Festival Bakar Tongkang di Bagansiapiapi, Ritual Budaya yang Datangkan Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat Rokan Hilir
Festival Bakar Tongkang. (ISTIMEWA) |
”Festival ini selalu mampu menarik wisatawan untuk datang. Semakin banyak wisatawan datang, dampak ekonominya dirasakan langsung oleh masyarakat. Begitu juga beragam atraksi pendukung yang disiapkan pemerintah Rohil dengan matang,” kata Esthy dalam acara festival yang digelar di Kota Bangansiapiapi, Rabu (19/6/2019).
Esthy juga mengatakan, peran sektor pariwisata sangat membantu menyejahterakan masyarakat di Riau melebihi pendapatan dari sektor lainnya seperti minyak dan gas.
”Di sinilah fungsi pariwisata. Pariwisata hadir untuk terus menyejahterakan masyarakat. Dari mulai penginapan, kuliner, jasa, hingga oleh-oleh. Bayangkan jika satu wisatawan menghabiskan uang Rp500.000 per hari. Jika 75.000 wisatawan sudah berapa miliar uang beredar di Bagansiapiapi," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Rohil mencatat kurang lebih 75 ribu wisatawan hadir dalam event yang masuk dalam kalender pariwisata nasional ini.
Para wisatawan kebanyakan datang dari warga Tiongkok, Taiwan, dan warga keturunan Tionghoa.
”Perputaran uang selama Bakar Tongkang sangat besar. Hotel-hotel penuh. Pedagang kuliner, pedagang perlengkapan berdoa, hingga para penarik becak semua kebanjiran rejeki,” kata Bupati Rohil Suyatno.
Puncak acara Festival Bakar Tongkang sendiri ketika kapal dibakar, peserta begitu antusias untuk melihat arah tiang tongkang itu jatuh.
Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, arah jatuhnya tiang menunjukkan keselamatan dan peruntungan usaha. Di mana peruntungan tahun ini berada di laut berdasarkan jatuhnya tiang. ***
Artikel ini telah tayang di inews.id dengan judul "Festival Bakar Tongkang, Ritual Budaya yang Mendatangkan Nilai Ekonomi di Riau"
Editor:
Akham Sophian