Membangun Pelalawan, Membangun Indonesia dari Pinggiran

Senin, 01 Juli 2019 08:16 WIB
membangun-pelalawan-membangun-indonesia-dari-pinggiranBupati Pelalawan HM Harris turun melakukan Panen Raya Padi di Kecamatan Kuala Kampar menggunakan tractor.
PELALAWAN, POTRETNEWS.com – Pada 12 Oktober 2019 mendatang, Kabupaten Pelalawan di Provinsi Riau genap berusia 20 tahun. Daerah ini banyak memiliki potensi, salah satunya di sektor perkebunan. Tidak heran jika kabupaten yang memiliki motto Tuah Negeri Seiya Sekata ini terus menggeliat memosisikan diri sejajar dan bahkan terdepan di antara daerah otonom lainnya di Indonesia khususnya dalam kemajuan pembangunan pertanian daerah untuk mengangkat ekonomi demi mensejahterakan masyarakatnya.

Hal ini selaras dengan Visi Kabupaten Pelalawan 2016-2021 di bawah kepemimpinan duet HM Harris-H Zardewan yakni ”Inovasi Menuju Pelalawan EMAS (Ekonomi Mandiri, Aman dan Sejahtera)".

Melalui mereka, Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Pelalawan terus berkomitmen dalam mengejar produktivitas hasil pertanian sebagai salah satu program yang telah termaktub dalam 7 program yakni Program Pelalawan Makmur.

Aksi nyata itu dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan pada masyarakat petani di Kabupaten yang merupakan daerah pemekaran dari kabupaten Kampar ini. Selain melakukan pembinaan, pemerintah kabupaten juga memberikan bantuan peralatan, bibit, memperluas lahan persawahan demi suksesnya kemandirian pangan di daerah ini.

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/07072019/potretnewscom_st7sq_1615.jpgBupati Pelalawan HM Harris (nomor 2 dari kiri) melihat hand tractor bantuan dari Pemkab Pelalawan.

Tidak berhenti sampai di situ, guna meningkatkan hasil pertanian tersebut terutama hasil padi (beras), Pemkab Pelalawan juga memberikan sejumlah bantuan berupa peralatan untuk mengolah sawah seperti hand tractor (traktor tangan), alat tanam, alat panen, bantuan bibit unggul sampai melakukan pelatihan terhadap para petani.

Dari 8.902 hektar luas pertanian padi yang ada di Kabupaten Pelalawan, 7.380 hektar di antaranya berada di Kecamatan Kuala Kampar. Sedangkan di Kecamatan Kualakampar ini, program intensifikasi produksi padi terus dilakukan oleh Pemkab Pelalawan melalui Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan dalam menciptakan ”Ketahanan Pangan secara Nasional".

Apalagi Kualakampar sebagai lumbung pangan di daerah ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan dengan pola tanam dua kali setahun.

Pasalnya, Kecamatan Kualakampar merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi yang lebih dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yang ada di daerah ini dalam hal pengembangan potensi pertanian padi. Untuk diketahui, luas untuk persawahan di Kecamatan Kualakampar mencapai 90 persen dari luas lahan persawahan yang ada di Kabupaten Pelalawan.

Selain meningkatkan pengembangan persawahan di Kecamatan Kualakampar, pemkab melalui Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan juga tengah menggalakkan pengembangan persawahan di Kecamatan Telukmeranti yang saat ini dilakukan dilahan seluas 786 hektar.

Kemudian, juga dilakukan pengembangan persawahan di beberapa kecamatan lainnya yakni kecamatan Kerumutan seluas 224 hektar, Kecamatan Bunut 154 hektar, Kecamatan Bandarpetalangan 142 hektar, Kecamatan Pangkalankuras 85 Hektar, Kecamatan Pangkalanlesung 71 hektar, dan Pelalawan 60 hektar. Sedangkan dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan, hanya 4 kecamatan yang tidak memiliki lahan pertanian padi yakni Kecamatan Pangkalankerinci, Ukui, Bandarseikijang, dan Kecamatan Langgam. Adapun luas lahan pertanian padi tersebut, 6.637 hektar merupakan sawah pasang surut dan sawah tadah hujan 1.005 hektar.

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/07072019/potretnewscom_qjlwb_1616.jpgBupati Pelalawan HM Harris (tengah) mendengarkan penjelasan soal kualitas padi hasil panen raya.

Bupati Pelalawan HM Harris didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan Ir Syahfalefi MSi belum lama ini mengatakan, bahwa sejalan dengan kebijakan pembangunan di era Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo dan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla yang dikenal 9 agenda atau nawacita, maka setidaknya ada tiga prioritas pembangunan di Kabupaten Pelalawan.

Ketiga pembangunan prioritas tersebut menurut pria yang dilahirkan Langgam (Pelalawan) pada 2 Februari 1950 itu, yakni; pembangunan kawasan technopark, pembangunan destinasi wisata Bono di Kecamatan Telukmeranti, dan pengembangan kawasan padi di Kecamatan Kualakampar.

