Serangan Fajar Dinilai Bisa Membuka Potensi Korupsi Baru di Kemudian Hari

Serangan Fajar Dinilai Bisa Membuka Potensi Korupsi Baru di Kemudian Hari

Ilustrasi/INDOPOS.

Selasa, 16 April 2019 14:41 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Kebiasaan membagikan uang jelang pencoblosan atau kerap disebut serangan fajar dinilai bentuk pelecehan terhadap demokrasi. Mental bangsa bisa hancur jika terus dilakukan. ”Siapa pun yang terlibat money politic harus ditindak tegas karena merusak nilai-nilai demokrasi dan menghancurkan mental bangsa," kata Direktur Ekskutif Indonesian Public Institute Karyono Wibowo, Selasa (16/4/2019).
 
Karyono menjelaskan serangan fajar akan menggiring opini masyarakat dengan memilih pemimpin yang paling kaya. Masyarakat tidak akan lagi melihat rekam jejak calon.

”Perilaku politik uang ini sama dengan menyogok rakyat. Hal ini tidak memberikan pendidikan politik rakyat yang baik. Ini bukan mencerdaskan tapi pembodohan," ujar Karyono.
 
Kebiasan serangan fajar ini dinilai bisa membuka potensi korupsi baru di kemudian hari. Para politikus terpilih dinilai akan mencari cara untuk mengembalikan modal kampanye dengan mencatut sejumlah proyek saat mendapat kursi jabatan.

”Politik uang ini tidak bisa dianggap remeh karena pengaruhnya memiliki korelasi dengan meningkatnya kasus korupsi di Indonesia," tutur Karyono.
 
Untuk itu, Karyono menganjurkan kepada masyarakat untuk tetap kukuh pada pendiriannya dan tidak mudah terhasut dengan pemberian apa pun. Aparat keamanan diminta tegas menindak siapa pun yang kedapatan memberikan dana kepada masyarakat.

”Potensi politik uang yang dilakukan di malam hari hingga dini hari atau yang sering disebut dengan "serangan fajar" tetap harus diwaspadai," ucap Karyono. ***

Artikel ini telah tayang di medcom.id dengan judul "Serangan Fajar Dinilai Menghancurkan Moral"

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Politik
wwwwww