Sudah 15 Hari Desa Buluhcina Kampar Kebanjiran, Warga Keluhkan Minimnya Bantuan

Sudah 15 Hari Desa Buluhcina Kampar Kebanjiran, Warga Keluhkan Minimnya Bantuan

Banjir di Buluhcina.

Senin, 17 Desember 2018 18:25 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Warga Desa Buluhcina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, sudah 15 hari mengalami kebanjiran. Ketinggian air di pemukiman mencapai satu meter lebih. Hampir seluruh rumah warga yang dilanda banjir di Desa Buluhcina akibat luapan air Sungai Kampar. Meski begitu, warga masih banyak yang bertahan di rumah. Untuk beraktivitas, warga terpaksa menggunakan perahu atau sampan.

Namun tidak semua warga punya sampan. Nazir (44) salah satu warga Desa Buluhcina mengatakan, hingga hari ini, Senin (17/12/2018) sudah 15 hari banjir. ”Saya dan keluarga masih bertahan di rumah. Kami buat panggung di dalam rumah, karena ketinggian air di dalam rumah sekitar satu meter," akui Nazir, Senin.

Dia mengatakan, di Desa Buluhcina ada sekira 800 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir tersebut. "Hampir semua warga yang kena banjir. Sudah banyak juga yang mengungsi," kata Nazir.

Warga, sambung dia, saat ini mengungsi ke rumah keluarganya di Desa Baru dan tempat tetangga yang lebih tinggi. Sejauh ini, warga mengaku belum menerima bantuan yang cukup dari pemerintah setempat.

”Bantuan sembako baru sekali datang. Tapi sudah mau habis pula," katanya. Hal yang sama diakui, Sabariah (51) korban banjir lainnya. Dia mengatakan bantuan dari pemerintah berupa beras, minyak goreng, mi instan, dan telur ayam. Dia mengatakan, saat ini banjir sudah surut sejak beberapa hari terakhir.

”Turunnya sekira 30 sentimeter," kata Sabariah. Para korban banjir ini rata-rata membutuhkan bantuan sembako. Sebab warga tidak bisa bekerja. "Tidak bisa kerja. Kebun sawit dan karet direndam air. Mau keluar saja tidak bisa, karena saya tidak ada sampan," ujar Jefrizal (38), warga lainnya. Menurut dia, di Desa Buluh Cina lebih seribu hektar kebun dan ratusan hektar kebun karet yang dilanda banjir. Perekonomian warga lumpuh.

"Sekarang ini kami cuma bisa cari ikan, kemudian dijual," kata Jefrizal. Dia mengaku juga tidak mengungsi, meski ada posko pengungsian yang sudah disediakan pihak pemerintah setempat.

"Tenda dan dapur umum ada, Pak. Tapi jauh di seberang sana di Desa Baru. Dari desa kami jaraknya sekitar tiga kilometer menyeberang sungai. Uang enggak ada mau bayar ongkos robin (perahu mesin)," sebutnya.

Dia mengaku sejauh ini belum ada warga yang terserang penyakit akibat banjir tersebut. "Penyakit memang enggak ada, tapi kelaparan yang ada. Karena kami baru sekali dapat bantuan. Sementara dapur umum buat makan ke sana jauh. Harusnya di tengah desa dibuat dapur umum yang tinggi. Jadi biar kami lebih mudah dapat makan," tutur Jefrizal.

Sementara itu, pantauan media, banjir di Desa Buluhcina sangat parah. Rumah dan perkebunan warga habis terendam air. Warga juga terlihat cukup ramai mandi di lokasi banjir, terutama anak-anak.

Selain itu, warga memanfaatkan waktu untuk menangkap ikan. Banjir ini terjadi setelah lima pintu air waduk PLTA Kotopanjang dibuka. Sehingga, warga yang tinggal di sisi hilir sungai rata-rata kebanjiran. ***

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Desa di Kampar Riau Ini Sudah 15 Hari Kebanjiran, Warga Butuh Bantuan

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Peristiwa, Kampar
wwwwww