”Jadi, sebagai daerah yang terletak di Pesisir Timur Pulau Sumatera yang berhadapan dengan jalur pelayaran Selat Melaka dan merupakan perbatasan negara, maka membangun Pelalawan berarti membangun Indonesia dari pinggiran. Untuk pengembangan padi di Kabupaten Pelalawan khususnya di Kecamatan Kuala Kampar ini dengan skala agribisnis akan berdampak bagi peningkatan produktivitas  dan kesejahteran petani serta terwujudnya kedaulatan pangan sebagaimana menjadi target dari nawacita. Sudah sejak lama Pulau Mendol dengan luas wilayahnya kurang lebih 30.000 hektar, merupakan lumbung padi bagi kawasan pesisir bagian tengah di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)," papar suami dari Hj Ratna Mainar tersebut.

Bupati HM Harris yang juga pernah menjabat Ketua DPRD Pelalawan dua periode menguraikan, penanaman dilakukan dengan pola tradisional dan sebagian telah terjangkau oleh program dari pemerintah, sebelumnya pada tahun 2015 lalu produktivitas padi mencapai kurang lebih 18.000 ton/kg dengan luas baku lahan 7.380 hektar dan luas tanaman 4.799 hektar. Tingkat produktivitasnya yang sebelumnya atau tahun 2014 lalu  sangat rendah hanya 3,75 ton per hektar, dengan pola tanam sekali setahun. Selain infrastruktur yang kurang memadai, sehingga kesulitan dalam mewujudkan tata kelola air yang memungkinkan untuk meningkatkan pola tanam menjadi IP 200, juga kesulitan mendapatkan benih unggul.

”Saat ini, dengan kerja keras, kerja nyata segala upaya terus dilakukan, melalui sinergitas upaya khusus (upsus) nasional secara bertahap telah membuahkan hasil signifikan. Yakni,  dengan luas lahan 7.380 hektar, menghasilkan produktivitaa lebih dari 5 ton per hektar," bebernya.

Pria yang pernah menjadi Ketua Asosiasi DPRD Kabupaten se-Indonesia (Adkasi) ini mengatakan, Kabupaten Pelalawan dengan upaya inovasi telah memiliki 5 varietas padi unggul  pasang surut yang telah dilepas dan launching yakni varietas cekau, karya, boni, mendol dan inpara Pelalawan mempunyai potensi 8,2 ton. Dengan segala keterbatasan sumber daya manusia (SDM) serta dan infrastruktur pembenihan pada tahun 2013 lau, pihaknya mulai menghasilkan 5,5 ton benih bersertifikat.

”Dan pada tahun 2018 sudah mencapai lebih dari 4,1 ton atau sekitar 24 persen dari kebutuhan, sehingga ketergantungan dari daerah lain semakin berkurang. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih, mari kita wujudkan Kabupaten Pelalawan mandiri benih serta kita tingkatkan kedepannya pengembangan kawasan padi nasional difokuskan pada lahan rawa yaitu melalui program serasi (selamatkan rawa sejahterakan petani), sehingga varietas kita punya peluang pasar yang cukup besar," ujarnya.

Namun untuk peningkatan produksi dan produktivitas, imbuh  Bupati Pelalawan dua periode ini, perlu adanya peningkatkan infrastruktur lahan dan air, alsintan dan sarana prasaran pendukung lainnya yakni untuk mendukung upaya peningkatab IP100 ke IP200.

Apabila kendala ini dapat diatasi, setidak-tidaknya dari Kecamatan Kualakampar ini berpotensi menyumbangkan produksi padi lebih dari 60.000 ton meningkat dua kali dari kondisi saat ini. Untuk itu, dirinya berharap  dengan telah ditetapkan Kabupaten Pelalawan sebagai kawasan padi oleh keputusan Menteri Pertanian yang juga merupakan wilayah perbatasan dengan posisi geografis yang strategis.

”Dengan berbagai potensi tersebut, kami siap menerima penugasan dari pusat dan berharap kawasan padi di Kabupaten Pelalawan menjadi bagian roadmap Indonesia lumbung pangan dunia 2045,” tandasnya.

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/07072019/potretnewscom_8hfh2_1617.jpgBupati Pelalawan HM Harris (kanan) menyalami warga yang menyambutnya saat kunjungan kerja.

Untuk itu dalam percepatan mewujudkan kesejahteraan petani, Harris berharap dukungan dari Pemerintah Provinsi maupun pemerintah pusat. Sasaran akhir dari pembangunan menyeluruh adalah peningkatkan kesejahteraan petani.

Dia berpendapat, dalam rangka modernisaai pertanian dan menyongsong revolusi industri 4.0 perlu dilakukan inovasi atau terobosan baik dari sarana produksi maupun manajemen usaha tani yang memberikan efesiensi pengelolaan usaha tani, baik melalui usaha tani sistem korporasi ataupun dengan sistem terobosan lainnya seperti halnya penyediaan benih unggul dan pembentukan kelembagaan cooperative farming yang telah kita luncurkan beberapa waktu lalu.

”Dan yang saat ini kita lengkapi dengan sentra pelayanan pertanian padi terpadu (SP3T) yang beberapa waktu lalu juga kita resmikan. Sehingga menjadi semakin berkembang. Karena itu, perlu adanya dukungan semua pihak, baik bumdes, BUMD, bulog dan perbankan, sehingga kesejahteraan petani segera meningkat, terwujudnya Pelalawan makmur yakni menuju Pelalawan EMAS untuk kedaulatan pangan," sebutnya. ***

wwwwww