Home > Berita > Riau

Syamsuar Heran, Kementerian Sudah Gelontorkan Rp5 Triliun tapi Masyarakat Riau Tetap "Malas" Replanting Sawit

Syamsuar Heran, Kementerian Sudah Gelontorkan Rp5 Triliun tapi Masyarakat Riau Tetap Malas Replanting Sawit

Ilustrasi.

Selasa, 11 Desember 2018 19:01 WIB
Sahril Ramadana
SIAK, POTRETNEWS.com  - Kementerian Pertanian RI, menyediakan dana sebesar Rp5 triliun untuk peremajaan (replanting) kebun kelapa sawit masyarakat Riau. Namun, hingga saat ini realisasi program tersebut terbilang rendah. Hal itu dikatakan Bupati Siak Syamsuar, Senin (10/12/2018) kemaren. Padahal kata Syamsuar, program peremajaan sawit ini sudah ia sosialisasikan sejak tahun 2012 lalu hingga turun ke desa-desa. Namun, kurang mendapat sambutan dan perhatian dari masyarakat.  

"Mungkin karena kredit yang mahal, atau pasca replanting masyarakat kehilangan pendapatan," ungkap Syamsuar.

Bahkan, kata Syamsuar, hal itu ia sampaikan ke Direktur Jendral Perkebunan RI. Kepada Dirjen ia menyampaikan kurangnya sambutan masyarakat tentang replanting ini merupakan tantangan baginya.

"Setelah saya bilang ke Dirjen soal itu, saya langsung agendakan memanggil dan mengumpulkan pihak-pihak terkait untuk memberikan penjelasan apa yang menjadi masalah sehinga masyarakat tak mau Replanting sementara duit sudah ada,” terang Syamsuar.

Syamsuar mengatakan, semestinya program yang sudah disiapkan pemerintah pusat jangan disiasiakan, ini merupakan kesempatan emas yang harus dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Perlu diketahui, Riau ini salah satu daerah penghasil sawit terbesar di Indonesia, jadi pemerintah pusat akan terus memberikan program kredit usaha rakyat (KUR) khusus Peremajaan Sawit Rakyat (PRS)," kata Syamsuar.

Dulu peremajaan kebun sawit persyaratannya cukup ketat, harus 300 hektar kemudian mengunakan apalis. Namun saat ini, kata Syamsuar, persyaratan peremajaan sawit sudah dipermudah pemerintah dengan sesederhana mungkin, agar masyarakat segera melakukan peremajaan kebun sawit yang diprioritas usia di atas 25 tahun, namun progresnya tetap rendah.

“Kalau dulu ok lah peremajaan kebun sawit persyaratanya berat. Tapi saat ini urusannya sudah sederhana, tetap juga progresnya rendah,” pungkas Syamsuar. ***

Kategori : Riau, Siak, Umum, Lingkungan
wwwwww