakat selaku konsumen, juga harus membeli langsung di SPBU akhir. Pembelian di pos-pos pangkalan, tak boleh lagi," ujarnya seraya berharap agar Pertamina cepat tanggap atas persoalan ini.

Terkait persoalan ini, Agung Wibowo selaku Sales Executive Retails PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I Branch Riau mengaku bahwa kelangkaan itu disebabkan keterbatasan kuota.

Sejauh ini, kata Agung, Pertamina Branch Riau sudah menyampakan rekomendasi ke Pertamina Regional I Medan agar kuota BBM subsidi jenis solar untuk SPBU Kompak di Bukitbatu ditambah tahun depan.

”Untuk rekomendasi penambahan kuota itu, sudah kita sampaikan ke Region I. Jadi kita tunggu saja hasilnya,” ucap Agung di ruang kerjanya, Selasa (1/10/19).

Seperti diketahui, saat ini kuota BBM subsidi jenis solar yang disuplai ke SPBU Kompak di Bukitbatu kira-kira 40 ton per bulan. Jika dibandingkan dengan kian tingginya permintaan konsumen, tentunya kuota tersebut masih jauh normal. Sehingga tak heran, minyak solar sering langka. ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww