Terlampau Fokus Padamkan Karhutla, Pemerintah Dinilai Belum Optimal Pulihkan Lahan Bekas Kebakaran

Terlampau Fokus Padamkan Karhutla, Pemerintah Dinilai Belum Optimal Pulihkan Lahan Bekas Kebakaran

Ilustrasi. (MEDCOM.id)

Jum'at, 30 Agustus 2019 15:40 WIB

JAKARTA, POTRETNEWS.com - Pemerintah dinilai terlampau fokus pada pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau. Sementara itu, upaya pemulihan setelah kebakaran kurang maksimal.

”Upaya pemerintah untuk melakukan pemadaman itu maksimal. Tetapi dalam konteks pemulihan masih jadi tanda tanya besar, kenapa 2019 terbakar? Pemulihan gagal sebenarnya, lambat," kata Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau, Rico Kurniawan, dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2019).

Menurut dia, hal ini terlihat dengan mudahnya terbakarnya lahan gambut. Ini disebabkan upaya restorasi yang berjalan lambat. Padahal, mencegah kebakaran lahan gambut cukup memperbaiki kanal-kanal air agar lahan menjadi basah.

Hal inilah yang membuat lahan gambut yang terbakar sulit dijinakkan. Pasalnya, lahan gambut di Riau kini semakin rendah ketersediaan airnya.

"Kalau bicara lahan gambut sebagai ekosistem yang diciptakan Tuhan itu selalu lahan basah. Kalau tahun 1990-an itu ada air ada satu meter dua meter di atas tanah. Selalu lahan basah, kalau basah, pertanyaannya apakah ada api di lahan basah?" ujar Rico.

Rico mengapresiasi pernyataan Presiden Joko Widodo dalam upaya menangani karhutla di awal pemerintahannya. Jokowi berkomitmen menegakkan hukum terpadu agar kebakaran tidak terjadi lagi.

Kepala Negara juga menjanjikan membuat kebijakan satu peta. Selain itu, restorasi pemulihan lahan gambut dilakukan untuk membasahi gambut. "Melakukan moratorium lahan gambut dan hutan alam itu sudah dilakukan di 2015, keluar surat keputusan, instruksi presiden untuk moratorium," ujar Rico.

Namun, ia lebih menyoroti mengenai restorasi pemulihan lahan. Rico menegaskan poin itu menjadi pangkal bagaimana mencegah kebakaran di masa datang.

"Sebenarnya antara pemadaman dan pemulihan harusnya memakai pendekatan dan penanganan yang sama. Kenapa sekarang upaya pemadaman lebih banyak dilakukan dari pemulihan? Kalau bicara konteks pemulihan kembali lagi narasi politik yang disampaikan Pak Presiden untuk mencegah kebakaran itu," ujar Rico. ***

Berita ini telah tayang di medcom.id dengan judul "Pemulihan Lahan Bekas Kebakaran Belum Optimal"

Editor:
Akham Sophian

wwwwww